Author POV
Hari ini adalah hari Jum'at. Berarti besok adalah hari Sabtu, dan pesta yang diadakan Mrs. Liliane akan diselenggarakan besok malam.
Suasana di VA sekarang menjadi sepi, semua murid pergi menuju toko-toko yang menjual dress dan salon untuk mempercantik diri.
Berbeda halnya dengan Key, perempuan itu justru masih tertidur dengan lelapnya hingga pukul 11 siang.
Tidak ada tanda-tanda bahwa perempuan itu akan terbangun dalam waktu dekat.
"Stt ... dia masih tidur, jangan berisik."
"He'em."
Samar-samar dalam mimpinya, Key merasa ada penyusup mendekatinya. Tetapi, rasanya begitu nyata.
Dan tak lama kemudian, ia membuka matanya. Dan dalam sekejap, bisikan-bisikan itu hilang.
"Huh, untung hanya sekedar mimpi. Kirain beneran ada penyusup," gumam Key sembari mengucek-ngucek matanya.
Saat melihat ke arah jam di dinding, matanya melotot dan langsung terduduk di atas kasurnya.
"Astaga ... besok kan ada pesta, dan aku sama sekali belum membeli dress sama sekali. Ah, tapi terserahlah. Aku juga tidak berniat datang," gumamnya lagi.
Key pun berjalan menuju kamar mandi dengan sempoyongan, tangannya meraih handuk yang digantung di dekat pintu kamar mandi kemudian memulai aktivitasnya dengan mandi.
Tak lama kemudian, Key sudah siap dengan pakaian andalannya. Apalagi kalau bukan baju kaus lengan panjang, tetapi bedanya kali ini adalah ia mengenakan rok.
Waw, Key memang jarang menggunakan rok selain rok seragam sekolah, karena menurutnya rok itu pendek dan membuat gerakannya menjadi terbatasi.
Baju kaus tosca dengan rok putih polkadot yang menambahkan kesan unyu pada dirinya.
"Ini seperti bukan aku, tapi tak apalah. Lagian kan, disini tidak ada Rey, Rival, dan Ven. Aku tidak perlu malu jadinya," Key berujar sembari menatap pantulan dirinya di cermin.
Mengendikkan bahunya kemudian memilih menyeduh teh hijau di dapur asramanya.
Aroma teh yang menenangkan membuat beban di pundaknya terasa melayang, penatnya langsung hilang.
Setelah menghabiskan secangkir teh hijau hangat, Key tiba-tiba teringat kejadian kemarin. Saat ia menemukan sebuah kotak di kamarnya.
Ah iya, Key jadi penasaran. Setelah ia pikir-pikir, tidak mungkin kotak itu untuk sahabat-sahabat lelakinya. Padahal kotak itu jelas-jelas diletakkan di kamarnya.
Ia pun langsung bangkit dan berjalan menuju kamarnya. Key mengambil kotak itu dan melihat bentuknya yang terkesan lucu.
Key menarik pita yang mengikat kotak itu pelan, kemudian membuka kotaknya.
Terlihat sebuah dress selutut berwarna tosca dengan pita di pinggangnya. Lengkap dengan sepatu dan alat make up.
"Lucu deh, kayaknya beneran ini buatku. Masa sih ada yang mau kasih Ven gaun beginian," gumam Key.
Key pun segera menyimpan gaun, sepatu, dan juga make up tadi di lemarinya. Ya untunglah, soalnya Key gak perlu beli lagi.
Melirik jam di tangannya, jam dua belas lewat lima belas. Waktunya makan siang.
Tak mau menyia-nyiakan makan siang karena Key telah melewatkan sarapan di ruang makan, ia bergegas ke sana dan mengambil makanan.
Hari ini ruang makan tidak seramai biasanya, mungkin sebagian besar murid lainnya sedang mencari pakaian yang cocok untuk dipakai esok hari.
Key mengambil tempat duduknya seperti biasa. Tidak seperti murid lainnya yang bergabung dengan kamar asrama lain dengan duduk tidak sesuai meja asrama.
Biarlah dia duduk sendirian. Toh, memangnya siapa lagi yang mau dia ajak makan bareng?
Biasanya, Key memilih untuk meminjam buku dari perpustakaan untuk dibaca di dalam asrama, tetapi karena asramanya kosong tiada penghuni ia pun memilih untuk baca novel di perpus setelah menghabiskan makan siangnya.
"Novel ini bagus, tapi endingnya nggak seru," komentar seseorang di belakangnya, membuat Key berjengit kaget.
Oh iya. Ini perempuan yang sama Rival waktu itu yah.
Siapa namanya? Allisa? Ellisa?
Udahlah, gak penting. Key tidak akan ingat dengan nama orang yang bahkan belum pernah mengobrol dengannya.
"Emangnya ini sad ending atau happy ending?" Key bertanya sembari menunjuk buku yang di bicarakan Ellysa.
Si Ellysa pun mengerutkan dahinya berpikir, "happy ending sih, hanya aja kan kurang sreg gitu. Bener-bener gak nyambung banget hayalan si penulis dengan realita."
"Iyalah Kak, namanya juga novel pasti imajinasi penulis."
"Tapi itukan ceritanya sedih, kan kurang nyambung kalau si tokoh lelakinya ini tiba-tiba balikan sama perempuannya." Ellysa tetap keukeuh mempertahankan pendapatnya.
Key mengendikkan bahunya tidak perduli. "Kenyataannya banyak yang kayak gitu Kak. Kan namanya juga perasaan, kan tidak bisa dipaksa. Mau ceritanya juga sad kan hidup orang tidak selalu menyedihkan."
Ellysa menghela nafas lelah. Susah ya kalau berdebat novel dengan adik tingkat yang satu ini. "Oke, itu cuma pendapatku aja. Kalau mau baca ya silahkan. Tujuanku sebenarnya bukan mau bahas novel sama kamu."
"Mau bahas apa emangnya?"
"Em, gimana yah ... aku tuh cuma disuruh Verro buat ngajakin kamu nyari dress buat pesta besok," ujarnya Ellysa.
Key menggeleng, "maaf ya Kak, tapi aku udah punya dress untuk besok. Jadi gak perlu beli lagi."
"Oh yaudah, aku duluan ya."
"Oke."
🏰🏰🏰
Hayhay
Hayoloh, siapa yang masih nungguin kelanjutan ceritanya. Sowri bat yah karena bikin kalian menunggu lama.
Biasa lah, selain sibuk yah aku juga kadang agak males nge-update kalau liat votenya. Jadi jangan sungkan buat vote dan komen, karena itu yang bikin aku semangat.
Vomment.

KAMU SEDANG MEMBACA
[#2] LIETHER | END
FantasySequel 'The Verrionne Academy.' Please don't copy my story! ~~ Setelah berhasil melewati perang melawan musuh yang merupakan dalang dari segala hal yang terjadi selama satu tahun ia di dunia itu, semua hal yang menjadi rahasia pun satu persatu mulai...