Pemeran Baru

77 14 6
                                    

Hari ini adalah hari pertama Bella di SMA. Dengan seragam putih abu - abu yang terlihat masih baru dan tas biru laut yang ia gendong di punggungnya, Bella melangkahkan kakinya ke kelas barunya.

"Hy Bellaa!!" sapa seorang gadis yang sangat familiar bagi Bella, Kesya.

Sejak pertama kali dibagikan kelompok sampai saat dibagikan kelas, Bella dan Kesya selalu mendapat kelas yang sama. Entah itu kebetulan atau memang takdir mereka untuk tetap bersama karena sebuah cerita belum selesai? Ah, entahlah hanya author yang tau akhir ceritanya bagaimana :)

"Hy Sya," sahut Bella sambil menaruh tasnya di kursi paling depan. Tentunya bersebelahan dengan Kesya.

"Gimana rasanya jadi anak SMA?"

"Gak gimana - gimana sih," jawab Bella malas dan duduk di kursinya.

"Halah, ntar juga bakalan seneng kalo udah ngejalaninnya. Oiya, lo tau kan Bel kata orang SMA itu masa paling indah?" kata Kesya sambil menarik salah satu kursi di dekatnya dan mendudukinya.

"Gak tau juga sih. Tapi gue gak percaya gituan. Lo tau kenapa?"

"Nggaklah Bel,"

"Karena selama gue sekolah di sini, gue bakalan terus merhatiin sesuatu yang paling gue gak suka," kata Bella dengan melirik seseorang yang baru saja datang.

Kesya memperhatikan sikap sahabatnya itu. Ia paham betul apa yang dimaksud Bella. Hm, Bella memang seperti itu bila sudah menyangkut Alan. Oiya, sejak acara graduation itu, Alan berubah menjadi sosok seperti biasanya kepada Bella. Aneh, itulah Alan. Kadang jika didekat Bella dan tidak satu pun teman dekatnya ada, dia akan bersikap baik seperti tidak pernah ada masalah dengan Bella. Tapi, jika ada saja salah satu dari mereka saat Alan bersama Bella, Alan akan berubah menjadi dingin kepada Bella. Jadi Bella sangat kesal sekaligus bingung tentunya karena Alan selalu bersikap mudah berubah kepadanya. Sedangkan Galang saat ini ia sudah tidak lagi bersama Bella dan yang lainnya. Ia sudah pergi. Bukan mati, tapi Galang melanjutkan sekolahnya di Jakarta. Mungkin kalian belum tahu ya, Bella dan lainnya adalah orang Bali dan sekolah di Denpasar. Lanjut deh. Gerald, Fino, Gilang, Kesya, Lisa, dan lainnya masih sati sekolah dengan Bella dan Alan. Namun, tidak semuanya satu kelas. Nisa dan Lisa satu sekolah juga, tapi tidak di kelas IPA melainkan IPS. Walau begitu, Nisa dan Lisa tetaplah teman baik bagi Bella.

Bel tanda dimulainya pelajaran baru saja berbunyi. Tiba - tiba salah seorang siswa datang dengan napas terengah - engah. Bisa ditebak ia habis lari karena datang terlambat. Untungnya, belum ada guru yang mengajar.

"Bel, liat deh siapa yang dateng. Hidup lo miris banget deh," kata Kesya sedikit antusias dan seperti berdrama.

Bella yang tadinya sibuk menulis pun mengangkat kepalanya dan betapa terkejutnya saat ia melihat siswa yang baru saja datang.

"Hisya?" tanpa sengaja Bella memanggil nama siswa itu.

Yah, Bella sudah mengenal Hisya sejak kelas 6 SD. Dia dulu bertemu dengannya saat di tempat les. Tapi sayangnya, Bella tidak satu sekolah dengan Hisya saat SMP. Untungnya, Bella dulu sempat meminta nomor telepon Hisya. Jadi, dari dulu Hisya dan Bella tetap berhubungan baik lewat sosmed dan dapat juga bertemu beberapa kali saat lomba antar sekolahnya. Satu hal yang Bella tak pernah ingin tahu dan sangat kebetulan terjadi. Sebenarnya dulu Hisya adalah salah satu mantan pacarnya Alan namun sangat tersayang. Bella mengetahui hal itu ketika ia sudah pernah mengirimkan screenshoot percakapan Hisya dan Alan saat putus. Sungguh kebetulan. Tetapi setelah mereka sama - sama tahu pernah menjadi seseorang yang dekat dengan Alan, mereka tetap berteman dengan baik.

"Eh, Bella. Kita satu kelas nih?" ucap Hisya ramah sambil menghampiri Bella.

"Iya dong. Kita kan udah jodoh," sahut Bella dengan sedikit bergurau.

"Ah, bisa aja lo,"

Hisya pun terlihat mulai kebingungan mencari tempat duduk.

"Di belakang gue dan Bella aja duduknya," tawar Kesya.

"Iya deh. Makasi ya," Hisya langsung bergegas menduduki tempat duduknya itu.

Di lain sisi, Bella memperhatikan Alan yang dari tadi memperhatikan Hisya. Yah, Hisya gadis yang cantik dan manis. Kulitnya juga putih seperti Bella, tapi dia lebih tinggi. Di saat seperti ini, rasanya ada sesuatu yang menyakitkan datang ke hati Bella. Siapa yang tahu ternyata hingga 3 tahun lamanya Bella masih saja memiliki perasaan yang sama kepada Alan. Hah, menakjubkan hanya beberapa bulan mengenal Alan, sudah membuat Bella menyukainya sampai selama ini.

Beberapa menit setelahnya, guru pun datang dan pelajaran pertama mereka semua dimulai.

Rasanya, setelah perginya Galang ada pemeran baru yang datang menggantikannya. Namun, bukan untuk ada dipihakku, tapi dipihaknya. Kata Bella dalam hati.

Love In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang