Faithful Boy

63 13 6
                                    

Bella mengeluarkan kain dan kertas tersebut. Kenangan tentang Alan pun terlintas lagi dipikirannya. Padahal Bella sudah melupakan semua hal tentang Alan sejak ia tahu Alan sudah dimiliki Hisya. Bella sudah berusaha sangat keras selama enam bulan belakangan ini. Namun hanya dengan melihat hal - hal dari Alan semua kenangan Bella bersama Alan bisa kembali dengan cepat. Bella menutup matanya dan meremas kertas serta kain tersebut. Lalu membawanya ke tempat yang sepi di luar penginapan. Bella mengeluarkan pematik dan membakar kain dan kertas itu bersama dengan kotak yang sudah menyimpannya selama 3 tahun. Setelah semuanya habis terbakar, Bella kembali ke penginapan. Untungnya tidak ada yang melihat kejadian ini. Jadi Bella tidak perlu bersusah payah menjelaskan apa yang ia lakukan.

•••

Tok tok tok

Kesya mengetuk pintu kamar Bella. Tapi, Bella belum juga membukakan pintunya. Tidak ada jawaban juga dari Bella saat Kesya mengetuk pintunya. Kesya mulai khawatir. Ia takut Bella mungkin hilang atau diculik karena semalam setelah Bella pergi ke penginapan sendiri, Kesya tidak melihat Bella lagi sampai pagi ini.

Kesya mencoba mengetuk pintu kamar Bella sekali lagi sambil meneleponnya.

"Lo lagi ngapain?" tanya Dicky yang datang entah darimana.

Kesya terkejut saat mendengar suara Dicky yang orangnya itu entah datang darimana dan sejak kapan ada di sana. Kesya memutuskan sambungan telponnya yang sama sekali tidak dijawab oleh Bella dan memasukkannya ke saku celananya.

"Nyari Bella," jawab Kesya.

"Cewek yang pake earphone dan kayak orang kelainan itu ya?"

"Heh, maksud lo bilang dia kelainan itu apa? Bella tuh gak kelainan ya. Dia tuh pendiam. Gak bacot kayak lo,"

Kesya memberikan tatapan sinis kepada Dicky. Dia tidak suka sahabatnya itu dibilang kelainan. Kesya pun tak memperdulikan keberadaan Dicky lagi dan kembali mengetuk pintu kamar Bella.

"Ish, gak usah marah juga kali. Maaf deh," kata Dicky.

Kesya hanya menatapnya sinis dan meninggalkan Dicky yabg masih berada di tempatnya sedaritadi.

"Eh, kalo lo nyari si Bella itu, tadi gue liat dia di pantai tempat kita kemarin bakar - bakar," teriak Dicky kepada Kesya yabg sudah berada agak jauh darinya.

Kesya membalikkan badannya dan berjalan ke arah Dicky.

"Lo ngapain ke pantai juga? Lo jadi penguntitnya Bella ya?" Kesya memberikan dua pertanyaan sekaligus dengan wajah mengintrogasi.

Dicky menatap Kesya bingung.

"Muka lo gak usah gitu. Gue cuma gak sengaja liat dia keluar dari kamarnya tadi, trus karena gue penasaran sama dia, gue ikutin deh," jelas Dicky.

"Oh. Yaudah makasi aja deh," jawab Kesya sambil meninggalkan Dicky lagi.

"Huh, temennya Gilang pada jutek - jutek amat dah," kata Dicky kepada dirinya sendiri.

•••

Bella duduk di tepi pantai tempatnya dan teman - temannya kemarin berkumpul. Bella menatap lautan lepas yang terbentang di depannya.

Permadani yang indah, tapi tak seindah hidup gue. Cih

Bella berkata dalam hatinya.

Suasana pantai ini mulai menenangkan pikirannya setelah kemarin kembali mengingat masa - masa yang paling dibencinya atau mungkin paling disukainya juga. Kesya yang dari tadi mencari Bella akhirnya menemukan Bella. Kesya duduk di samping Bella yabg saat ini masih belum menyadari kehadiran Kesya.

Love In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang