Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Sudah hampir 6 bulan setelah ke pindahannya ke Jogja. Selama itu pula Bella dan Dafa selalu bersama. Bella sudah menganggapnya seperti kakaknya sendiri. Yah, walaupun Dafa populer di sekolahnya karena tampan dan pintar, untungnya Bella tidak pernah dibully oleh penggemar Dafa hingga saat ini karena Dafa menjelaskan bahwa Bella adalah adik sepupunya. Padahal kenyataannya tidak seperti itu.
Sudah beberapa hari ini Bella dan Dafa sedang menyiapkan diri untuk perlombaan. Namun mereka masih bingung untuk mencari satu anggota lagi untuk perlombaan tim mereka. Akhirnya Dafa menerima satu orang perwakilan yang ingin ikut untuk perlombaan bersama dirinya dan Bella. Hari ini rencananya mereka akan bertemu di perpustakaan saat jam istirahat.
"Kak, mana orang yang kakak bilang? Kok belum dateng sih?" Tanya Bella yang sudah mulai panik karena waktu istirahat tinggal 5 menit lagi.
Dafa memeriksa ponselnya. Tidak ada pesan dari orang yang akan mereka temui. Dafa pun mencoba menelepon orang tersebut. Tapi tidak diangkat. Akhirnya terdengar seseorang masuk dari pintu perpustakaan lalu menghampiri Bella dan Dafa.
"Halo kak." Sapa orang tersebut.
Seketika Bella dan Dafa menghentikan aktivitas mereka dan beralih menatap orang itu. Bella membulatkan matanya saat melihat orang itu. Lalu Bella menutupi wajahnya dengan buku yang ia sedang baca.
"Kamu Dicky kan?" Tanya Dafa kepada orang itu.
"Iya kak. Salam kenal." Jawab Dicky sambil mengulurkan tangannya.
Dafa meraih tangan Dicky, "gue Dafa. Oiya, dan ini Bella."
Dicky tidak terkejut mendengar nama itu karena dia sudah tahu bahwa Bella ikut dalam tim Dafa. Itu adalah salah satu alasan Dicky ingin ikut dalam perlombaan ini.
"Bella. Kenalin nih anggota baru kita."
Bella mengangguk dan berkata, "salam kenal." Tanpa menurunkan bukunya ataupun membalas tatapan Dicky.
Dafa yang melihatnya langsung menurunkan buku yang Bella pegang.
"Apaan sih lo. Temen mau kenalan juga malah ditutupin gitu mukanya."
"Kita udah saling kenal kok kak." Sahut Dicky sambil menatap Bella. Ia tidak melepaskan tatapannya dari Bella dan itu sangat mengganggu Bella. Pasalnya dulu pernah beredar bahwa Dicky menyukai Bella. Awalnya Bella tidak percaya. Namun melihat gerak gerik Dicky saat bertemu dengannya, Bella mulai khawatir hal itu benar dan sampai saat ini Dicky masih sama seperti itu.
"Oohh... Oke. Yaudah kita hari ini gak ikut jam di kelas sampai pulang ya. Gue udah minta izin sama guru pembina kok. Dia juga mau ngasi kita pembinaan." Dafa memberikan penjelasan.
"Yahh... Berarti kalau ada ulangan gimana kak?" Tanya Bella.
"Sementara sampai lomba jangan ikut ulangan harian dulu katanya."
"Oke."
•••
Alan berjalan menuju kantin. Di sana sudah ada teman - temannya yang sedari tadi menunggunya. Langkahnya terhenti saat dirinya bertemu dengan Hisya. Pandangan keduanya bertemu. Namun tidak lama karena Alan segera memalingkan wajahnya dan melanjutkan langkahnya. Yah, sudah beberapa bulan sejak kejadian itu. Benar saja, sejak satu bulan yang lalu Hisya sudah mulai meresmikan hubungannya dengan lelaki itu. Hal itu membuat Alan menjadi semakin membenci Hisya. Tapi tetap saja terkadang tanpa disadari Alan masih memikirkannya.
Saat Alan tiba di kantin, Gerald langsung melambaikan tangannya kepada Alan. Alan mengambil tempat di sebelah Gerald dan langsung mendengarkan obrolan Gerald, Fino, dan teman - temannya yang lain.
![](https://img.wattpad.com/cover/138473873-288-k561346.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silence
Teen FictionBagi beberapa orang cinta bukanlah hal yang mudah. Tak hanya menyukai, tapi harus diungkapkan. Seperti halnya Bella seorang gadis yang sedang duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama. Ia tak pernah merasakan bagaimana rasanya pacaran dan mengungkapka...