Tell Me

23 4 0
                                        

Bella berjalan menuju kelasnya. Di tengah perjalanan, ponselnya berbunyi. Sejak pagi tadi Dafa meneleponnya beberapa kali. Namun Bella tidak mengangkat satupun panggilan itu. Bukannya Bella marah kepada Dafa, tapi dia masih enggan mengobrol dengan Dafa karena ia tahu Dafa pasti akan mengungkit percakapan kemarin tentang Alan bila hubungan mereka sudah membaik. Bella ingin menghindari itu. Dia tidak ingin mengingat kenangan singkat masa lalunya.

"Bella!" Panggil seseorang dari arah belakang Bella. Bella mengenal suara itu. Dicky. Bella tidak berbalik. Dia masih meneruskan langkahnya menuju kelas.

"Bel! Lo dicariin sama Kak Dafa." Ucap Dicky yang saat ini sudah berada di depannya.

"Minggir!" Bella berusaha melewati Dicky yang menghadang jalannya. Tapi Dicky tetap tidak memberinya lewat.

"Lo kenapa sih sama Kak Dafa? Baru juga pacaran."

Bella memberi tatapan tajam kepada Dicky agar menyingkir dari jalannya. Dicky tetap menahan Bella agar tidak melanjutkan perjalannya ke kelas. Bella tetap berusaha sampai - sampai mereka berdua sempat cekcok sedikit.

"Sana temuin Kak Dafa. Dia udah nungguin lo dari tadi di kantin." Kata Dicky sambil tetap tidak memberi kesempatan Bella untuk melewatinya.

"Gue gak mau!"

"Kenapa?" Tanya Dafa yang sudah berada di belakang Bella.

Bella berbalik. Tidak menjawab pertanyaan Dafa. Ia hanya menatap Dafa yang sudah menatapnya juga. Dafa kemudian menarik tangan Bella dan mengajaknya ke suatu tempat yang sepi.
Bella tidak melawan, ia mengikuti langkah Dafa.

Sesampainya di tempat itu, Dafa melepaskan genggamannya. Kemudian ia menatap manik mata Bella. Hangat. Tatapan dari mata Dafa memang mampu memberikan kenyamanan bagi sang penerima. Begitupun dengan Bella.

"Apa?" Bella bertanya agar tidak semakin lama menerima kehangatan dari tatapan Dafa.

"Lo masih marah soal kemarin?" Tanya Dafa hati - hati.

Bella menggeleng, "nggak."

"Trus kenapa lo ngehindar?"

"Gue cuman mau sendiri. Gue ga mau selalu bergantung sama lo." Bella memberikan penjelasan.

"Kenapa?" Dafa mulai mendekatkan tubuhnya selangkah lebih dekat dengan Bella. Diikuti dengan Bella yang ikut mundur. Bella mulai menatap Dafa bingung sekaligus takut. Tatapan cowok di depannya ini sudah tidak seperti tadi. Seakan tatapannya meminta penjelasan tentang kekecewaan yang ia rasakan.

"Kenapa? Maksudnya? Gue cuma gak mau terlalu ngerepotin lo."

"Emang gue pernah bilang bahwa lo ngerepotin gue? Enggak Bel. Kenapa sih semenjak ada nama Alan lo jadi ngejauhin gue? Lo jadi banyak ngerahasiain sesuatu dari gue. Padahal sebelumnya lo udah nganggep gue satu - satunya tempat curhat lo. Alan itu siapa?" Dafa mulai tidak dapat mengontrol emosinya. Yah, memang benar bahwa semenjak Dicky menyebut - nyebut nama Alan dan sejak kemarin Bella bertemu dengan orangnya langsung, Bella mulai menjadi orang yang lebih pendiam dari biasanya. Bahkan dia tidak pernah menceritakan apapun kepada Dafa lagi. Bella juga tidak pernah lagi menghabiskan waktunya bersama Dafa. Selalu menolak dan tidak membalas pesan yang dikirimkan oleh Dafa setiap harinya.

"Gue gak ngejauhin lo. Gue masih tetap anggap lo penting kok. Lo nya aja yang terlalu pengen tau urusan gue." Bella menjawab biasa - biasa saja. "Ada beberapa hal yang gak perlu seorang teman tau," lanjut Bella dengan menekankan kata 'teman'. Ia kemudian meninggalkan Dafa yang masih diam di tempatnya.

Hingga seminggu berlalu, tidak ada diantara keduanya yang saling menyapa. Mereka berdua selalu menghindar satu sama lain. Kerenggangan hubungan mereka diketahui oleh banyak pihak di sekolah, termasuk Dicky. Bahkan saat menerima pengumuman bahwa mereka berhasil lolos ke babak selanjutnya dari lomba yang mereka ikuti, Bella tetap tidak mau membuka pembicaraan dengan Dafa. Selalu Dafa yang memulainya.

Love In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang