Setelah berpikir dengan waktu cukup singkat, Bella akhirnya membalas uluran tangan Alan. Entah kenapa Bella merasa ada sesuatu yang menjalar ditubuhnya dan terhenti dengan degup jantung yang mulai berdetak tidak normal.
Mama Alan melihat kecanggungan diantara keduanya. Dia berpikir mungkinkah sebenarnya mereka sudah pernah bertemu? Tanpa memperpanjang pikirannya, Mama Alan bertanya kepada keduanya dan menghentikan acara perkenalan mereka.
"Kalian udah kenal ya sebenarnya?"
Baik Bella maupun Alan saking menatap satu sama lain dengan tangan yang ternyata masih betah saja saling menggenggam tanpa disadari oleh pemiliknya.
Setelah beberapa detij bertatapan, Bella pun angkat bicara, "Iya tante. Dulu temen sekelas."
"Aduh aduh... Trus kenapa kalian pada diem aja mau tante kenalin lagi? Ada - Ada aja ya anak jaman sekarang." Mama Alan kemudian terkekeh dengan tingkah kedua remaja itu.
Sementara Bella menjawab pertanyaan dari Mama Alan, Alan menyadari bahwa tangan mereka masih bertautan. Namun entah mengapa Alan tidak ingin melepaskannya. Rasanya nyaman. Dia menunggu Bella untuk melepaskannya.
Setelah beberapa Kali menjawab pertanyaan yang dilontarkan Mama Alan, Bella akhirnya sadar akan posisi tangannya dan Alan. Seketika itu Bella melepaskannya karena Bella takut hal itu akan membuat jarak yang lebih jauh lagi dengan Alan. Alan yang melihat itu hanya tersenyum sekilas.
Drrtt drrttt drrtt
Ponsel Bella bergetar. Dia segera merogoh saku roknya. Alan yang berada tepat di depan Bella sekilas melihat nama di layar ponsel Bella. Yah, pastinya bisa terlihat sekilas karena Alan lebih tinggi dari Bella. Bella tidak menjawab teleponnya. Ia sudah tahu maksud orang itu meleponnya. Dengan segera Bella berpamitan dengan Mama Alan. Namun dia tidak mengucapkan sepatah katapun untuk Alan. Hanya tersenyum saja. Tapi Alan tidak membalas senyum Bella. Dia Hanya menatap Bella dengan tatapan dinginnya, seolah menegaskan bahwa tidak dia tidak peduli dan malas berhubungan dengan Bella lagi.
Lain halnya dengan Mama Alan, dia memperhatikan gadis yang baru saja berlalu itu.
"Dia manis ya. Tapi kok walaupun udah saling kenal, kalian ga nyapa atau bagaimana layaknya teman biasa? Apa lagi satu kelas. Gimana sih kamu sama temen sekelas." Kesal Mama Bella. Anaknya ini memang dingin dan angkuh. Tapi tetap saja, jika sudah bertemu dengan temannya, pasti dia akan sedikit menghilangkan sisi buruknya. Namun ini berkebalikan dengan sikapnya tadi. Mama Alan jadi penasaran dengan hubungan Bella dan Alan. Timbul sebuah asumsi bahwa mereka tidak baik - baik saja.
•••
Sementara itu, di Mobil Dafa, dia mencoba menghubungi Bella. Namun tetap saja tidak diangkat olehnya. Ini semua membuat Dafa khawatir.
Too tok
Terdengar suara kaca mobil yang diketuk. Dafa menoleh, dan di sana sudah ada Bella. Dafa segera membuka kunci pintu mobilnya. Setelah Bella masuk, Dafa mencoba bertanya alasan Bella menghabiskan waktu yang terbilang lama untuk ukuran berbelanja di mini market dan hanya membeli beberapa camilan saja.
"Kok lama?" Tanya Dafa.
"Nggak kok. Cuma ada hal yang seharusnya tidak datang lagi," jawab Bella tanpa menatap lawan bicaranya.
"Oke."
Dafa mengerti Bella sedang dalam fase tidak ingin diganggu. Maka Dafa pun melajukan mobilnya.
Di dalam perjalanan pun tidak ada percakapan diantara mereka. Hanya Ada lagu yang diputar Dafa untuk menghilangkan rasa sunyi dalam mobilnya saat ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/138473873-288-k561346.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silence
Novela JuvenilBagi beberapa orang cinta bukanlah hal yang mudah. Tak hanya menyukai, tapi harus diungkapkan. Seperti halnya Bella seorang gadis yang sedang duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama. Ia tak pernah merasakan bagaimana rasanya pacaran dan mengungkapka...