•••
Satu minggu kemudian
"Anak - Anak, kita lanjutkan presentasi ya. Silahkan kelompok selanjutnya." Kata Bu Ani yangengajar mata pelajaran saat ini.
"Bella, ayo." Panggil Kesya.
"Oke"
Kelompok yang beranggotakan Bella, Kesya, dkk maju untuk presentasi. Saat presentasi berlangsung, Alan dan Fino sedang membuat sesuatu di kertas.
"Nah, udah jadi. Angkat - angkat." Kata Fino setengah berbisik kepada Alan.
"Iya."
Alan mengangkat kertas yang tadi ia beri sesuatu.
"Bel, liat tuh." Bisik teman Bella yang ada disampingnya.
"Apaan?" Tanya Bella.
"Duh, itu liat." Teman Bella mengarahkan kepala Bella ke arah Alan.
Terlihat kertas bertuliskan 'Bel' dengan huruf yang digayakan. Entah apa yang ada dipikiran Alan untuk membuat itu.
Ngapain lagi sih? Gunanya apa dia buat gituan? Kata Bella dalam hati.
Beberapa teman - teman sekelas Bella yang melihat hal itu memberikan senyumnya kepada Bella. Senyum seakan mengisyaratkan 'cie' kepada Bella dan Alan. Yup, berita tentang kedekatan Bella dan Alan sudah diketahui oleh teman - teman sekelasnya.
"Cie yang dikasi semangat buat presentasi." Bisik teman Bella yang berada disebelahnya tadi.
"Ish, apaan sih."
Bella mencubit pinggang temannya lalu kembali fokus pada presentasinya.
Setelah kelompok Bella selesai, kelompok selanjutnya adalah kelompok yang beranggotakan Alan, Erlyn, Fino, Gerald, Aurel dan Lisa.
Beberapa saat setelahnya, sebelum menutup presentasi mereka memberikan kuis.
"Oke, sebelum kami akhiri presentais kali ini, kita akan mengadakan kuis. Bagi yang ingin ikut silahkan maju ke depan." Kata Erlyn.
Alan yang tak henti - hentinya melihat Bella, berbisik kepada Erlyn.
"Karena baru empat, kita tambah lagi satu ya." Erlyn menatap Bella penuh arti. "Saya minta Bella ikut berpartisipasi."
Mata Bella terbuka sempurna. Ia terkejut dengan panggilan Erlyn.
Pasti dia yang bisikin. Batin Bella.
Bella berdiri dari tempat duduknya menuju ke arah Erlyn dengan wajah yang mengekspresikan ketidaksukaan.
"Maaf Bel, tadi yang nyuruh gue manggil lo si Alan." Bisik Erlyn sambil memberikan soal kepada Bella.
Bella hanya mengangguk kepada Erlyn.
Setelah kuis berlangsung, para siswa siswi yang ikut dipersilahkan kembali ke tempat duduk masing - masing setelah diberi hadiah berupa permen. Bella yang tidak ingin berlama - lama di depan, memutuskan untuk tidak mengambil jatah permennya dan berjalan menuju tempat duduknya.
"Bella, tunggu. Ini permen lo." Teriak Erlyn.
Bella membalikan badannya diikuti sorakan dari teman - teman sekelasnya.
"Nih." Kata Alan sambil menyerahkan permen kepada Bella.
Bella terpaku sebentar. Bagaimana bisa Alan yang menyerahkan permen kepada Bella. Sedangkan teman - teman lainnya diberikan oleh Aurel dan Lisa. Sangat mengejutkan!
"Woi, ambil." Kata Alan yang berhasil membuat Bella tersadar.
Bella mengambil permen dari Alan lalu kembali ke tempat duduknya dengan wajah yang sedikit memerah karena malu. Perjalan Bella menuju tempat duduknya diikuti sorakan dari teman - temannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silence
Fiksi RemajaBagi beberapa orang cinta bukanlah hal yang mudah. Tak hanya menyukai, tapi harus diungkapkan. Seperti halnya Bella seorang gadis yang sedang duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama. Ia tak pernah merasakan bagaimana rasanya pacaran dan mengungkapka...