Pulang. Hanya itu yang Bella inginkan setelah menonton film tadi. Tapi Bella malah harus mengubur keinginannya itu karena saat ini Alan dan Hisya juga ikut bergabung dalam petualangan Bella dan teman - temannya. Berat sekali rasanya bagi Bella saat ia harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk melihat Alan dan Hisya.
"Mumpung Hisya dan Alan baru gabung, kita jalan - jalan kemana gitu lagi," ajak Dicky.
Mereka semua baru saja keluar dari mall dan menuju mobil masing - masing. Yah, supir mereka sudah menunggu di mobil.
"Gue capek Dic. Kalian aja yang pergi ya. Gue pulang duluan naik taksi," Bella menolak usul Dicky. Bella pun membalikan badannya dan melambaikan tangan kepada semua temannya. Lalu ia berjalan ke arah jalan raya.
"Eh Bella!!"
Kesya berlari dan menahan Bella pergi.
"Yaudah sih jalan - jalannya ditunda dulu aja gimana? Kalian kan baru sampe di Bali juga. Pasti capek kan," kata Hisya.
"Iya tuh. Gue juga capek. Pasti kasur dan guling gue juga udah menunggu untuk ditindas," kata Gisel sambil merentangkan tangannya seakan sudah ada di atas kasurnya.
"Elah, kasur lo nggak kangen sama lo. Palingan mereka berharap tuannya gak dateng," ejek Gilang.
Gisel memanyunkan bibirnya dan menyipitkan matanya sambil menatap Gilang kesal. Sedangkan teman - teman yang lainnya tertawa melihat wajah Gisel.
"Aduhh... Padahal gue lagi pengen - pengennya jalan - jalan," kata Dicky sambil mengacak - acak rambutnya.
"Lo aja sana sendiri. Kita udah capek," kata Gilang.
Kesya pun kembali dengan sedikit menyeret Bella karena Bella masih saja tidak mau ikut dengan Kesya.
"Lepasin gue Sya. Gue capek banget. Badan gue rasanya gak ada tenaga nih," Bella terus berusaha agar Kesya tidak bisa menariknya.
"Gak jadi kok perginya," kata Gilang.
Bella pun berhenti berusaha melepaskan diri dari Kesya. Kesya juga berhenti menyeret Bella.
"Baguslah," ucap Bella lega sambil mengelus dadanya.
"Kalo gitu gue sama Hisya pulang ya," pamit Alan.
Pulang aja sana. Lebih cepat lo pulang, lebih cepat hati gue sembuh
Kesal Bella dalam hatinya.
"Oke deh. Hati - hati ya," kata Dicky dan Gilang.
"Oiya Lan. Happy mensiv yang ke 6 bulan ya," kata Clara sambil menjulurkan tangannya kepada Alan dan Hisya.
Alan dan Hisya membalas juluran tangan Clara.
"Makasi," jawab keduanya.
Setelah bersalaman dengan Clara, teman - teman yang lainnya juga ikut memberikan selamat kepada Alan dan Hisya, termasuk Bella. Lalu, mereka pun berpisah dan masuk ke mobil mereka masing - masing.
•••
3 minggu kemudian...
"Bel, ntar pulang sekolah temenin gue ke toko bunga ya," ajak Kesya yang berdiri di sebelah Bella.
"Ngapain?"
"Disuruh ngambil pesenan nenek gue," jawab Kesya.
"Oke," setuju Bella.
"Makasi Bella," Kesya memeluk Bella dengan wajah yang penuh senyum. Bella pun membalas pelukan Kesya.
Sepulang sekolah, Bella sudah menunggu Kesya di gerbang sekolah sesuai janjinya. Kesya masih berada di kantin untuk membeli cemilan yang bisa dimakan selama perjalanan ke toko bunga. Sudah lima menit sejak Kesya pamit ke kantin. Bella memperhatikan para siswa yang sedikit demi sedikit meninggalkan sekolah. Matanya berhenti disatu orang siswa yang mengendarai motornya dari tempat parkir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silence
Teen FictionBagi beberapa orang cinta bukanlah hal yang mudah. Tak hanya menyukai, tapi harus diungkapkan. Seperti halnya Bella seorang gadis yang sedang duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama. Ia tak pernah merasakan bagaimana rasanya pacaran dan mengungkapka...