[7] Rapat Guru dan Kantin

40.5K 1.8K 79
                                    

09.30
Class XI IPA 2

"Sye, Ayuk ke kantin " Dira mengemasi alat tulisnya.

"Sye gak ikut ah, Sye ngantuk " Ucapnya, dan langsung menidurkan kepalanya di atas meja.

"Yaudah, pas pelajaran jangan ngeluh laper lo, gue ketekin nanti " Caca mengangkat ketiaknya.

" Iya-iya, udah nih, Sye ngantuk " Seru Syena tanpa mau membuka matanya.

Kelas sudah kosong. Hanya ada dirinya sendiri, sehingga hening menyapanya. Suasana mendukungnya untuk tertidur. Sampai ia sadar ada seseorang yang masuk ke kelas dan berjalan menuju mejanya. Syena sempat membuka mata, melihat Reynand yang baru saja duduk dan bermain ponsel. Lalu ia menutup matanya kembali. Pelajaran kedua nanti adalah Fisika, jadi Syena tidak boleh ngantuk.

Ah, Fisika? Syena membuka matanya lebar lebar, ia lupa dengan PR Fisika nya. Siapa yang ingin Syena mintai tolong disini? Ia tidak mau lancang mengambil buku dari tas sahabatnya.
Lalu hatinya menyuruh untuk bertanya kepada Reynand.

" Rey, udah buat PR Fisika? " Tanya nya sembari berjalan ke arah meja Reynand.

Reynand tetap menatap ponselnya.

"Udah belum ?? Sye mau liat " kembali. Ucapan itu tetap di anggap angin lalu oleh Reynand.

" Rey, Sye nanya iniiii " Syena geram, ia sedikit menoyor kepala Reynand. Membuat Reynand bungkam. Seumur umur, belum ada yang berani menyentuh kepalanya seperti Syena.

" APA APAAN LO? " Bentak nya yang tidak terima perlakuan Syena.

" Iiihh, udah dingin, ngomong irit, kerjaanya bentak Sye mulu, dasar Rey jelek, wleee " Syena menjulurkan lidah, lalu membalikkan badannya menuju meja dimana ia duduk. Dan berusaha mengerjakan PRnya sendiri.

Apa? Dia gituin gue, dan gue cuma diem? Kok cuma dia sih yg berani sama gue? , Batin Reynand.

" Rey pasti belum buat juga kan " Tebak Syena tanpa mengalihkan pandangannya.

" Sye heran sama Rey, Rey kapan bisa ngomong? Kaya anak bayi. Atau Rey sariawan mangkanya diem? Eh tapi kan Rey diemnya tiap hari. Berarti Rey sariawan nya tiap hari? Kasian, gak ada obatnya ya pasti? " Syena berceloteh ria.

" Rey, kalo misalnya Sye pindah sekolah ke Aussie gimana? Soalnya Sye kangen mama sama papa " Tanya Syena.

Ni cewek apaan si, kenal juga enggak, Batin Reynand.

" Ah, tapi pasti ribet. Dira Caca Cika bakal kangen berat nanti, hehe " Ia terkekeh sendiri.

🍫🍫🍫

Kelas sedang kosong, tidak ada guru yang masuk, karena sedang diadakan rapat. Entah mereka membicarakan apa. Cika memundurkan kursinya, untuk mengambil penanya yang terjatuh.

" Awwhh , Cika, tangan Sye kejepiiiiiiiit!!! " Pekik Syena.

" Eh eh sorry sorry, lo ngapain lagian jepitin jari sendiri. Bego dasar " gerutuan Cika, mendapatkan sentilan di keningnya.

" Eh lo yang bego. Ya kali dia jepitin " Ucap Dira.

" Kok jari Lo gak putus sekalian Sye? Gue mau liat, penasaran sama tulang, pengen liat langsung " Ucap Caca sambil memperhatikan jari jari Syena yang memerah.

" Iiiiih, jari Sye kesakitan iniiii " Syena memanyunkan bibirnya.

" Yaudah, sana ke UKS minta Obat merah sama anak PMR yang ada di--" Seruan Dira terpotong saat mendengar teriakkan lantang dari seseorang.

" WOII DIEM WOOII " Max berteriak menenangkan teman kelasnya.

" WOI LO YANG HARUSNYA DIEM " Dira berteriak membalas Max.

Syenand [Sudah Terbit Check‼️] hahaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang