[11] Back to Jakarta

36.9K 1.6K 20
                                    

Bagi Syena, Study tour ini terasa begitu cepat. Apa yang lain juga begitu? Seperti saat ini. Rombongan SMA Kemilau Garuda sudah menaiki pesawat Garuda, yang akan membawanya kembali ke Jakarta.

Syena memiliki hobi baru, yaitu duduk disamping Reynand. Awalnya Reynand sering menolak, bahkan mengusir, tapi bukan Syena namanya kalau menurut begitu saja.

Ia merasa bosan. Ia tidak membawa novel, komik, ataupun anak ayam yang bisa diajaknya bermain. Ya sekedar menghilangkan suntuk. Reynand? Ia sedang tidur.

Tapi Syena benar benar bosan untuk saat ini. Diliriknya Reynand. Apa mungkin lelaki ini beneran tertidur?
Syena menusuk nusuk pipi Reynand dengan jari telunjuknya yang mungil.

Reynand menepisnya kasar, tanpa repot repot membuka mata. Syena kembali menusuk nusuk pipi mulus itu. Enak dan seru menurutnya.

" Apaan si lo?! " Reynand memandangnya tajam. Setajam silet.

" Sye bosen nih " Ia memindahkan jari telunjuknya ke lengan Reynand, menusuk nusuk ditempat berbeda.
Tapi lelaki yang kini memakai hoodie abu abu dan celana hitam menghiraukan keluhan bocah itu.

" Sye mau bobo juga " Ia merampas lalu memeluk lengan kiri Reynand, untuk menjadikan gulingnya. Apakah Reynand menerima begitu saja?

" Lepas! " Katanya dengan datar dan dingin. Hal itu tidak membuat Syena melepaskan pelukan ditangan itu, ia malah berpura pura mendekur, layaknya bapak bapak botak nan buncit yang suka mengganggu kenyamanan tidur istrinya dengan suara dengkuran itu.

Reynand berdecak karena tak berhasil melepaskan pelukan itu. Saat ini ia juga merasa kantuk menyerang. Akibat bangun jam 3 pagi, dan tidak bisa melanjutkan tidurnya.

1 jam 15 menit kemudian...

" Bangun " Syena terbangun. Reynand manarik lengannya dri tangan Syena.

" Udah nyampe ya Rey? " Syena menguap lebar seperti kudanil " aduh, Sye nyenyak banget tidurnya, apalagi ada guling, hehe " kekehnya. Reynand memandang sinis. Karena lengannya dijadikan guling, ia jadi tidak bisa bergerak sama sekali, alhasil tangannya pegal pegal.

Setelah selesai mengambil koper, Syena sudah ditunggu ayah dan ibunya. Mereka sengaja menjemput gadisnya itu. Mereka tidak bisa jauh jauh dari putrinya dalam jangka waktu yang cukup lama. 3 hari contohnya.

" Mamaaaa Papaaaa " Pekik Syena seraya melambaikan tangannya. Keduanya pun membalas lambaian tangan diiringi senyum mengembang.

Syena menghamburkan pelukan ke Mama dan Papanya. Merindukan sosok orang yang melahirkannya ke dunia, dan orang yang kerja keras untuk membiayi hidup mereka.

" Capek sayang? " Tanya Sevan sambil mengelus puncak kepala Syena.

Syena menggeleng disertai senyuman.

" Papa mama udah lama? " Tanyanya.

" Baru 15 menit lah, yaudah, yuk pulang " Mita menarik Syena ke dalam mobil. Sedangkan Sevan, mengangkat koper berwarna merah muda anak gadisnya kebagasi mobil.

🍫🍫🍫

08:00
Kamar Reynand

Reynand tidur diatas kasurnya dengan kaki yang masih menapak di lantai. Matanya kini sedang memandang langit langit kamar.
Memikirkan tentang seseorang. Seseorang yang membuatnya jengkel. Mengapa ia bisa bertemu dengannya? Mengingat pertemuan pertama mereka, dimana dirinya baru keluar dari ruangan kepala sekolah kemudian ditabrak gadis itu, sampai kejadian tadi dipesawat. Dimana lengannya dijadikan guling.

Syenand [Sudah Terbit Check‼️] hahaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang