Happy reading:)
07:05
SekolahTadi, Syena rasanya sudah ingin melompat dari mobil Reynand. Yang biasanya 15 menit sampai dengan kecepatan standar, berubah menjadi 7 menit dengan kecelatan maksimal. Untungnya Reynand si mantan badboy meminta Pak Wowok membuka gerbang, karena ia anak kepala pemilik sekolah. Dasar!
Syena berjalan mendahului Reynand. Ia kesal. Dan Reynand mengetahui itu. Tapi Reynand hanya membiarkannya. Paling 2 jam lagi balik seperti awal pikirnya.
Anak murid kelas X menatap Syena aneh. Syena tak kalah menatap mereka lebih aneh. Sampai akhirnya ia menapak di kelas XI IPA2. Tidak ada guru. Karena Bu Maya, guru muda yang selalu heboh dengan sanggul miringnya tidak masuk. Pasti ia sedang menonton di youtube 'Tutorial sanggul ala Pramugari tidak ribet '
" Apasi? " Tanya Syena heran tatapan Max terhadap dirinya.
Max menggeleng " Tanya aja dah sama temen lo. Gak berani jawab gue. Nanti lo terkam " Max membuang mukanya.
" Diraa,Cikaa,Cacaa... Sye kenapa? " Tanyanya dengan puppy eyes.
" Lo... Lagi mens? " Caca menebak. Syena menggeleng polos.
" Kok jerawat lo gede banget sizenya?"
Dira terkekeh." SYE GAK JERAWATAN! " Bentak Syena.
" Bisulnya masih sakit? " Tanya Cika, menggoda Syena.
" SYE GAK BISULAN! " Syena mengepalkan tangannya.
Seru sepertinya membully Syena bersama sama pikir Max.
" Tumor dong? Daging tumbuh? " Max ikut ikutan menggoda Syena.
" SYE GAK TUMORAAAAN!!!! " Teriaknya sambil menghentakkan kaki kanan. Sangat menggemaskan.
Ia tahu, pasti yang dimaksud jerawat, bisul, bahkan tumor itu adalah benjolan tadi. Reynand hanya memerhatikan Syena dari jauh. Karena ia, Syena jadi bahan godaan teman teman Syena sendiri.Dengan wajah merah menahan emosi. Syena duduk di bangkunya yang tidak jauh dari Reynand. Syena menatap Reynand tajam. Tatapannya seperti berbicara 'Sye kesel sama Rey'.
Sungguh. Reynand ingin tertawa melihat wajah menggemaskan itu.Dira berbalik duduk didepan Syena. Puas baginya mengolok olokan Syena.
" Jerawat, bisul, tumor atau semacamnya yang ada di jidat lo kenapa? " Dira menahan tawanya.Syena menatap sinis. Ia menulis di kertas lalu ditunjukkan ke Dira, Cika, Caca, yang bertuliskan 'Sye mogok bicara!'
" Alhamdulillah. Akhirnya lo bakalan diem. Thanks god " Cika merapatkan kedua tangannya.
Kok? Kok? Aduuuuuh. Baikin dong Sye nya! , Batin Syena.
🍫🍫🍫
Bel istirahat kedua sudah berbunyi 2 menit yang lalu. Caca menghadap ke Syena " Ayoook. Ikut gak lo? " Tanya Caca. Syena sebenarnya lapar. Ia belum makan dari istirahat pertama bahkan tidak sarapan karena sudah terlambat. Tapi ia harus bisa menahan. Ia harus terlihat jual mahal.
Syena menggeleng menjawab ucapan Caca. " Oohh yaudah. Sayang banget ya lo lagi mogok ngomong. Padahal kita mau ngomongin hangout ke mall pulang sekolah nanti. Eem... Berarti lo gak ikut kan? " Goda Caca.
Syena berpikir. Kalau untuk urusan hangout ke mall, sepertinya ia tidak bisa menolak. Tapi bagaimana dengan jual mahal dan mogok bicara itu? Ah persetanan. Ia tidak bisa menolak.
Dira dan yang lainnya tau Syena tidak akan menolak. " Ah, lama deh. Udah yok, tinggalin aja " Dira dan yang lainnya belagak ingin pergi, tapi Syena menahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syenand [Sudah Terbit Check‼️] haha
Novela JuvenilNyari Cerita cewek polos yang ngeselin, dan ketemu seorang laki laki dingin, mantan badboy? Nyari cerita tentang persahabatan juga? DISINI! [!] Warning, dapat menyebabkan gregetan, keringat dingin, dan serangan jantung. *gak! gak selebay itu kok, he...