[35] Congor Bu Meta

32.8K 1.4K 61
                                    

Happy reading:)

14:12
Kelas XI IPA 2

Murid murid sudah mendesah frustasi melihat Bu Meta si guru killer yang hobinya membuat dosa anak murid. Bu Meta tipe guru yang suka sekali mengkorupsikan waktu. Lihat, bel jam pulang sekolah sudah berbunyi dari 12 menit yang lalu, tapi guru yang sedang mengenakan highheels kuning tak seirama dengan bajunya yang merah belum kunjung memberikan tanda tanda akan mengakhiri penjelasan tentang pelajaran.

Tak terkecuali dengan 8 orang ini. Kalian pasti dapat menebaknya. Helaan nafas berat berkali kali sudah dikeluarkan Syena. Bahkan 4 lembar kertas sudah dipakai untuk menggambar wajah menyebalkan Bu Meta. Tangan Syena keram, ia menghentikan gambarannya dan memilih bermain SOS dengan Max. Walaupun Max duduk persis dibelakangnya, ia rela memutar badannya 180°.

" Bego lo! Mana bisa nambahin 'S' seenaknya! " Sarkas Max.

" Yang penting jadi SOS " Ia tersenyum manis kearah Max yang membuatnya ingin muntah.

Reynand yang lagi memperhatikan Syena tersenyum tipis. Gadis itu menggemaskan sekali!

" Ya tapi kan itu udah lewat dari kotak, seenak jidat lo kali, main nambah nambahin " Max mengambil penghapus dan menghapus huruf 'S' yang dibuat Syena di luar kotak.

Syena menampar pelan pipi Max " Gak mau ih! Main apus apus aja. Nanti Sye kalah dong! "

Walaupun kelas mereka menggunakan AC, tapi ada jendela yang terbuka sehingga membuat angin luar masuk kedalam kelas. Angin itu membawa terbang kertas gambaran Syena tepat leher Bu Meta.

Bu Meta berbalik menemukan selembar kertas terjatuh didepan sepatunya. Ia membuka dan matanya melotot ketika melihat gambaran itu.

" SIAPA YANG GAMBAR INI HA!? " Teriaknya yang dapat di dengar seluruh dunia. G. Bahkan beberapa murid yang terlelap dikelas itu, kelas sebelahnya, dan kelas lantai bawah langsung terlonjak kaget.

Syena spontan berbalik melihat Bu Meta yang mengacungkan selembar kertas itu. Ia menahan tawa karena hasil karyanya dilihat oleh objek yang sudah ia pilih sendiri.

" SIAPA!!?? " Teriaknya lagi. Sama halnya dengan Syena, Dira, Cika, Caca, Keenan, Ethan, Aldo, dan murid laij juga tampak menahan tawanya. Rasanya puas melihat guru yang membuat mereka kesal, sekarang malah guru itu yang kesal.

Bu Meta meremas kertas itu, dan membuatnya ke sembarang arah. Tangannya terlipat di depan dada " Gak ada yang ngaku? Hadeh... " Ia memijat pelipisnya " Gimana bangsa ini mau maju kalau muda mudinya saat ini susah untuk jujur? Apa kalian akan mengikuti jejak para pemimpin kalian yang saat ini suka berlomba lomba untuk korupsi? " Tangannya bertengger di samping pinggang " Gimana kalian mau sukses tetapi kalian seperti memiliki dendam pada guru kalian? Akibatnya pelajaran yang harusnya kalian terima dengan baik tetapi malah seperti angin lalu. Masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri *bla bla bla " Murid murid kembali mendesah frustasi. Syena ingin jujur, tetapi ketiga temannya melarang keras.

Aldo menggelengkan kepalanya berulang kali " itu mulut terbuat dari apaan coba!? Gue yang dengernya aja berbusa ini telinga!! " Erangnya.

Keenan memajukan badannya agar Aldo dapat mendengar " Dari kerang bocor pasti! "

Buru buru tangan Aldo menutup mulutnya aga tidak didengar oleh Bu Meta bila dirinya sedang menertawakan guru itu. Ethan yang sedari tadi hanya diam, kini mengangkat tangannya tiba tiba.

" Kalian itu kalau sudah besar, dan menjadi seorang-- Ada apa Ethan? " Tanyanya ketika melihat Ethan mengacungkan tangan tinggi tinggi.

Ia menghela nafas berat " Cepet dong bu, capek ini " Sontak semua mata melihat kearahnya kaget kecuali Reynand, karena cara ngomong Ethan terlampau dari kata santai.

Syenand [Sudah Terbit Check‼️] hahaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang