[31] Jantung

33.6K 1.5K 31
                                    

Happy reading:)

05:15
Rumah Reynand

Tidak terasa, waktu sudah sore. Reynand terbangun dari tidurnya. Ia yang tertidur disisi ranjang melihat ke arah depan. Mana anak itu? Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, tapi belum menemukannya.

Walaupun kesadarannya belum terkumpul sepenuhnya, buru buru ia lari turun ke bawah mencari sesosok anak kecil yang bersarang di tubuh gadis remaja.

Ia terdiam melihat keadaan ruang tvnya. Oh tidak! Bahkan saat ia berjalan ke arah dapur, hasilnya sama sama berantakan. Apa yang terjadi pada Syena? Dimana gadis itu? Dan mengapa rumahnya seperti terkena gempa bumi berkekuatan 9,0 skala Ricther?

Ia sibuk menjelajahi rumahnya yang besar. Sibuk mencari keberadaan si cacing pita.

Lelah mencari, Reynand mendudukkan badannya diatas sofa depan tv.

" Dimanaaa!? " Geramnya sendiri sambil mengacak rambutnya frustasi. Sampai tiba tiba suara cempreng menggelegar layaknya rentenir menagih utang, atau ibu kos yang meminta tunggakan membuat kepalanya menoleh cepat kearah sumber suara.

" SYE PULAAAANG!!! ASSALAMUALAIKUM BEIJING HIHIHI...  " Ia terkikik geli sambil menyeret sekantong plastik besar hasil belanjaannya di super market.

" Rey udah bangun? " Tanya nya dengan senyum yang lebar. Mana Syena yang tadi? Secepat itu ya perubahannya?

Reynand yang gemas langsung menarik pergelangan tangan Syena untuk duduk disampingnya. Matanya menatap tajam ke arah Syena membuat gadis itu memejamkan matanya sendiri.

" Apa sih Rey liatnya gitu? Nyeremin! " Katanya masih dengan mata terpejam.

Reynand menyentil kening gadia itu, membuat Syena meringis " Kemana!?"

Syena membuka matanya dengan dan tersenyum lebar. Selebar cintaku pada mu. G. " Sye abis shopping nih Rey, beli ini " Ia membongkar belanjannya tanpa Reynand pinta.

" Sye beli indomie, bubur cerelact, chiki chikian, susu ultra, kornet, and theeeenn... " Ia menggantungkan ucapannya " COKLAAAT!! " Serunya bahagia. Melihat Reynand masih dengan wajah geram, membuat senyum Syena pudar.

" Kenapa pergi!? " Syena menunduk. Menatap perutnya dengan iba.

" Sye laper " ia mengusap lembut perut ratanya. Reynand mengangkat dagu gadis itu agar dapat menatapnya lekat.

" Kenapa gak bilang? " Yang ditanya mengerucutkan bibirnya.

" Masa Sye mesti bangunin Rey? Sye tau kok, Rey pasti kecapekan kan? Sye gak mau makin makin makin makin makin ngerepotin Rey " ia menundukkan kepalanya merasa bersalah.

Reynand mengacak rambutnya. Lalu satelahnya, ia menangkup dan membingkai wajah Syena " Lo gk perlu mikirin gue! Di luar sana banyak orang jahat. Kalau mereka nyulik lo gimana!? Lo pikirin dong diri lo sendiri! Udah bisa belom jaga diri hm!? " Tidak sadar, Reynand membentak Syena dan ia sudah menjatuhkan air matanya. Mengapa Reynand jadi semarah ini sih?

" Rey... " Lirih Syena, membuat Reynand tersadar. Apa yang ia lakukan?

Reynand menghapus jejak itu " jangan nangis " ucapannya lembut diiringi usapan lembut di kepala Syena.

Syenand [Sudah Terbit Check‼️] hahaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang