[15] Syena tersesat

35K 1.5K 11
                                    

Happy reading:)

01:58
Kelas XI IPA 2

30 menit yang lalu bel pulang sudah berbunyi, tapi di kelas ini tinggal beberapa orang saja.

" Gue deluan ya, tante gue kawin! " Ucap Dira sambil menyandang tasnya dibahu. Ia tadi pamit kepada ketiga sahabatnya. Ketiganya mengangguk sebagai jawaban.

" Ha? Kawiiin? Lo... Mau liat tante lo kawin? " Rupanya Keenan menguping.

" Eh gilak lo ya!? Lagian nyamber aja sih " Omel Dira.

" Dih? Tadi lo sendiri yang bilang " Keenand berkacak pinggang.

" Ck. Yaudah iya typo " Ia memutar bola matanya malas.

" Aduuh! udah deh, Sye budeg denger kalian ribut mulu " Ia menatap Keenan dan Dira bergantian "Sekarang Sye mau pamit. Supir Sye udah otw pintu, bye " Sambungnya.

Merasa diomongi, Reynand berbalik, mendapatkan Syena yang udah di depannya dengan jarak yang dekat.
Reynand menajamkan penglihatannya.

" Apa? " Tanya Syena polos. Reynand kembali berbalik, dan melanjutkan jalannya. Sampai ia berhenti di dekat parkiran motornya, dirinya merasa Syena masih mengikuti, ia berbalik.

" Ngapain? " Ucap Reynand dengan datar. Sedatar penggaris Bu Dayu.

" Pulang " Ia tersenyum.

" Sama? "

" Supir " Ia menunjuk Reynand dengan jari kelingking. " Gue gak mau! " Reynand menaiki motor, dan memasangkan helmnya " Dan satu lagi, gue.bukan.supir! " Lanjutnya dengan penuh tekanan. Lalu Reynand menjalankan motornya, meninggalkan Syena yang kesal.

" Di tinggal mulu! Kapan gitu di tawarin 'Ayok Sye, kita pulang, sekalian beli Ice Cream dulu' " Ucapnya pada diri sendiri. Dua detik kemudian ia tertawa dengan pikiran tak masuk akalnya.

" Sye pulang naik apa ya? Angkot? gak berani. Supir? Lagi pulang kampung. Rave? Gak deh gak! Eeemm... Ojek online? Ah iya, ojek aja! " Syena mengeluarkan ponselnya, tapi ia baru ingat ponselnya lowbat. Sial.

Syena duduk di Halte samping gerbang. Ia masih tidak tahu apa yang akan membuatnya sampai kerumah dengan selamat. Sekolah sudah sepi.

Syena menghela nafas. Ia mencoba berjalan dari sekolah ke rumahnya. Jika dari rumah ke sekolah atau sebaliknya dengan menggunakan
kedaraan menghabiskan waktu 15 menit paling cepat, bagaimana dengan yang jalan kaki? Belum lagi waktu untuk istirahat sejenak. Syena yang malang.

Reynand terjebak dilampu merah. Ia mengambil ponsel, karena ada panggilan masuk, dan panggilan itu dari Dara.

" Kenapa Ma? "

" Kamu pulangnya sama Syena kan? "
Dara meletakkan majalah yang tadi dibacanya.

" Eem... Tadi udah aku tawarin, tapi dia gak mau " Jawabnya bohong.

" Loh? Gak mungkin, masak iya? Kok kamu gak maksa? "

" Ngapain aku paksa kalau dia gak mau? " Melihat lampu sudah berganti menjadi warna kuning, Reynand tersenyum. Ia bisa lolos dari seruan Dara.

" Ya tap--- " Reyand memotong " Ma, lampunya udah kuning, aku jalan " Ia langsung mematikan tombol dengan sepihak.

🍫🍫🍫

Gadis itu berjalan sambil memikirkan kejadian yang sudah berlalu, sampai tak sadar jalan yang dipilihnya entah membawa Syena kemana.

" Eh? Sye dimana? " Ia mengedarkan pandangan, merasa langit mulai gelap, Syena melihat jam hitam di lingkar tangannya. " Ha!? Ini udah jam 6? " Ia menepuk keningnya. Geram. Tapi setelah itu, ia melihat pedagang Ice Cream, dengan wajah ceria, dihampirinya bapak tua tersebut.

Syenand [Sudah Terbit Check‼️] hahaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang