[30] Second

33.5K 1.5K 37
                                    

Happy reading:)

07:00
Kelas XI IPA 2

Reynand berjalan cepat menuju ruang UKS. Sampai di depan pintu, ia membukanya dengan paksa. Terlihat dimatanya seseorang yang lemas tak berdaya sedang terbaring diatas brankar. Reynand mendekati Zelio.

" Lo apain aja Syena? " Tanyanya dingin dan emosi tertahan, tapi mampu membuat Zelio takut.

" Cuma gue... " Zelio merasa takut untuk kata selanjutnya " C-cium "

Reynand menarik nafas agar emosinya tidak terpancing kembali " Terus? "

" Cuma itu " Tangannya menghapus darah yang tiba tiba keluar dari hidung. Eh? Tapi bukan mimisan.

Alis Reynand naik sebelah, sebenarnya ia sudah sadar apa yang terjadi pada Syena. Tapi ia ingin Zelio mengakui, dan menanyakan kejelasan mengapa dirinya tega pada Syena.

Seperti mengetahui Reynand tidak percaya, Zelio nyerah " Oke oke, g-gue tadi nampar, sama gores lehernya pake cutter. Sorry "

" Untuk cium? " Zelio mengangguk.

Lagi Reynand harus dapat menahan emosinya. Ingin sekali tangannya menonjok bibir itu berkali kali. Tapi Ia tidak mau kejadian ini disebar luaskan, apalagi sampai guru guru yang mendengar, karena bisa jadi orang di luar sana mengira Syena yang tidak baik. Lagi pula, sekolah ini milik ayahnya yang sekarang berada di Tokyo. Tunggu, Ayah? Apakah Reynand sudah mengakuinya? Ah lupakan!

" Jangan. Pernah. Deket. Syena. La-gi! " Ya ampun. Kalimat itu memiliki tekanan setiap katanya.

🍫🍫🍫

Jam pelajaran berlangsung. Bu Ayaye sedang menerangkan materi materi yang saat ini di pelajarin. Semua perem murid fokus memerhatikan ukiran abstrak di papan tulis. Kecuali Syena, dan Reynand. Syena hanya diam dengan kepala ditidurkan diatas meja dengan lemas.

" Jadinya a² + 2.ab + b². Oke. Tapi, bagaimana kalau soalnya ( a-b )² ? Yook, kita perhatikan lagi papan tulis " Entah pada siapa Bu Ayaye bicara, yang jelas Syena tidak peduli. Matanya hanya mengeluarkan air.

Rasanya Syena ingin mempasung orang semacam Zelio yang tidak punya etika menghargai wanita. Ia merasa dilecehkan! Tanpa sadar, bahu Syena berguncang hebat. Tanpa sadar, seseorang sedang memerhatikannya harap harap cemas

" Untuk lebih mempermudah, cari yang dapat kita sederhanakan. Yang mana? Nih " Jarinya menunjuk huruf aljabar yang tertera di papan tulis. Bu Ayaye berbalik menghadap muridnya " Ini kita buat menjadi 2.ab, lal-- " Bu Ayaye terdiam melihat Syena " Syena? Apa yang kamu lakukan? "

Syena mendongak. Menampakkan hidung dan matanya yang sembab berwarna merah. Rambutnya yang berantakan karena digerai, untuk menutup plaster dileher.

" E-em kamu kenapa Syena? " Bu Ayaye sedikit terkejut mendapati muridnya berprawakan seperti gembel. Ah tidak selebay itu! Ia berjalan ketempat duduk Syena.

Syena menggeleng lemas " Kamu saKIT!? ASTAGAAA PANAS SEKALI " Hebohnya sendiri setelah ada di hadapan Syena lalu memegang keningnya.

" Mau ke UKS? " Tanya Bu Ayaye

Syena tidak menjawab. Ia malah menangis. Pasti Zelio masih didalam sana pikirnya.

" Syena saya bawa pulang " Ucap Reynand tegas. Maksudnya entah dapat izin dari Bu Ayaye atau tidak. Yang jelas ia akan tetap membawa Syena pulang. Tapi Bu Ayaye malah menganguk " Iya iya bener. Kamu bawa pulang aja Rey. Kasian " Bu Ayaye menyetujui.

Syenand [Sudah Terbit Check‼️] hahaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang