13. Ha? 😶

702 73 8
                                    

Tetap kutunggu kamu dalam setiap detik yang melenakan juga menyesakkan.

-Fariza-

🍃🍃🍃

"kamu ngajar juga di pesantren? " tanya Rafa padaku.

"enggak juga. Kalau gurunya ada udzur biasanya cuma gantiin aja. Kenapa? "jawabku

"eh, eng, enggak kok. Oh ya, btw adikku santri disana juga. Kamu tau?"

"oh ya? Namanya siapa?"

"Kayra Putri Azizah"

"kelas?"

"10, baru masuk beberapa bulan lalu. Masih nangis kalau dijenguk. Minta pulang terus, padahal dia sendiri yang minta masuk pesantren. Sampai ngerayu-ngerayu mama sama papa buat masuk sana.

"Eh setelah masuk malah nangis. Tiap hari pasti nelpon ke rumah. Kadang nomor pesantren atau nomor lain yang kadang bikin aku jengah. Gak diangkat tapi tuh anak bawel banget.

"Pernah sekali gak kuangkat, pakai nomer asing sih. Pas ketemu dianya ngomel-ngomel sambil nangis dan dia bilang 'Abang jahat. Durhaka sama adek'. Gitu"ujarnya panjang lebar, yang entah mengapa membuatku ingin tertawa tapi tak mampu.

"itu wajar. Semua orang pasti masih perlu adaptasi di lingkungan yang baru. Apalagi seorang anak yang jauh dari orangtua dan orang orang yang disayanginya."

"iya juga. Tapi, semenjak gak ada dia rumah, rumah jadi sepi. Aneh sih memang, tapi dia itu ceria banget. Jadi kangen"

"yaudah nanti pas sampai kamu sekalian aja jenguk adikmu"

"loh, eh. Kan bukan jadwal jenguk. Ini juga jadwal nya ngaji bukan? Emang boleh"

"udah tenang aja. Nanti aku yang izinin"

"wah makasih ya. Tau gini aku bawa mama juga tadi"

"kan gak tau bakal gini jadinya"

"iyasih. Tadi aku juga gk kepikiran jenguk juga"

Aku mengalihkan perhatianku pada jalanan. Keningku berkerut, dan seketika itu aku sadar.

"Raf?"panggilku

"ya?" sahutnya.

"kita mau kemana?" ujarku hati-hati

"ke pesa.... Eh. Astagfirullah... Kelewat ya. Maaf maaf." ujarnya sambil menepikan mobil nya di pinggir jalan.

"sampe lupa kalau udah kelewat."

"eh, iya. Mungkin keasyikan ngobrol"

"eh, engh iya juga sih"

Rafa memutar arah mobil berbalik.

"makasih ya. Udah nganterin"

"belum sampai. Nanti aja terima kasihnya"

"udah deket. Takutnya nanti kelupaan. Jadi disini"

"iya sama-sama"

Mobil avanza putih milik Rafa melaju dengan tenang. Hingga sampai di depan sebuah bangunan ber cat biru muda yang dipenuhi pepohonan rindang disekitarnya.

"kamu parkir aja dulu. Aku turun sini aja sekalian minta izin buat kamu" ujarku

"oh, iya" jawabnya seraya menghentikan laju mobilnya.

"oh iya. Nanti langsung aja ke tempat jenguk ya. Nanti biar ditemenin pak Idris kesananya. Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam. iya"

Antara Berjuang & Menyerah [SUDAH TERBIT] (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang