25. Tak semanis realita👓

562 63 18
                                    

Sebegitu baiknya Tuhan padaku,
Ia menunjukkan segalanya, bahkan tanpa harus aku memintanya.

-Fariza-

🍃🍃🍃


Mobil SUV hitam yang ditumpangi Fariza membelah jalan raya Kota Malang. Nampak jelas di pandangan mata, sudah banyak sekali gedung-gedung baru didirikan. Menggantikan asrinya pepohonan.

Beberapa kali mobil tersebut terjebak macet. Hingga pada akhirnya, Putri menyela

"macet mulu nih kota. Heran gue! Gak tau apa ya? Orang mau nikah masih aja kejebak macet"

Fariza hanya mampu tertawa melihat sikap bawel Putri yang keluar.

Sedikit-sedikit, mobil mulai bisa berjalan normal.

"pak ada belokan, kita puter balik" ucap Putri.

"sabar Put"kikik Fariza

"yee, ketawa aja mulu. Kasian, pengantin cowoknya udah nunggu. Lagian, napa coba make up dirumah? Tuh, tuh liat. Nanti kalau luntur gimana? Hah?" omelnya

"iya-iya. Maaf, tapi ya kan aku juga gak mikir bakalan macet begini"

"hmm,  udah ah gausah debat-debat lu nikah hari ini. Kita berdamai wkwkw" Putri menjabat tangan Fariza.

Fariza memandang jalanan dari kaca mobil disampingnya. Alisnya menaut, ada gurat keheranan di wajahnya yang terpulas make up. Ia menoleh ke arah Putri yang masih nampak santai. Fariza membuka mulut, tapi tak ada kata yang keluar dari bibirnya.

Ia ragu mengutarakan suaranya. Jadi ia memilih diam dan melalui semuanya.

"pak berhenti di depan pohon itu ya pak" ujar Putri mengagetkan Fariza.

"sini non?" tanya sopir itu ragu.

"iya pak. Ok. Yuk Za turun. Oh ya, bapak langsung lanjut ke gedungnya aja. Kita nyusul," Jelas Putri.

Nampak segurat keraguan di wajah Pak Agin---sopir--- ia membuka mulut,

"tapi non, kan , "

Ucapnya terhenti, karena Putri yang langsung memotong pembicaraan.

"udah pak. Disini, saya sama Fariza. Tenang aja gak bakal saya apa-apain kok pak. Nanti saya anter dengan selamat." ucap Putri sambil mengangkat dua jari---tengah dan telunjuk---nya.

"tunggu Put, emang kita mau ngapain?" tahan Fariza.

"sentuhan terakhir untuk calon pengantin. Biar perfect" Putri tersenyum lebar.

"kok disini, emang gak bisa di gedung aja ya?" Ujar Fariza masih penuh keraguan.

"ya nggak bisa dong sayangku. Kamu sampe gedung udah langsung ngadepin orang. Jadi udah gak usah banyak nanya biar cepet selesai. Ayo deh" ujar Putri yang langsung turun dari mobil.

"tapi mobilnya?"

"nanti kita naik mobil ku. Okay Far? Biar bapaknya kasih tau, kita lagi finishing disini."

Fariza terlihat diam sejenak.

"okay" akhirnya ia turun, dengan bantuan Putri yang membantu memegang gaun yang dikenakan Fariza.

Fariza berjalan pelan dan sedikit kesusahan karena gaun yang ia pakai, juga karena heels 10 cm yang bertengger di kakinya.

Ia berjalan, mengikuti panduan Putri yang menuntunnya. Hingga akhirnya mereka terhenti di bawah sebuah pohon sukun yang rindang. Ada sebuah kursi bersandar yang panjang. Dan Putri mengintrupsi Fariza untuk duduk di sana.

Antara Berjuang & Menyerah [SUDAH TERBIT] (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang