1. first💭

2.9K 177 21
                                    

"Teguklah kesabaran, jika kesabaran membunuhmu maka dia membunuhmu dalam keadaan dirimu mati syahid, dan jika kesabaran itu membuatmu tetap hidup maka dia membuatmu tetap hidup dalam keadaan mulia."

📚 Madarijus Salikin, jilid 2 hlm. 159

_______

NOTE: versi revisi hanya ada di versi BUKU/CETAKNYA, jadi jika ada kesalahan PUEBI, TYPO, kata yang tidak padu, dll mohon dimaklumi. Karena ini versi asli sebelum revisi. Terima kasih🙏

💓💓💓

~Azahra Raesha F.M POV

"Sha"

Kudengar sayup-sayup seseorang memanggilku.

Aku memutar pandanganku ke arah suara itu. Dan kudapati seorang gadis berkhimar biru muda menuju kearah ku seraya tersenyum.

Dia, Rista Adinda Zahrany.
Sahabat sekaligus partner kerjaku di Butik warisan mamaku.

Cuma dia keluargaku saat ini, walau memang tak ada hubungan darah diantara kami. Tapi dia sudah seperti saudaraku sendiri.

Ralat, kami punya hubungan darah.
Dan tentunya dari nenek moyang kita semua. Nabi Adam dan Siti Hawa.

Orang tua ku telah meninggal karena Allah merindukan mereka. Allah ingin mereka disamping-Nya.

Hal itu yang selalu kutanamkan dalam hatiku saat aku merindukan kedua sosok itu. Rasa sedih pasti selalu hadir, handai handai pun juga akan turut ikut menyertai.

Namun satu yang pasti. Allah Maha Mengetahui, Dia mengetahui apa yg tidak diketahui makhluknya. Karena skenario Allah terlalu indah untuk di pahami makhluknya.

_____

"Ada apa Ris?" tanyaku pada Rista sahabatku.

"Sha. Nanti ada Ustadz Ian di Masjid An-Nur. Kamu ikut gak?"

"Ngapain?"

"Loh. Ya dengerin pencerahan dong. Tholabul ilmi, Sha." ucapnya penuh penekanan.

Aku tersenyum lantas menjawab.
"Cari ilmu atau cuci mata, Ris?"

"Eh,, engh,, anu.. Itu kan bonusnya, Sha" ujarnya kikuk.

"Hmm, hati hati zina mata loh Ris. Sesuatu yg baik harus diawali dengan niat yg baik Ris. Hati hati salah niat loh ya" godaku sambil menahan tawa.

"Eitss,, jangan salah loh ya... Niatku kan baik, sekaligus cari calon imam untuk menyempurnakan separuh agama ku. Gimana, Sha?" jawabnya tak mau kalah.

"Iya in aja deh yg mau nikah muda"

"Lah emang kamu gak mau nikah, Sha?"

"Ya mana ada sih orang gak mau nikah? Bedanya aku entaran aja. Beberapa tahun lagi."

"Lah kan umur kamu udah 22 th, Sha? Kok nunggu beberapa tahun lagi sih?"

"Aku masih belum siap Ris. Aku juga masih ingin nikmati kesendirianku ini. Lagian kita ini sepantaran, tapi kamu kayak ngomong tua-an aku. Padahal kalau tanya orang orang pasti semua jawab tua-an kamu"

"Yee emang kan tua an kamu"

"Cuma 2 bulan 18 hari"

"Sama aja"

Antara Berjuang & Menyerah [SUDAH TERBIT] (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang