27. Akad ? ❤

670 65 10
                                    

Pernah ngerasain putus bahkan sebelum jadian?
Kalau iya. Berarti kita teman.

-Althaf Rifqie A-

🍃🍃🍃


Jangan lupa tinggalkan jejak ya dg vote n komen 💓

Suara isak masih terdengar di sekitaranku.

Aku hanya mampu bergeming. Terlalu kelu buatku untuk menenangkan mereka semua. Karena nyatanya, menenangkan diri sendiri pun aku tak mampu.

Feri menepuk bahuku prihatin. Terlihat beberapa kali ia masih mengusap matanya. Ia menangis. Untukku.

Entahlah. Kurasa ini tak nyata.

Aku membenci keadaan ini. Semua orang seperti menangis untukku, seakan mengejekku akan semua yang terjadi.

Dan disini, aku merasa hatiku telah dibekukan secara paksa tanpa bisa kucegah. Semua ini hanya mimpi. Itu yang kuyakini. Tapi dapat kurasakan  tepukan pada bahuku dan juga perih di dadaku secara nyata.

Aku mengatakan pada semua. Jika yang terjadi tidak seperti yang mereka yakini. Tapi mereka malah memelukku dan membisikkan kata sabar. Aku benci mereka. Yang terus memaksaku menelan pil pahit ini.

"Al, yang sabar ya. Berarti dia bukan jodoh kamu" ucap mama padaku. Matanya benar-benar masih mengalirkan air mata saat mengatakan itu. Aku bergeming. Tanpa ada niatan menghapus jejak kesedihan di pipinya. Semua terlalu tiba-tiba untuk dapat ku terima. Dan seperti yang kukatakan tadi, hatiku terlanjur beku.

Hanya ada satu nama yang terpatri jelas dan tebal dalam hatiku layaknya tafkhim.

Fariza.

🌴🌴🌴

-Author pov-

Suasana di lantai 8  gedung berlantai 12 itu masih dipenuhi atmosfer duka yang tiada habisnya.

Para tamu dibubarkan sejak 2 jam yang lalu. Hanya tersisa anggota keluarga dan beberapa kerabat dari pengantin pria. Dan beberapa teman dekat dari kedua mempelai.

Rista nampak masih pingsan. Beberapa orang mengipasinya.
Matanya sembab dan dalam pingsannya ia menyebut nama Fariza. Begitu lirih, begitu sendu. Penuh penyesalan.

Ummi Okki masih menangis seraya mengelus puncak kepala Rista yang berbalut hijab maroon. Ia tidak tega melihat anaknya sampai histeris seperti tadi sampai pingsan saat ini. Ia lebih sedih lagi dengan alasan semua yang terjadi saat ini. Berulang kali ia menggumamkan istighfar lirih, namun hatinya masih tetap perih hingga membuat air matanya tak kunjung terhenti.

Disisi lain, Althaf masih nampak berada dalam gemingnya. Seperti hatinya telah mati bersama semua kejadian ini. Ia hanya menatap kosong semua lalu lalang dihadapannya. Berulang kali rapalan istighfar dan sabar menyertainya dari lisan orang-orang disekelilingnya.

Disaat semua menangis. Ia masih tetap bertahan dalam bekunya. Hal itu yang membuat kondisinya sangat memprihatinkan dibanding yang lain.

Semua orang disana tahu. Hati pria itu hancur. Sehancur-hancurnya. Namun untuk mengungkapkan perasaannya pun pria itu tak bisa. Entah hatinya terlanjur mati karena sakit kronis atau terlebih lagi karena rasa kecewa. Semua orang tak tahu. Yang mereka tahu, pria itu membutuhkan mereka semua disampingnya. Mendampinginya.

Karina, mama Althaf nampak masih tersedu akan peristiwa yang mengubah segalanya dalam beberapa detik.

3 jam yang lalu.

Masih melekat kuat diingatannya. Wajah berbinar Althaf dan senyum yang terpatri diwajah anaknya. Atmosfer bahagia, semua kerabat memberikan doa dan ucapan selamat. Para tamu hadir membawa beberapa bingkisan untuk anaknya. Senyum merekah disegala penjuru. Namun semua berubah pada detik terakhir. Seperti dalam film Armageddon, suasana yang tenang tiba-tiba menjadi ricuh penuh teriakan histeris. Luluh lantak semuanya hanya dalam sekejap. Kiamat. Ya, seperti itulah ibaratnya keadaan Althaf saat ini.

Antara Berjuang & Menyerah [SUDAH TERBIT] (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang