20. Kamu Kenapa?🍁

624 65 18
                                    

"The thing that i feel is stronger than love, believe me"

( yang kurasakan lebih kuat dari cinta, Percayalah padaku)

~Breathless~

🍃🍃🍃

Fariza tak mengerti, kenapa Rista jadi bersikap aneh padanya. Biasa, namun tak biasa. Ada yang tidak beres.

Awalnya Fariza hanya berpikir Rista hanya sedang bad mood. Tapi ini terlalu lama. Bahkan biasanya Rista masih membalas pesan nya, tapi kali ini tidak. Rista tetap masuk ke butik, namun saat ia berpapasan dengannya. Selalu saja Rista seperti enggan, dan selalu menghindarinya. Selalu.

Fariza tak mengerti akan perubahan sikap sahabatnya yang satu ini. Cilla juga sama, setiap bertemu dengannya, Cilla selalu memasang wajah datar. Tapi setidaknya ia tak terlalu dekat dengan Cilla, dan yang ia tahu. Ia dan Cilla memang tak tidak pernah akrab. Tapi dengan Rista ? Ia seperti kehilangan sosok cerianya, sosok adik, dan satu-satunya sosok keluarga baginya.

Mood Fariza benar-benar buruk beberapa hari ini. Sebelum Rista tak mengacuhkannya, Rista selalu bertanya tentang keyakinan dan kemantapan hati nya memilih Al. Fariza berpikir itu karena Rista tak ingin Fariza salah langkah dan kecewa di akhir maka Rista terus-terusan bertanya itu. Menyadari hal itu, sempat membuat hatinya menghangatnya. Karena Rista yang amat menyayanginya.

Tapi setelah seminggu lalu, Al mengkhitbahnya. Dan Rista benar-benar seperti menghilang. Hilang,  tidak dalam artian yang sebenarnya. Tapi benar-benar menusuk pilu hatinya.

Dan seperti kali ini, Rista tak ada bersamanya dengan alasan janjian dengan pelanggan setianya.

Ketika Ummi bertanya, Fariza hanya menjawab

"kurang tahu Mi, kalau sama pelanggan cuma Rista yang tahu"

Dan pada saat itu juga, Fariza akhirnya menyadari. Ia tidak benar-benar mengenal sahabatnya, Rista.

Waktu yang lama,

Jarak yang kian dekat,

Dan setiap kata yang terucap.

Bukanlah jaminan seseorang itu untuk mengenal orang lain. Dari dulu Fariza tak pernah melihat Rista yang seperti ini.

Ia hanya menemukan sosok ceria Rista. Yang walalupun sosok itu dalam keadaan sedih, ia bisa tertawa riang setelah tangisnya.

"Tidak ada yang benar-benar mengenalmu selain dirimu sendiri sekalipun itu orang terdekatmu" Fariza mengingat kata-kata guru masa SMA nya.

"Ya, kamu tidak akan tahu isi hati nya, isi pikirannya. Kecuali yang ada di dalam sana terluapkan oleh sepatah kata atau suatu tindakan.

Dan itu pun tidak semuanya terluapkan. Mungkin kurang dari 30%. Selebihnya terpendam di hati. Ia memilih diam, dan saat itu juga kamu akan menyadari bahwa diam juga tidak selalu emas"

Ya, Fariza sadar akan hal itu.  Diamnya sosok yang amat dekat dengannya. Bagaimana rasanya?

Bayangkan, saat ia yang selalu peduli tiba-tiba mengabaikan. Rasanya hampa. Kosong.

Ibarat kata jika ia boleh memilih ia memilih rasa sakit yang lebih jelas dibanding perasaan kosong dan hampa. Kenapa?

Ketika rasa sakit itu datang, ia masih tahu apa yang harus di lakukan. Belajar untuk lebih kuat dan lebih tangguh. Menjadi yang lebih baik dari rasa sakit yang ada.

Namun saat hampa dan kosong? Ia benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan. Hanya bisa membuang waktu untuk merenung dan menerka-nerka. Berusaha menipu keadaan dengan senyuman atau tawa. Benar-benar rumit bukan?

Antara Berjuang & Menyerah [SUDAH TERBIT] (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang