15. Aulian Bashira Ghayda F🕊

704 77 8
                                    

Jika bukan karena cinta, biar aku memiliki mu karena Allah yang berkehendak

🍃🍃🍃

________________________________

Ian POV

🌴🌴🌴

Orang bilang, jatuh cinta sebelum halal itu adalah sebuah ujian.
Yaps, dan kini ia benar-benar merasakannya.

jatuh cinta pada seseorang yang belum halal baginya. Ia tahu ini tidak baik, tapi apa yang harus ia lakukan? Rasa ini muncul tanpa bisa dicegah.

Sungguh cinta itu memang benar benar lucu. Sanggup membuat pikiran begitu kacau dan sangat bimbang saat ini.

🌴

angin berhembus kencang menyapa helaian rambut dan seakan hampir menerbangkan ku. Kemeja Navy yang kukenakan berkibar di diterpa ganasnya angin. Tapi ini menyenangkan, rasanya seluruh beban yang kupunya seakan hilang terbawa oleh angin.

Kurasakan jemari kaki ku basah. Tersapu, oleh debur ombak. Kurasakan lembutnya pasir putih yang tengah kupijak. Dan panorama yang indah ada tepat berada di depan mataku.

Pepohonan yang hijau, dan daun-daun itu, seakan melambai penuh keceriaan. Suasananya begitu tenang. Aku menikmatinya, hingga selama beberapa waktu aku hanya bisa terpaku.

Semua keindahan dan ketenangan ini,,,,

Terasa begitu kosong,
Sepi,,
Senyap,,

Hanya ada aku. Sendiri,
Dengan semua panorama keindahan didepan mata.

Kemana semuanya? Ummi, Abi, Faiz, sahabat, teman-teman, dan semuanya...

Mataku berkelana menelusuri setiap titik yang mampu kujangkau. Tapi aku tetap tak dapat menemukan seorang pun di sana. Ketika mulai muncul perasaan hampa, dan hampir Putus Asa,,,

kulihat kerumunan orang, dikejauhan mata memandang. Aku bergegas menghampirinya, menghampiri kerumunan itu. Dengan senyum yang terpatri dan kelegaan yang menggunung.

Selama beberapa detik, senyumku mengembang. Hingga aku sadar, dan hanya dapat terpaku menatap apa yang dikerumuni mereka semua. Seperti seorang balita menemukan permen dan coklat impian, hanya ada binar kebahagiaan.

MashaAllah,,, indah sekali...

Belum pernah ku jumpai keindahan yang begitu mempesona seperti ini, sebuah berlian yang bersinar diterpa cahaya senja yang kemerahan.

Bukan!

Bukan berlian, tapi ia terlalu indah, hingga tak kutemukan satu kata yang dapat mewakili kesanku terhadapnya.

Cantik.

Tapi tak pernah kutemui kecantikan yang seperti ini. Terlalu istimewa. Jantungku berdebar, menahan kagum. Aku menginginkannya. Sedetik kemudian aku sadar, puluhan bahkan ratusan orang yang berkumpul di sini juga ingin mendapatkannya. Berlian, yang keindahan senja bahkan tak dihiraukan oleh semua orang di sini. Semua keindahan ini, seakan terkalahkan oleh kehadiran berlian tak terjangkau itu.

Ya,, berlian...

She's like a diamond

Gadis yang penuh pesona, namun terasa tak dapat dijangkau. Ibarat ia tengah dilindungi oleh sebuah perisai yang terkunci rapat. Untuk mendobrak rasanya terlalu malu, mengingat begitu terjaganya yang ada di dalam.

Mungkin itu juga yang dipikir orang lain. Mereka memilih cara yang terhormat untuk mendapatkan orang yang terhormat juga. Hukum alam,

🌴🌴🌴

Gadis itu nampak tersenyum dibalik cadarnya. Terlihat dari matanya yang menyipit dan sinar matahari tampak berbinar. Tapi sayangnya tak ada satupun yang dapat mendekatinya. Seperti ada tembok pembatas yang transparan.

Hingga ku lihat seseorang mulai mendekat, disusul 2 orang lain. Mereka berlari ke arah gadis itu. Dan tiba-tiba berhenti di depannya, dengan jarak yang terlihat nyata.

Ku lihat mereka berbincang, tapi tak satupun kata dapat ku dengar dari mereka karena jarak yang terpaut jauh. Dan akhirnya kulihat dua pemuda itu mundur secara perlahan. Aku tak tahu apa yang mereka bicarakan, hingga mereka mundur secara pasrah.

Satu dari dua pemuda-pemuda itu menarik perhatianku. Ia berjalan menjauh berbalik arah dari satu pemuda itu. Ia terus menjauh, terus menjauh. Dan terus ku ikuti.

Hingga kulihat ia berhenti berjalan. Ku lihat ia menatap sesuatu. Apa itu? Entahlah, kulihat sebuah lumpur berjalan? Bukan, bukan.

Itu....

Seseorang yang dipenuhi lumpur? Ya. Dia jatuh dikubangan lumpur. Dan pemuda itu mengeluarkannya, dan menuntunnya menjauh dari kubangan lumpur itu. Hingga mereka tiba di sebuah sungai dibawah air terjun yang mengalir anggun.

Pemuda itu membawa seseorang itu untuk membersihkan tubuhnya.
Dan itu....

Dia...

Dia...

Seorang gadis.

Tidak salah lagi. Dia berlian itu?!

Walau ia tampak begitu berbeda. Tapi ia tetap orang yang sama.

Gadis itu tetaplah berlian, yang tak dapat terpungkiri. Ya, berlian yang terlapisi oleh lumpur. Mungkin tadi aku sempat jijik melihat lapisan lumpur coklat itu ditubuhnya, tapi setelah lumpur itu hilang, ia kembali menjadi berlian itu.

Tapi,,, bagaimana mungkin? Kenapa gadis itu bisa disini?!

Dan pemuda itu?

Kuamati ia. Wajahnya, rambutnya. Semua yang ada padanya dari ujung rambut sampai kuku. Benar benar mirip. Bagaimana bisa? Pemuda itu... Aku?!

"Mas!" panggil Faiz (adikku) membangunkanku.

"astagfirullah" aku berteriak keras. Merasa terkejut. Kulihat kearahnya, wajah Faiz juga ikut pias. Sepertinya ia juga kaget dengan teriakan ku tadi.

.

.

.

.

.

Yg nge VOTE or KOMEN semoga Allah membalasnya dengan kebahagiaan karena udah bikin orang lain bahagia(author) :v

💙💙💙

TBC.
Bersambung....

Antara Berjuang & Menyerah [SUDAH TERBIT] (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang