5

4.3K 679 145
                                    

Sesungguhnya aku gatau mau nulis apa untuk chapter ini, tapi berhubung sudah lama tidak update, jadi aku akan update apa aja deh ya : )

-----------------------

Hyunjin tersenyum sambil mengusap rambut istrinya itu dengan sayang, masih jam sembilan malam tapi anak mereka sudah terlelap makanya Hyunjin mengambil kesempatan untuk memonopoli Jeongin.

"Kak, kalau dipikir-pikir kamu dulu lebay banget waktu mau ngelamar aku." Celetuk si manis itu, Jeongin membenarkan posisinya yang tengah bersandar pada dada sang suami.

Hyunjin tertawa, ia juga mengingat betapa memalukannya dirinya saat itu.

December, 2021.

Hwang Hyunjin uring-uringan, hubungannya dengan kekasihnya itu sudah mencapai tahun ketiga dan tidak ada kemajuan semacam wacana bahwa Hyunjin akan mengajaknya menikah atau hal lain.

"Kenapa sih, kak?"

Hyunjin menatap kakak laki-lakinya itu sambil memelas, Minhyun tentu menyayangi adiknya tapi rasanya jengah jika melihat Hyunjin menjadi sedikit menyebalkan.

"Aa', dulu aa' ngelamar teteh kaya gimana?" Minhyun yang sedang menyesap tehnya tentu saja langsung tersedak mendengar pertanyaan dari bungsunya keluarga Hwang.

Kebetulan Hyunjin hari ini memilih untuk mampir ke rumah kakaknya, sekaligus silaturahmi karena kakak iparnya tengah mengandung sang keponakan.

"Kamu mau ngelamar Jeongin?" Tanya sang kakak, Hyunjin hanya mendengus. Jadi, sedaritadi kakak laki-lakinya tidak peka akan kegelisahan sang adik? Rasanya Hyunjin ingin memukul kakaknya itu.

Hwang Minhyun tertawa melihat respon sang adik, "Aa' ngelamar si teteh dulu pas si teteh habis kesandung di depan toilet perempuan, terus aa' bantuin." Hyunjin menggelengkan kepalanya, ia bahkan tidak dapat mempercayai apa yang kakaknya itu katakan barusan.

Kakak ipar yang baru saja keluar dari dapur langsung menyelamatkan keaslian cerita suaminya itu, Jiyeon melepas celemek yang menempel pada tubuhnya.

"Kamu masih mau ngedengerin cerita Aa' mu yang ngawur itu?"

Jiyeon melihat suaminya itu terkekeh pelan, lalu dengan sigap ibu hamil itu membungkam mulut suaminya dengan kain lap yang sedang ia pegang. Hyunjin menanggapi cerita kakak iparnya itu dengan seksama dan sesekali tertawa ketika mengetahui betapa memalukannya anak sulung keluarga Hwang.

"Intinya aa'-mu malu-maluin deh, ga ngerti juga teteh kenapa mau sama dia."

Hyunjin benar-benar tak sanggup melihat sepasang suami istri ini, kerjanya kalau tidak saling meledek pasti akan beradu mulut satu sama lain.

"Kamu kan emang udah naksir aku pas jaman maba, bun."

Baiklah, mari kita tinggalkan pasangan suami istri ini dan beralih pada Hyunjin-Jeongin.

----------

Jeongin mendapat pesan dari Hyunjin untuk menunggunya sebentar, lelaki mungil itu duduk kantin fakultasnya. Jika tahun-tahun sebelumnya Jeongin akan duduk bersama Jisung, Felix dan Seungmin maka untuk tahun ini Jeongin sendiri karena ketiga kakak tingkat yang merangkap menjadi sahabatnya itu sudah lulus dan mendapat gelar sarjana, dan begitu pula Hyunjin yang sekarang kerja sebagai bawahan sang ayah.

Hampir tigapuluh menit lamanya Jeongin menunggu dan tidak ada tanda-tanda kemunculan pemuda Hwang itu, Jeongin hampir saja beranjak dari sana sebelum akhirnya ia mendengar suara yang tidak asing dari speaker yang terpasang di setiap sudut kampus, bahkan di kantin tempat Jeongin duduk juga ada speaker yang terhubung dengan ruang siaran.

"Test... Halo? Mic check 1 2 3 test,"

"Udah nyala itu bego."

Jeongin kenal betul siapa pemilik suara itu, tapi bagaimana caranya Hyunjin bisa mendapatkan akses untuk masuk ruang siaran radio kampus?

"Permisi, sebelumnya maaf mengganggu teman-teman semua, tapi saya butuh perhatian, karena saya yakin setelah ini orang yang saya tuju gak akan mau menemui saya."

Jeongin mendengarkannya dengan seksama, bahkan para mahasiswa-mahasiswi yang mendapatkan jam istirahat juga ikut mendengarkan dengan antusias.

"Okay, Yang Jeongin or should I call you soon to be Mrs. Hwang?"

Pemuda Yang itu malu, pasalnya semua pasang mata yang berada disana tengah menatapnya dengan tatapan menggoda. Siapa yang tidak tahu hubungan antara dua sejoli ini?

"Jeongin, kali ini aku serius. Ayo nikah! Jawabannya kakak tunggu 10 menit, datang ke taman kampus, ya? Kakak tunggu."

D

an setelahnya, Jeongin langsung diseret Hwall untuk menemui Hyunjin di taman kampus mereka.


Entah sudah yang keberapa kali, Hyunjin benar-benar bisa membuat pemuda Yang itu terkejut sekaligus terharu.

Ada sekitar limabelas orang yang memegang tulisan 'Will you marry me?' dan itu adalah teman-teman mereka. MjlEntahlah, rasanya Jeongin ingin menenggelamkan dirinya karena lelah menahan malu dan wajahnya yang sudah seperti kepiting rebus.

"Hai," Hyunjin perlahan mendekat sembari membawa sebuket bunga mawar biru kesukaan Jeongin.

"Jadi?" Tanya pemuda Hwang itu.

"Jadi?"

Hyunjin gemas, pasalnya kekasih mungilnya itu tengah bermain-main dengannya.

"Jawab dong?"

Jeongin mengangguk lalu menerjang Hyunjin, "Mau," cicit si mungil itu lalu ia memeluk Hyunjin dengan erat begitu pula sebaliknya.

"Apa? Aku ga denger." Goda Hyunjin, rasanya Jeongin benar-benar ingin memukul kepala kekasihnya itu.

"IH MAU."

"Apa? Coba ulangin." Ujar Hyunjin sembari tertawa kecil, membuat Jeongin gemas sendiri.

"IYA AKU MAU YA BAWEL DIEM GA KAMU."

Mungkin Jeongin lupa jika disana banyak orang yang melihat aksi lamaran seorang Hwang Hyunjin.




-----------

Aku gatau nulis apa ya monmaap.

Kim Jiyeon k.a Bona WJSN
As
Minhyun's wife.

Maaf aku nyempilin kapalku😔

CANVAS - Hyunjeong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang