Hyunjin pulang larut malam ini, membuatnya sangat lelah dan ia benar-benar butuh pelukan sang istri.
Memenangkan tender bukan lah hal yang sulit, tapi entah mengapa hari ini ia merasa begitu lelah di kantor, ia melirik arlojinya, jarum jam sudah menunjuk angka sebelas yang berarti istri dan anak-anaknya sudah terlelap.
Hyunjin membuka pintu rumah dengan pelan, mencoba tidak menimbulkan suara sekecil apapun, ia juga berusaha berjalan dengan berjinjit agar tidak membangunkan keluarganya.
Ia ingin segera memeluk sang istri dan bergabung ke alam mimpi, namun sepertinya Hyunjin harus mengurungkan niatnya, pria yang sudah memiliki dua anak itu menghela nafas begitu mendapati sang istri tertidur di sofa.
Hyunjin mendekat berjongkok di depan Jeongin, mengusap helaian rambut yang menghalangi wajah cantik istrinya, "Sayang," Panggil Hyunjin pelan, ia tak ingin membuat sang istri terkejut.
"Kenapa kamu tidur disini, hm?" Tanyanya sembari memberikan kecupan ringan di hidung bangir milik istrinya.
Jeongin menggeliat tak tenang dalam tidurnya, "Sayang ayo bangun, pindah ke kamar. Badanmu bisa sakit kalau begini." Ajak Hyunjin, tapi si manis hanya melenguh sebagai balasan.
"Ayah udah pulang?" Celetuk Jeongin tiba-tiba yang masih memejamkan matanya.
Hyunjin mengangguk mesti tahu sang istri tak dapat melihat karena masih memejamkan kedua matanya, "Iya bunda, baru aja ayah sampai. Ayo ke kamar, mau ayah gendong?" Tanya sang suami.
Jeongin mengangguk dengan semangat sambil terkekeh geli, "Ayo gendong! Bunda mau lihat ayah masih kuat gak?" Ujarnya.
Sebuah kecupan mendarat di bibir sang istri, "Masih dong! Bunda ragu ayah masih bisa gendong bunda????" Tanya Hyunjin tak terima.
"Yaudah ayo gendong cepeeet!"
Hyunjin mengangkat tubuh sang istri, Jeongin dengan senang hati mengalungkan kedua lengannya pada leher sang suami, Hyunjin membawa sang istri ke dalam kamar mereka berdua, membaringkan si manis ke atas ranjang.
"Jadi inget malam pertama," Sahut Hyunjin.
"Awas kamu macem-macem, cukup dua ayah."
"Tapi ayah mau anak perempuan, gimana tuh?" Sahut Hyunjin dengan gerlingan nakalnya, membuat semburat kemerahan di wajah Jeongin tampak jelas.
Hyunjin menciumi wajah milik Jeongin, "Aku sayang kamu, sudah tahu kan?" Jeongin mengangguk lalu mengecup ujung bibir suaminya.
"Aku lebih sayang kamu." Jemari mungilnya mengusap wajah Hyunjin dengan sayang.
"A-aku mau anak perempuan." Bisiknya pelan, walaupun Hyunjin dengan jelas mendengar ucapan si manis, tapi tetap saja ia ingin menggoda Jeongin.
"Apa sayang? Ulangin, aku gak denger."
"Mau anak perempuan," Cicitnya.
"Apa hm?"
Hyunjin tertawa melihat wajah malu sang istri, semburat merah jelas tercetak di wajah cantiknya.
"Mau ngasih adik perempuan ke Hanseol dan Jiwon, tapi aku takut mereka gak nerima keputusan kita." Hyunjin tersenyum lalu mengecup kening Jeongin cukup lama.
"Mereka pasti bakal sayang sama adiknya, mau itu perempuan atau laki-laki." Ujar sang suami.
"Jadi, boleh kan?" Bisik hyunjin yang sekarang sedang mengusap perut sang istri yang terekspos karena bajunya tersingkap.
Jeongin mengangguk yang mana bibir si manis langsung menjadi santapan si suami.
Mungkin malam ini adalah malam terpanjang keduanya yang berusaha memberikan seorang adik kepada Hanseol dan Jiwon.
Hanseol yang masih terbangun harus mengeraskan volume suara musik yang ia dengar lewat earphone.
Jiwon? Jangan tanya, ia sudah terlelap ke alam mimpi.
xixixi
-----------
GUYS KALO JEONGIN MENGISI LAGI GIMANA YA?!
cewe atau cowo?
KAMU SEDANG MEMBACA
CANVAS - Hyunjeong
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Wondering in space we found each other and drawing over the spreaded paint. Painting one more time on the white canvas, believing I'm not alone. Daybreak- Nu'est (?) BxB Hwang Hyunjin x Yang Jeongin.