32

2.1K 363 28
                                    

Sebulan berlalu dengan begitu cepat, Jiwon juga sudah bisa dibawa pulang. Bayi mungil itu terlihat sangat nyaman di dalam gendongan sang ibu.

"Bunda, adek bayi lagi tidur?" Tanya Hanseol yang sedang menusuk-nusuk pipi adiknya dengan jari telunjuk.

Jeongin tertawa kecil, lalu mengusap surai sang kakak.

"Iya, kakak. Adeknya lagi tidur nih. Kamu mau main sama adek?" Tanya Jeongin.

Hanseol menggelengkan kepalanya dengan gemas, "Engga bunda, biarin adek tidur aja." Jeongin langsung mencubit hidung anaknya dengan pelan.

"Kakak mau makan gak?"

Hanseol menggelengkan kepalanya lagi, "Hanseol mau minta ayah suapin aja. Bunda sama adek." Lalu setelahnya Hanseol langsung berlari menuju kamar kedua orangtuanya.

"Kakak, awas jatuh." Jeongin tertawa kecil melihat tingkah anak sulungnya itu.

"Eh, adek udah bangun?" Jeongin tersenyum begitu melihat kedua mata bayi mungilnya terbuka.

"Ayo ikut bangunin ayah." Ajaknya, sedangkan Jiwon masih menguap kecil.

-----------------------

"Bundaaa."

"Engga."

"Bunnn."

"Engga, ayah."

Sudah lebih dari berapa kali, beginilah tingkah Hyunjin ketika tidak ada kedua putranya itu.

"Bunda, ayo temenin ayah ke proyek di Jepang."

Jeongin menghela napasnya kesal, "Terus anak-anak mau dikemanain? Jiwon juga masih kecil banget, tubuhnya rentan. Ngerti dikit dong. Mau kamu titip sama siapa anak-anakmu, hah?" Hyunjin terdiam, kalau sudah begini, ia tidak bisa melawan istrinya.

"Kamu juga mikir, anak kamu tuh masih kecil-kecil, belum lagi Jiwon. Kamu tau kan Jiwon lahirnya pre-"

Satu kecupan mendarat di bibir Jeongin, membuatnya linglung.

"Ay-"

Kecupan kedua.

"Ud-ah."

Kecupan ketiga.

"Ayah!" Jeongin memekik, begitu Hyunjin menariknya dan mendudukan si manis itu di pangkuannya.

"Iya maaf, bunda. Jangan ngomel lagi,ya?" Hyunjin mencium bibir sang istri dengan lembut, melumatnya dengan perlahan seolah-olah istrinya itu sebuah porselen mahal.

"Maafin, ayah. Ayah cuma takut kalau kangen sama kalian bertiga. Apalagi seminggu, mana bisa ayah gak lihat kamu sama anak-anak."

Jeongin menangkup pipi suaminya dan kemudian menghujani wajah Hyunjin dengan kecupan-kecupan ringan, dimulai dari kening hingga bibir suaminya.

"Yaudah, bunda sama anak-anak ikut." Ujarnya diakhiri dengan satu kecupan lembut tepat di bibir Hyunjin.


--------------

Jadi, apakah ini akhir....?

CANVAS - Hyunjeong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang