35

2.5K 338 85
                                    

Jeongin berlari dengan tergesa-gesa, ia berlari di koridor sekolah anaknya, setengah jam yang lalu, ia mendapat panggilan dari sekolah Hanseol yang mengatakan bahwa anak sulungnya itu baru saja terlibat perkelahian, Hyunjin tidak bisa ikut bersamanya dikarenakan ada rapat.

"Permisi?" Jeongin mengetuk pintu ruang konseling dengan hati-hati, ia melihat disana sudah ada anaknya dan beberapa anak laki-laki lainnya.

"Orang tua Hanseol?" Jeongin mengangguk, lalu duduk tepat disamping anaknya.

"Apakah anda tahu, anak anda terlibat kekerasan di sekolah?"

Jeongin melirik Hanseol yang tengah menunduk, Jeongin lalu mengusap punggung tangan anaknya seolah mengatakan semua akan baik-baik saja.

"Selama pengawasan saya menjadi orang tua, anak saya Hanseol tidak pernah terlibat perkelahian, terlebih lagi pasti itu dikarenakan beberapa faktor."

Salah seorang dari orangtua murid lainnya berdiri dan menatap Jeongin nyalang, "Apa-apaan maksudmu?! Jadi kau pikir anakku yang memulai duluah?!"

"Bu, anda sebaiknya tenang."

"AKU TIDAK BISA TENANG, IA BARU SAJA MENGHINA ANAKKU."

"Bu, saya tidak menghina anak anda, akan lebih baik jika kita melihat rekaman CCTV. Pak, apakah pihak kesiswaan sudah melihat rekamannya?"

Kepala Sekolah yang ada disana mengangguk, "Dan hasilnya adalah Hanseol yang mendorong Daejoon terlebih dulu."

--------------

"Bunda, maafin kakak." Jeongin mengusap wajah putra sulungnya itu dengan sayang, Hanseol sekarang sudah duduk di bangku sekolah menengah pertama yang artinya, anaknya itu sedang mengalami masa pubertas.

"Sstt, kamu gak salah, bunda yakin kakak gak salah, kamu pasti punya alasan untuk itu, bunda gak bakal menghakimi kamu. Bunda ngerti anak bunda sifatnya kaya gimana."

Jeongin mengecup kening anaknya, "Sekarang kamu tidur ya? Bunda mau lihat adik dulu." Hanseol mengangguk, di dalam hatinya ia masih merasa bersalah.

Jeongin tersenyum, begitu mendapati Jiwon dan suaminya sedang bermain, Jeongin berdiri diambang pintu kamar Hanseol sembari memperhatikan interaksi ayah dan anak itu.

"Seru banget sih? Sampai bunda gak diperhatiin gini." Jeongin pura-pura kesal, ia mendudukkan dirinya disamping Jiwon.

"Bunda ngambek?" Tanya Jiwon, sekarang si bungsu keluarga Hwang sudah duduk di sekolah dasar.

Jeongin menggeleng, "Bunda ngambeknya sama ayah."

Hyunjin tersenyum gemas lalu mencubit kedua pipi sang istri.

"Aduh, sekarang kamu yang cemburuan sama anak sendiri."

Hyunjin tertawa lalu melihat jam dinding yang menunjukkan pukul sembilan malam, "Adek tidur ya? Biar ayah gendong ke kamar." Si kecil tidak menolak ajakan sang ayah, ia malah dengan semangat mengulurkan tangannya.

Jeongin tertawa, lalu mendahului suami dan anaknya untuk tidur. Seharian ini ia sangat lelah, apalagi ketika menghibur Hanseol.

Jeongin sudah akan terlarut ke alam mimpi kalau saja Hyunjin tidak mengecup lehernya.

"Hnnng, ayaaah. bunda mau tidurrr."

"Gimana tadi sama kakak?"

Jeongin berbalik menghadap sang suami, "Kakak udah gak apa-apa, bunda tau anak bunda gak bakal memulai sesuatu kalau gak ada alasan , ayah." Wajah Jeongin tegas, Hyunjin tahu sekali jika istrinya itu sedang menahan diri untuk tidak memaki seisi ruangan konseling itu siang tadi.

"Kak Hanseol gak bakal kenapa-kenapa, anak kita hebat." Hyunjin memberikan kecupan singkat pada ujung bibir istrinya.

"Bunda, makasih ya, udah sabar ngadepin tiga laki-laki di rumah ini. Terimakasih sudah mengabulkan mimpiku untuk meminang kamu beberapa tahun lalu."

Jeongin tersenyum, lalu mengecup bibir sang suami dengan lembut.

"Aku sayang banget sama kalian."

------------

Tamat

Halo! Dengan snoowhiteu disini,
pertama sekali saya ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya pada para pembaca yang sudah mau menyimak karangan saya yang masih terbilang jauh sekali dibanding penulis yang lain.

Terimakasih, karena sudah mengikuti buku ini, dimulai dari All About Us kemudian berlanjut ke serial Canvas.

Terimakasih sudah mendukung buku ini, terimakasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan.

Terimakasih sudah memberikan cinta yang begitu banyak. Maaf kalau ini terbilang mendadak, saya menyelesaikan buku dikarenakan masih banyak buku yang harus saya selesaikan.

Dengan ini saya menyatakan, Canvas tamat!

Tetap dukung mereka ya! Tetap cintai Jeongin dan Hyunjin, juga STRAY KIDS.

Btw, jangan lupain Hanseol sama Jiwon ya!

Kalian yang mau ngobrol sama aku bisa ke akun twitterku.

@acconeting

CANVAS - Hyunjeong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang