13

3K 521 41
                                    

btw kalian udah bosen ya?:(
Maaf ya:(

Apa aku ambil hiatus lebih panjang aja lagi ya? Kayanya jalan ceritanya amburadul, walaupun ini gaada alur :(

-------

Sore ini keluarga kecil Hwang Hyunjin kedatangan tamu yang tak diundang. Ada Chan dengan Seungmin bersama sang anak, Aron. Ada juga Woojin yang datang sendiri, masih setia dengan kehidupannya yang bebas sepertinya.

"Kenapa sore banget sih, bang?" Sungut Hyunjin, yang malah mendapat pukulan di punggungnya, siapa lagi tersangkanya jika bukan Seungmin.

"Aron, kamu ajak Hanseol main ya, nak?" Tawar Jeongin lembut, Aron dengan senang hati menyetujui tawaran Jeongin.

"Udah, kak. Abaikan aja kak Hyunjin. Kak Minho sama Kak Jisung dimana?" Tanya Jeongin.

"Minho sama Jisung masih di jalan, kalau Changbin sama Felix juga bentar lagi nyampe." Jawab Chan, Hyunjin memilih memperhatikan Woojin.

"Bang?"

Tidak ada sahutan dari Woojin.

"Oi, Bang?"

Chan yang mengetahui keadaan Woojin masih dalam keadaan berkabung, langsung menyutuh Hyunjin untuk tidak mengganggunya. Enam bulan lamanya sudah berlalu, tapi Woojin masih setia dalam keadaan yang memprihatinkan.

"Kak Woojin masih mikirin kak Arin?" Tanya Jeongin kepada Seungmin, saat ini keduanya sedang berada di dapur untuk menyiapkan minuman beserta cemilannya.

"Yang bisa buat kak Woojin senyum, cuma kak Arin. Tapi kayanya sekarang bagi kak Woojin, udah gaada alasan buat dia senyum."

Kepergian Arin terkesan mendadak, gadis periang dan kekasih Woojin harus pergi terlebih dahulu ketika persiapan pernikahannya sudah di depan mata.

Ting tong.

"Ayah, bukain pintu dong!" Teriak Jeongin dari dapur.

Hyunjin yang mendengar permintaan istrinya itu langsung bergegas membukakan pintu.

"Lah, samaan datengnya?" Tanya Chan begitu mendapati dua pasang suami istri itu datang bersama.

"Jumpa di depan, pas banget, kak." Jawab Jisung, kemudian ia menyuruh kedua anaknya untuk memberikan salam kepada pria-pria tua disana.

"Ayo, kamu juga salim, nak." Sahut Changbin.

"Anak-anak, main sama Hanseol sama Aron ya disana." Ajak Jeongin, sambil membawa ketiga anak manis itu bermain bersama Hanseol dan Aron.

-----

Setelah kepulangan teman-temannya, dan Hanseol yang memilih untuk tidur karena kelelahan bermain, sekarang disini lah sepasang suami istri itu.

"Aku... Gak tega lihat kak Woojin kaya gitu," Hyunjin mengangguk menyetujui perkataan sang istri.

"Kak Arin cepat banget ninggalin kita," Lanjutnya lagi, Hyunjin mengusap dengan sayang surai sang istri.

"Jodoh, maut, rezeki itu semua Tuhan yang nentuin, gimana pun caranya kita pergi, itu udah salah satu dari takdirnya Tuhan." Hyunjin mengecup pipi sang istri dengan gemas.

"Tapi kak... Hari itu kak Arin mau ngasih tau kalau dia hamil anaknya kak Woojin."

Hyunjin langsung terdiam, "B-beneran?" Jeongin mengangguk pasti.

"Aku udah engga nyimpen isi chatnya lagi, tapi hari dimana kak Arin kecelakaan, dia mau ngasih tahu kabar gembira itu, pas banget seminggu setelahnya harusnya mereka nikah."

Hyunjin tidak tahu harus berucap apa, yang pastinya ia tidak mungkin mengatakan perihal fakta ini kepada Woojin, bisa-bisa pria bermarga Kim itu semakin menyalahkan dirinya.


-------

JENG JENG JENG

CANVAS - Hyunjeong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang