2

5.4K 808 90
                                    

"BUNDAAAAAAA!"

Jeongin yang sedang mengetik di depan laptopnya terpaksa bangkit dan melepas kacamatanya, mendengar teriakan sang buat hati membuatnya menjadi was-was.

Jeongin yang berlari kecil harus menghela napasnya ketika mendapati dua laki-laki terpenting dalam hidupnya itu tertawa kencang, "Hanseol kenapa?" Tanyanya, ia yakin ini pasti ulah Hyunjin.

"Disuruh ayah, bunda." Sahut si anak manis itu.

Jeongin mendecak'kan lidahnya kesal, sekarang yang tingkahnya seperti bocah siapa? Bahkan Hanseol terlihat lebih dewasa dari ayahnya.

"Sini," Hyunjin menarik pergelangan tangan Jeongin, membuat si mungil itu terduduk di pangkuannya.

"Ayah, ada Hanseol." Sahut Jeongin mengingatkan kepala rumahtangga itu, pemuda itu hendak melepaskan diri dari suaminya itu, tapi usahanya teramat sia-sia.

"Hanseol mau main sama Aron,"

"Akal-akalan kamu ya? Pasti kakak yang nyuruh Kak Seungmin bawa Aron."

Hyunjin tertawa, apa begitu terlihat jelas niatnya itu? Tapi apa salahnya jika ingin menghabiskan waktu hanya berdua tanpa kehadiran si buah hati?

"Ayah! Alron udah dateng!"

Hyunjin dan Jeongin mau tak mau merasa gemas dengan tingkah anaknya, anak laki-laki mungil itu masih belum bisa mengucapkan huruf 'R' dengan fasih hingga akhirnya membuatnya terdengar seperti menyebutkan huruf 'L' dan 'R' bersamaan.

Hyunjin dengan Jeongin yang sekarang sedang menggandeng tangan anaknya itu, akhirnya membuka pintu rumah mereka yang menampilkan sosok Seungmin dan anaknya, Aron.

"Izin bawa Hanseol jalan-jalan, ya? Aron rewel banget gaada temennya," Hyunjin tertawa setelah akhirnya mempersilahkan tamunya masuk, tetapi ditolak karena ia tidak ingin membuat Hanseol pulang telat.

Hanseol dengan tawanya segera melepas genggaman tangannya dari sang ibu begitu melihat Aron, anak manis itu segera menarik Aron menuju mobil Seungmin.

Tiga orang dewasa di sana hanya tersenyum melihat interaksi anak-anak mereka satu sama lain.

"Yaudah, aku bawa mereka jalan-jalan dulu,ya? Tenang gak bakal pulang malem." Sahut Seungmin.

"Aku percaya sama kakak, yaudah gapapa. Pokoknya kalian kapan-kapan harus mampir ke rumah!"

Seungmin tertawa, Jeongin masih tidak berubah, masih tetap seperti Jeongin yang dulu saat mereka baru saling mengenal.

Seungmin berpamitan kepada sepasang suami-istri itu, "Kak, pokoknya titip salam sama kak Chan!" Teriak Jeongin begitu Seungmin membuka pintu mobil untuk para jagoan kecil itu.

Seungmin tertawa kecil mendengar ucapan sahabatnya itu.

"Siap!"

------

Setelah kepergian Seungmin dan anak-anak itu, Jeongin kembali menulis naskah yang sempat ia tinggalkan tadi. Hyunjin mendengus, sepertinya idenya untuk menyuruh Seungmin membawa Hanseol pergi bukanlah ide yang cukup baik. Pasalnya sekarang Jeongin tengah memgabaikannya.

"Bunda," Panggil Hyunjin, tapi tidak ada sahutan dari si mungil, Hyunjin tersenyum sembari melihat lekukan wajah Jeongin.

Tak ada satu pun hal yang ia tidak sukai dari pendamping hidupnya itu, harus Hyunjin akui, Jeongin adalah satu-satunya dan untuk selamanya.

Hyunjin mengecup pipi sebelah kiri Jeongin, membuat fokus si manis itu hilang, Jeongin menatap tajam suaminya itu.

"Kak, ih jangan diganggu." Hyunjin masih tidak menggubris permohonan Jeongin, pemuda itu sibuk memainkan jari manis Jeongin.

"Kak mau apa sih?" Desis Jeongin, mungkin pekerjaannya tak akan selesai dengan cepat.

"Ke kamar," Jeongin tahu itu bukan pernyataan, tapi itu adalah sebuah ajakan. Rasanya Jeongin ingin sekali mencuci otak mesum suaminya.

"Mesum,"

Jeongin memutar bola matanya malas, pemuda manis itu hendak bangkit dari duduknya tapi berakhir duduk di pangkuan Hyunjin lagi.

"Bilang apa tadi?" Tanya Hyunjin begitu Jeongin jatuh di pahanya.

Jeongin menggeleng, bisa-bisa ia tidak bisa bergerak besok pagi kalau sudah begini.


---------

Ayo tidur, nunggu apa?

CANVAS - Hyunjeong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang