21

2.8K 473 48
                                    

Hyunjin yang baru keluar dari kamar mandi langsung mendekat kearah sang istri, "Kamu lagi hamil, ngapain bawa kardus begini, udah sini aku aja." Lalu setelahnya lelaki bermarga Hwang itu mengambil alih pekerjaan sang istri.

"Itu gak berat ayaaah," Rengek Jeongin.

"Gak, udah sana duduk dulu, biar aku yang beresin rumah." Jeongin menatap suaminya itu tak percaya.

"Kak, aku masih bisa ngerjain pekerjaan rumah, udah ah aku gapapa." Hyunjin menggeleng, tetapi Jeongin tetap bersikeras bahwa dirinya baik-baik saja.

Hyunjin meletakkan kardus yang ia bawa lalu menatap sang istri, "Dengerin ayah sekali aja ya bunda, jangan ndablek kamu hamil muda, aku takut kamunya kebanyakan gerak dan berakhir kecapekan." Jeongin memandang wajah sang suami, dan akhirnya mengangguk menuruti permintaan Hyunjin.

"Tapi janji kalau kamu kesusahan gantiin aku ngurus pekerjaan rumah, kamu langsung bilang ya?"

Hyunjin mengangkat tangannya layaknya sedang hormat kepada atasan, "Siap nyonya Hwang!" Jeongin tertawa kecil lalu mengecup sekilas pipi tuan Hwang itu.

------------

"Bunda diminum dulu susunyaa," Hyunjin membawakan nampan berisikan segelas susu dan beberapa buah-buahan kesukaan Jeongin.

"Ini untuk si bayi yang di dalam perut bunda," Ujarnya sembari memberi kecupan ringan di perut Jeongin yang masih rata, "Adek, baik-baik ya di dalam sana." Lanjut Hyunjin, Jeongin yang mendengarnya hanya tersenyum sembari mengusap rambut sang suami.

"Iya ayah, adek gak bandel, adek udah baik banget malah." Hyunjin memperbaiki posisi duduknya, hingga akhirnya menatap sang istri.

"Makasih sayang, makasih banget kamu bersedia hidup sama aku." Jeongin tersenyum, lalu menangkup pipi Hyunjin dengan kedua tangannya.

"Kamu tahu gak, kak? Aku beruntung banget ketemu kamu, rasanya gak sia-sia aku masuk Neraca waktu itu." Jeongin tertawa ketika mengingat bagaimana dengan mudahnya Hyunjin langsung menerima Jeongin untuk menjadi anggotanya.

Hyunjin menatap wajah sang istri, "Aku lebih beruntung karena dapetin kamu, kamu tahu gak sih? Banyak banget yang ngantri mau jadi pacar kamu." Jeongin kembali tertawa, ia tidak akan melupakan fakta bahwa Hwang Hyunjin adalah pencemburu berat.

Jeongin menarik pelan pipi Hyunjin, "Iya aku tahu kamu tuh cemburuan banget, bahkan waktu kak Kevin ngajakin aku ikut kepanitiaan buat pensi, mata kakak melotot banget, aku kira bakal keluar tuh." Hyunjin mendengus kesal ketika Jeongin membuka masa lalu yang menurutnya sangat-sangat tak layak untuk diceritakan.

"Aduu bayiku, bayi besar, udah mau dapat saingat baru nih." Lagi-lagi Jeongin kembali tertawa, rasanya begitu menyenangkan menggoda suaminya ini.

"Adek bilang kok sama ayah, adek bilang gamau ganggu bunda sama ayah nanti."

Jeongin mengangguk, lalu mengecup bibir suaminya sekilas, "Udah ah, manyun gitu jelek kamu, kamu pikir ganteng apa?" Hyunjin yang terkena serangan tiba-tiba itu langsung menarik tengkuk sang istri dan menciumi bibirnya hingga Jeongin kesusahan bernapas.

CANVAS - Hyunjeong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang