-Adhitha 16-

703 36 8
                                    

Para siswa kelas dua belas, diminta untuk segera berkumpul di aula sekolah.

Tak perlu menunggu lama, seluruh siswa telah berada di aula. Termasuk kelas XII IPA 2.

"Baik. Saya minta seluruh siswa duduk dengan rapi. Agar tidak menghalangi jalan," ujar Rezha menggunakan mik, si ketua OSIS baru, yang menggantikan Hendra.

"Kira-kira ada apa ya? Tegang banget anjir." Indi mengelus-elus dadanya. Berusaha untuk menetralisir rasa gugupnya. Di antara mereka berempat, Indi memang yang paling mudah tegang.

"Udah, woles aja, Ndi," kata Diva berusaha menenangkan.

"Aaaahhhhh!!! Ada dia!!!" pekik Octavia. Sontak, seluruh sahabatnya pun menoleh ke arahnya. Lalu, mendapati seseorang yang dimaksud Octavia, mereka bertiga hanya geleng-geleng kepala.

"Halah, cuma lewat doang kok si Kevan. Paling duduknya di bagian sana. Bagiannya cowok-cowok," kata Diva berusaha mematahkan semangat Octavia. Octavia hanya memutar bola matanya malas.

"Halo semuanya. Maaf karena sudah mengambil waktu belajar kalian. Untuk selengkapnya, dipersilahkan kepada kepala sekolah kita, Ibu Retnayanti." Rezha menyerahkan mik kepada Ibu Retnayanti, yang sudah berdiri di sampingnya sejak tadi.

"Selamat pagi semuanya," sapa Ibu Retnayanti.

"Selamat pagi Bu..." balas siswa serentak.

"Apa kabar?"

"Baik... "

"Baiklah kalau begitu. Saya berdiri di sini, ingin menyampaikan sesuatu pada kalian semua. Berhubung dua bulan lagi kita akan melaksanakan UNBK, belum lagi ulangan-ulangan lainnya, kami pihak sekolah ingin mengadakan perkemahan untuk kelas dua belas.

"Perkemahan ini dilaksanakan untuk penyegaran otak kalian sebelum menghadapi ulangan. Sekaligus, membentuk jiwa sosial kalian. Perkemahan ini akan dilaksanakan pada hari Jum'at. Untuk tempat pelaksanaan, akan diumumkan besok melalui ketua-ketua kelas."

🍂🍂🍂

"Tha, lo ikut nggak nanti?" tanya Diva sambil mengaduk-aduk mie ayamnya.
"Nggak tahu," balas Athala seadanya.

"Gua mah harus ikut," sela Octavia sambil duduk di samping Athala serta membawa bakso di tangannya. Tampaknya dia memdengarkan pertanyaan Diva tadi.

"Kebiasaan nih anak!" geram Indi begitu melihat Octavia mengambil kerupuk miliknya tanpa meminta izin terlebih dahulu. "Hehehe. Naap."

"Bilang aja lo mau ikut karena ada Kevan. Biasanya kan 'Ogah. Gue nggak mau panas-panasan'. Iya kan?" Diva menaik turunkan kedua alisnya.

"Tahu aja lo," balas Octavia malu-malu. Ketiga sahabatnya pun langsung bergestur seperti ingin muntah. Tentu saja mereka geli mendengar suara Octavia yang sengaja diimut-imutkan. Padahal kelakuannya sama sekali tidak cocok dengan gaya bicaranya.

Disaat mereka bertiga sedang asyik tertawa dan menyantap makanan, tiba-tiba...

"Hai semuanya. Boleh kita duduk di sini?"

Suara itu membuat mereka semua menoleh serentak. Octavia membuka mulutnya dengan sempurna begitu melihat siapa yang bertanya. Siapa lagi kalau bukan Kevan, Adhitya, dan Naufal. Mereka juga tak lupa membawa mie ayam di tangan masing-masing.

Dengan wajah berbinar, Octavia pun langsung menyahut, "Boleh banget! Sini!"

Kevan pun tersenyum menanggapi respons Octavia. Namun, hal itu tak bertahan lama. Kevan pun segera menatap tajam ke arah Naufal. "Kali ini, lo utang banyak sama gue," bisik Kevan pada Naufal. Sedangkan Naufal hanya nyengir tak berdosa. Kalian pasti tahu apa yang sedang terjadi.

Adhitha [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang