-Adhitha 37-

516 19 0
                                    

Tibalah hari di mana Athala akan jalan-jalan bersama Adhitya. Tapi bukan berarti mereka nge-date ya!

Saat ini pukul 08.00. Tinggal empat jam lagi waktu tersisa. Hari ini, mereka akan pergi ke taman kota. Memang, awalnya Athala menolak untuk dijemput. Tetapi, Adhitya berjanji ia sendiri yang akan minta izin pada Dhella.

Dan sekarang, Athala pusing memikirkan apa yang akan ia kenakan nanti. Ia tak ingin terlalu simpel dan terlalu berlebihan. Tapi, hei tunggu! Kenapa Athala malah memikirkan hal itu? Toh, Adhitya juga tidak akan berkomentar macam-macam.

Athala melepaskan handuk yang melilit rambutnya, lalu membuka lemari bajunya lebar-lebar.

Dan terbukti, Athala tidak punya selera baju yang bagus. Kebanyakan hanya kemeja dan kaos serta celana jeans. Dress yang ia punya pun hanya ada dua. Jangan tanya kenapa, Athala sendiri sangat tidak suka memakai pakaian seperti itu.

Baiklah, Athala memutuskan untuk memakai celana jeans berwarna navy, serta kemeja bermotif floral berwarna biru. Entah kenapa, Adhitya yang suka warna biru terlintas di otaknya.

Athala menatap jam dinding, sekarang pukul 08.26. Oke, masih ada beberapa jam bagi Athala untuk sarapan, dan melakukan kegiatan yang lain.

🍂🍂🍂

Pukul 09.34 di rumah Adhitya.

"Heh! Anak pungut! Bangun! Udah siang ini! Lo mau jadi kembarannya kebo apa?!" teriak Haikal berusaha membangunkan Adhitya yang masih terbungkus oleh selimut.

"Apaan sih, Kak? Ganggu tidur aja," Adhitya berdecak sekilas lalu menggulingkan tubuhnya ke kanan. Semakin mempererat pelukannya pada guling.

"Woi! Bangun bocah kebo! Gue minumin Baygon lavender baru tahu rasa lo Kutu Cicak!"

"Diem ah Kak! Adhit mau tidur lagi! Diem sana!"

Haikal mendesah, membangunkan Adhitya sama sekali bukan perkara yang mudah. Haikal memutar otak untuk mencari ide agar si Kebo ini mau bangun.

"Aha!" Seakan ada bohlam yang menyala di samping kepalanya, Haikal berhasil mendapatkan pencerahan.

"Pasti habis ini dia bangun," kata Haikal sambil menunjukkan smirk sinisnya.

"Adhityaaaaa... Sayaaaaaaang... Bangun doooooong... Athala tersayang dan tercintah udah nungguin nih," kata Haikal genit sambil mengedipkan salah satu matanya.

Adhitya merasa risih, karena menurutnya, cara bicara Haikal seperti bencong kejepit. Adhitya berguling ke kiri berniat untuk menabok kepala kakaknya, namun yang terjadi tidak seperti harapannya.

"HUAAAAAHH!!!" seru Haikal mengagetkan Adhitya.

Adhitya terkejut dan akhirnya jatuh ke lantai. Sumpah, wajah Haikal seperti Valak kebanyakan pakai bedak. Muka udah jelek kok tambah dijelekkin?! Ya makin jelek lah! Begitu kira-kira isi kepala Adhitya.

Adhitya meringis mengusap lututnya yang sakit, menatap tajam kakaknya itu."Kak Haikal ngapain sih?! Tuh muka udah kayak Valak kebanyakan pake bedak sama eyeliner lagi! Dasar koplak!"

"Gue, kalo nggak kayak gitu, nggak bakalan bangun lo! Udah mandi sana habis itu sarapan! Dua puluh menit nggak keluar, gue bakar kamar lo!" Haikal mengacungkan jari tengahnya dan memperlihatkan senyum bengisnya, lalu pergi sambil membanting pintu kamar Adhitya kuat-kuat.

Adhitha [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang