-Adhitha 40-

531 25 0
                                    

Yeay! Udah chapter 40 nih! Semoga tambah suka ya!

Love you guys! 💖💖💖

🍂🍂🍂

"Jangan jauh-jauh dari aku. Aku nggak mau kamu terluka. Cukup di sampingku aja. Dan aku akan melindungimu sampai waktu terhenti."

-Adhitya Kinantan.

🍂🍂🍂

"Kok, dandanannya kayak 'Si Badut' itu ya, waktu pentas..."

Adhitya tertegun saat itu juga. Berarti, Athala mengingatnya? Eh? Bisa jadi badut di pentas lain kan? Masa dalam kurun waktu dua tahun terakhir Athala hanya menonton pentas yang 'itu' saja?

"Hm... Iya... Beneran mirip..." gumam Athala lagi, seperti orang yang sedang mengigau.

Oke, Adhitya sama sekali tak merasa nyaman dengan situasi saat ini. Di satu sisi ia senang, karena Athala masih mengingat hal itu, dan satu sisi ia takut kalau-kalau nanti Athala akan membenci.

Membencinya. Membenci segala hal yang berkaitan dengannya.

"Adhitya..." panggil Athala pelan.

Adhitya menoleh, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ya? Kenapa Tha?"

"Lo masih inget pentas waktu MOS nggak?"

Deg!

Adhitya seperti dihantam berhujam-hujam jarum. Tubuhnya mematung sempurna. Ya Tuhan? Apalagi ini? Dia kira Athala sudah melupakan semuanya. Tidak mudah untuk membuatnya mengerti nantinya...

"Adhitya?" panggil Athala lagi.

Adhitya mendongak, lalu mengangguk kaku. "I-iya. Aku masih inget kok Tha."

"Kalo gitu, lo lihat badut nggak?" tanya Athala lagi. Matanya masih menerawang ke depan, seperti melihat gambaran masa lalunya. Yang mau tak mau, melibatkan Adhitya.

Di saat-saat seperti ini, Adhitya tak tahu harus berbuat apa. Maka, dia pun terpaksa berbohong, "Nggak. Aku nggak lihat."

Athala menghela napasnya, tampak kecewa dengan jawaban Adhitya barusan. Jauh sekali dari perkiraannya. "Oooh... Gue kira lo lihat. Berarti emang gue aja yang lihat ya?"

"Hmmm... Emangnya itu badut apaan sih Tha? Sampe kamu nanya kayak gini?" tanya Adhitya. Entah kenapa pertanyaan itu meluncur dengan bebasnya dari mulut Adhitya.

Athala menunduk, ia memeluk lututnya. "Ya... Karena dia bisa bikin gue ketawa... Maksud gue, badut di pentas itu."

Adhitya ikut menunduk, tak menyangka bahwa Si Badut bisa membuat Athala senang.

"Gue nggak tahu kenapa, kalo yang semua dia lakuin itu, seakan-akan cuma untuk buat gue ketawa. Dan... Gue seneng. Ternyata masih ada yang pengen lihat gue bahagia."

Adhitya masih diam. Serius mendengarkan dengan takzim.

"Dan hari itu, adalah satu hari yang paling berharga di hidup gue. Untuk pertama kalinya, ada yang pengen lihat gue ketawa selain Papa, Mama, dan sahabat-sahabat gue.

Adhitha [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang