-Adhitha 43-

495 30 1
                                    

"Aku baru merasakan kehangatan, dan akhirnya kau pergi. Dasar tidak tahu diri. Tidak semua orang suka dengan permainan tarik ulur perasaanmu itu, Bodoh!"

-A.T.

🍂🍂🍂

"Maaf ya Tha, kalau aku udah ganggu waktu kamu sama sahabat-sahabatmu," kata Adhitya sambil mengulum bibirnya.

Athala menggeleng, itu sama sekali tak masalah. "Nggak papa. By the way, lo mau ngomong apa?" tanya Athala sambil melipat kedua tangannya.

"Oh itu... Aku mau ngajak kamu jalan-jalan setelah pulang sekolah. Kamu bisa nggak Tha? Aku nggak bakalan maksa. Kalau kamu nggak mau ataupun nggak bisa, itu nggak masalah."

Athala terkejut sebentar, lalu berusaha menetralkan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak lebih kencang. Jalan, lagi? Cuma berdua lagi?

"Habis pulang sekolah?" tanya Athala lagi, yang sebenarnya hanya sekedar basa-basi. Adhitya mengangguk, berharap bahwa Athala akan menerima yang kali ini, karena setelah yang ini, tak akan ada lagi yang selanjut-selanjutnya.

Beberapa lama kemudian, Athala pun mengangguk. "Oke, gue bisa. Tapi jangan lama-lama," jawab Athala singkat, berusaha menahan detak jantungnya yang semakin menggila.

"Serius? Makasih ya Tha. Aku bakalan nunggu di parkiran nanti. Oh iya, kamu nggak masalah kan, kalo naik sepedaku lagi?"

"Nggak masalah."

Adhitya tersenyum lagi, senyum yang berhasil membuat Athala... Gila. "Sekali lagi, makasih ya Tha! Kalau gitu, yuk barengan aku ke kelas."

Seketika, Athala langsung menggeleng kencang-kencang. "Nggak usah! Lo duluan aja! Gue mau ke kantin beli minum dulu!" kata Athala beralasan.

"Kalau gitu, aku temenin, sekalian aja."
Athala menggeleng lebih kencang. "Nggak! Nggak usah! Lo langsung ke kelas aja Dhit!"

"Serius?" tanya Adhitya memastikan.

"Iya! Lo pergi aja duluan!"

"Oh... Kalau gitu, aku duluan ya. Bye!" Adhitya berbalik, lalu melambaikan tangannya ragu-ragu dan kembali meneruskan perjalanannya.

Setelah punggung Adhitya telah menghilang dari pandangannya, Athala langsung jatuh terduduk di bangku taman. Kakinya jadi lemas, detak jantungnya semakin menggila.

"Astagfirullah... Gimana ini? Gue nggak punya uang buat meriksain jantung gue ke dokter spesialis..." gumam Athala, sambil mengelus dadanya yang berdebar.

🍂🍂🍂

"Selamat datang Nyonya Adhitya Kinantan..." sambut Octavia sambil merentangkan tangannya lebar-lebar ketika Athala memasuki kelas. Athala melotot, lalu memukul lengan Octavia dengan keras. "Ngapain sih lo Sinting?!" cercanya.

Octavia hanya tertawa, sama sekali tak terpengaruh oleh Athala. Sedangkan Athala sudah salah tingkah, karena matanya menangkap sosok Adhitya yang sedang terkekeh di tempatnya.

"Nggak usah ngegas atuh, Neng. Biasa aja dong, lagian gue nggak ngapa-ngapain kan?" kata Octavia sambil mengedipkan salah satu matanya dan menyenggol Athala.

Adhitha [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang