-Adhitha 38-

480 22 0
                                    

"Hanya panggil namaku tiga kali; Adhitya, Adhitya, Adhitya lalu pejamkan matamu sejenak, dan aku akan datang."

-Adhitya Kinantan.

🍂🍂🍂

"Loh? Lo beneran bawa motor?" tanya Athala begitu mereka sudah melewati pagar.

Adhitya tersenyum lalu mengangguk, "Iya aku bawa motor. Bukan motorku sih, tapi punyanya kakakku."

Athala memperhatikan motor sport warna hitam itu sejenak, mematut-matut, "Pantesan... Tadi lo bilang, lo punya kakak? Laki-laki?"

"Iya. Beda empat tahun."

Adhitya naik ke motornya, lalu menyalakan mesinnya. "Athala nih, helmnya," ujar Adhitya seraya menyodorkan sebuah helm ke arah Athala.

Athala menerimanya lalu memakainya. Namun, Athala sepertinya tampak kesusahan mengancingkan helm-nya.

Adhitya terkekeh pelan, tangannya terulur untuk membenarkan. "Lucu banget sih, kamu. Ginian aja nggak bisa masang... Nah. Udah selesai. Silakan naik tuan putri."

Athala merengut, lalu naik ke motor. Adhitya masih tersenyum namun tak nampak karena kaca helm. "Udah siap?" tanya Adhitya memastikan. Athala hanya mengangguk.

"Nggak perlu aku kasih tahu kan, tata tertib dalam naik motor? Takutnya nanti kamu malah nangis nanti."

Athala memutar bola matanya kesal, lalu memukul pundak Adhitya keras-keras. "Gak usah! Gue udah tahu!" sahutnya ketus.

"Beneran nggak apa-apa nih? Nggak mau pegangan atau apa gitu?"

"Ish! Nyebelin banget sih!" tukas Athala kesal sambil meraih kemeja Adhitya. "Udah! Gue udah pegangan! Jalan sekarang!"

Adhitya mengedikkan bahunya santai, lalu menjalankan motornya. Motor sport itu pun hilang di belokan jalan. Dan Dhella pun tersenyum menatap interaksi keduanya dari jendela ruang tamu.

🍂🍂🍂

Setelah sepuluh menit perjalanan, akhirnya mereka pun tiba di toko buku. Yap, mereka mengubah agenda kegiatan. Athala yang mengusulkan. Katanya, buat apa siang-siang bolong begini di taman? Panas tahu! Dan Adhitya sama sekali tidak kepikiran.

"Kamu mau beli buku apa Tha?" tanya Adhitya sambil mengamati Athala yang tampak serius meneliti setiap rak-rak buku.

Athala menatap Adhitya sekilas seraya memgedikkan bahunya, "Gue mau nyari novel..."

"Emangnya novel apa? Biar aku bantu cari."

"Hah?" Athala sedikit tersentak. "Novel yang genrenya fiksi remaja, fantasi, atau fiksi ilmiah," jawab Athala.

Adhitya mengangguk-ngangguk paham. Tetapi, tiba-tiba satu pemikiran lewat di kepalanya. "Kamu nggak suka horor, thriller atau action Tha? Menurutku itu seru lho. Sekalian ngelatih adrenalin kita."

Detik itu juga, tubuh Athala langsung membeku. "Gu-gue nggak suka..."

"Hah? Kenapa? Kan bagus."

Adhitha [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang