Setelah beristirahat yang cukup, keadaan Athala akhirnya semakin membaik. Meskipun kepalanya agak terasa sakit, Athala sudah bisa duduk sendiri.
Di saat-saat seperti ini, Athala jadi sedikit menyesal karena telah mengusir ketiga sahabatnya. Bagaimana Athala tidak mengusirnya, mereka terus mengomel soal bola yang mengenai kepalanya. Alhasil, Athala semakin pusing, dan akhirnya mengusir mereka.
Awalnya, tiga orang rempong itu tidak mau pergi dari tenda. Tetapi karena lemparan sandal dari Athala, akhirnya mereka mau pergi dari tenda yang cukup besar itu.
Athala membuka resleting tenda, lalu keluar dari sana. Ternyata, permainan kedua akan segera dimulai. Dengan kepala yang sedikit sakit, Athala berlari menuju barisan.
Baru saja Athala akan bergabung di barisan, tiba-tiba ada seorang pria yang menarik tangannya lalu menyekap mulutnya menggunakan saputangan.
Refleks, Athala langsung menunjukkan perlawanannya. Dengan sekuat tenaga, ia berusaha melepaskan tubuhnya dari cengkeraman orang itu. Tidak hanya itu, Athala juga menginjak-injak kaki pria tersebut.
Sayang seribu sayang, tenaga Athala tak cukup kuat untuk melawannya. Dengan gerakan secepat kilat, pria itu segera menggendong Athala lalu berlari ke tengah hutan.
🍂🍂🍂
Athala terus memukul punggung orang itu. Berupaya untuk bisa kabur.
"SIAPA LO?! TURUNIN GUE SEKARANG!!! CEPET TURUNIN GUE SEKARANG!!!" teriak Athala kalap sambil menguatkan pukulannya. Namun, orang itu sama sekali tak menghiraukannya. Seakan-akan teriakan Athala hanyalah angin lalu.
"LO BENER-BENER YA!!! LEPASIN GAK?! LEPASIN GUE!!!"
Pria itu masih tetap bergeming.
Sadar usahanya akan sia-sia saja, Athala melirik dua gelang yang dipakainya. Dengan paksa, Athala memutus tali salah satu gelang, lalu mengeluarkan manik-manik gelang tersebut.
Kemudian, dilemparkannya manik-manik itu ke tanah. Ia berharap akan ada orang yang bisa menolongnya. Berbekal dengan manik-manik yang ia lemparkan, orang itu bisa menemukan keberadaannya. Dilakukannya hal yang sama pada gelang yang lain.
Tak lama setelah Athala selesai melemparkan manik-manik itu, orang itu dengan kasar menjatuhkan tubuh Athala ke bawah. Ia seperti tak menghiraukan Athala yang sudah berontak sedari tadi. Bahkan sekujur tubuh Athala sudah basah karena keringat. Kepalanya kembali terasa sakit.
Setelah menjatuhkan tubuh Athala, pria bermasker itu pun mendekatinya lalu menarik rambut cewek itu kuat-kuat.
"Lo pikir lo bisa pergi dari sini hah?"
"Akkk... bi-bisa... Gue a-akan keluar dari si-sini... Akkk... " jawab Athala susah payah sembari menahan rasa sakit akibat tarikan itu.
Dengan kasar, cowok itu menolak kepala Athala, sehingga sedikit membentur batang pohon yang ada di belakangnya.
"AK!" ringis Athala kesakitan.
Cowok itu bangkit, lalu pergi tanpa mengucap sepatah kata pun. Dan Athala hanya bisa mengumpat atas apa yang telah dilakukan cowok itu kepadanya.
Athala mencoba menetralisir rasa sakit yang kembali menyerang kepalanya. Dengan sekuat tenaga, Athala berusaha untuk bangkit. Namun, ranting pohon yang tajam, berhasil membuat tangannya terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhitha [COMPLETED]
Ficção Adolescente"Aku dan kamu itu satu." Ini tentang sebuah kisah. Si cowok berpenampilan cupu, yang menyimpan sejuta rahasia dan si cewek dingin, yang berusaha selalu kuat untuk menghadapi apa pun. Tentang mereka berdua. Adhitya Kinantan dan Athala Triata. amazi...