-Adhitha 7-

945 38 0
                                    

Athala perlahan-lahan mulai membuka matanya. Dia sangat terkejut sekarang. Karena di depannya sudah ada laki-laki yang menahan tangan anak berandalan itu.
Laki-laki itu memakai hoodie berwarna hitam dan masker juga celana berwarna senada. Dia juga memakai tudung kepala yang terdapat di hoodie-nya dan memakai kacamata hitam.

"Siapa lo?! Lepasin tangan gue! " teriak cowok berandalan itu.

"Lo nggak perlu tahu!" jawab laki-laki itu. Dia melepaskan tangan cowok berandalan itu dari genggamannya.

"Lo mau cari mati hah?! Lo mau gue hajar?!"

"Meskipun lo pukul gue untuk pergi sekalipun, gue nggak akan pergi!" tegas laki-laki itu.

"Oh gitu ya, lo nggak mau pergi dari sini?! Guys! Serbu dia sekarang!" perintah anak berandalan itu. Seketika teman-teman anak berandalan itu menyerbu orang yang memakai hoodie hitam itu. Dengan sigap, lelaki ber-hoodie itu mendorong tubuh Athala dari serbuan itu, hingga ke dinding.

Dia tidak ingin melihat Athala terluka sedikitpun.

Athala hanya bisa menutup mulutnya melihat semua kejadian ini. Athala pun berteriak sekeras-kerasnya untuk meminta bantuan dari para warga sekitar.

Sedangkan lelaki ber-hoodie ini, sedang sibuk menghajar anak-anak berandalan dari SMA Juana ini. Hampir satu pukulan berhasil mengenai perutnya, namun laki-laki itu berhasil menghindar.

Laki-laki itu, berjuang habis-habisan untuk bertahan. Dia menahan rasa sakit dari banyak pukulan. Mulai dari pipi, pundak, dan punggungnya sudah terkena pukulan. Ujung bibirnya telah berdarah. Untung saja, tadi dia berhasil menghindari pukulan di perut. Kalau tidak, dia pasti sudah
K.O.

Athala yang berada di pojok, mulai berharap agar seseorang bisa datang secepatnya dan membantu mereka.

Laki-laki ber-hoodie itu masih berkutat dengan pertarungannya. Rasanya tidak habis-habis serangan yang didapatkannya. Keringat mengucur deras dari pelipisnya. Luka lebam mulai bermunculan di sekujur tubuhnya.

Sekarang hanya Athala yang bisa menyelamatkan laki-laki itu. Berpikir cepat, Athala mulai mencari cara untuk membantu laki-laki itu. Dia mengambil sebatang kayu yang sempat dipegangnya tadi.

Dengan sepenuh hati, Athala memukul satu persatu orang yang ada di depannya. Dia tidak peduli bagaimana keadaan orang ini sekarang. Yang penting dia harus bisa membantu laki-laki itu.

Usaha Athala memang berhasil. Tetapi hanya berhasil untuk lima menit saja. Anak-anak berandalan itu berhasil mengantisipasi keadaan. Mereka memanggil teman-temannya untuk datang membantu.

Athala mengusap keringat di dahinya. Kemudian, ia beralih menatap laki-laki yang membantunya. Sepertinya laki-laki itu, tidak bisa bertahan lebih lama lagi.

Mereka berdua semakin terdesak. Mereka tidak mungkin melawan lagi. Hanya ada satu harapan.

Athala menutup matanya, mulai memohon agar doanya dikabulkan. Selang beberapa waktu kemudian...

Keajaiban pun terjadi. Terdengar suara teriakan dari seorang laki laki paruh baya dan orang-orang yang ada bersamanya.

Hal ini, membuat anak-anak berandalan berlari-lari ketakutan. Mereka berusaha kabur dari sana. Namun, sudah terlambat. Polisi sudah mengepung mereka dari segala arah.

🍂🍂🍂

"Baiklah bapak pergi dulu. Jaga diri kamu baik-baik," kata bapak itu. Lalu dia pergi bersama warga lain serta membawa anak-anak dari SMA Juana itu. Membawa anak-anak itu ke sekolah mereka agar ditindak atas perbuatan mereka.

Adhitha [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang