Tibalah hari dimana seluruh kelas XII akan melaksanakan perkemahan tiga hari dua malam mereka. Perkemahan ini sebenarnya sudah direncanakan satu bulan yang lalu. Tetapi, baru diumumkan empat hari yang lalu.
Namun, dalam waktu yang sebentar, seluruh siswa dan pihak sekolah berhasil mempersiapkan apa-apa yang akan digunakan untuk kesuksesan perkemahan ini.
Seluruh kelas XII diminta untuk berkumpul di lapangan sekolah. Mereka akan segera menaiki bis menuju bumi perkemahan.
Begitu banyak bis yang akan mengangkut mereka. Mengingat, banyak sekali murid yang akan berangkat. Yaitu, dua belas kelas. IPA dan IPS.
"Tha. Lo duduk bareng gue ya!" pinta Octavia di tengah-tengah kerumunan para siswa. Athala berdecak pelan menanggapi Octavia. "Nggak. Gue mau sendiri."
"Iiiihhh!! Gue kan maunya sama lo," rengek Octavia seperti anak kecil yang ingin dibelikan es krim.
"Kelas dua belas IPA dua! Masuk!" terdengar suara anggota OSIS yang bertugas sebagai pengarah dari dalam bis.
Para siswa kelas XII IPA 2 segera melangkah mendekati bis.
Setelah menaruh barang-barang bawaan di bagasi dan sebagian lagi di salah satu mobil open cup, mereka segera menaiki bis tersebut.
"Gue duduk sama lo ya... Please..." kata Octavia lagi sembari menangkupkan kedua tangannya. Tetapi, hal itu sama sekali tidak berpengaruh pada Athala.
Akhirnya, Octavia terpaksa duduk dengan Diva dan Indi di depan Athala. Athala? Dia sudah duduk anteng sambil mendengarkan lagu lewat earphone-nya. Tak ada yang berani duduk dengannya. Alhasil, dua kursi sisanya kosong.
Setelah lima belas menit menunggu, akhirnya bis pun segera berangkat. Athala menoleh ke arah jendela. Ia membuka jendela tersebut dan membiarkan angin menerpa wajahnya. Ah, rasanya Athala ingin merasakan hal ini setiap saat.
Tak lama kemudian, Athala pun tertidur. Dengan hati-hati, Adhitya melangkah mendekati Athala. Dengan perlahan, dia melepaskan earphone yang masih tersumpal di telinga Athala, juga mem-pause lagu yang dimainkan.
Adhitya menoleh ke sekitar. Terlihat semua penumpang sudah tertidur. Aman.
Adhitya sedikit membungkuk, lalu membisikkan sesuatu pada Athala yang tengah tertidur.
"Semoga nyenyak tidurnya, ya. Love you."
🍂🍂🍂
Suara rem dari bis, sukses membuat Athala bangun. Matanya mengerjap-ngerjap sebentar, lalu ia meregangkan otot-otot leher dan tangannya. Ia melirik jam di pergelangan tangannya. Jam sepuluh pagi. Ah, sungguh perjalanan yang melelahkan. Athala lalu mengecek telinganya
"Lah, earphone gue di mana?" tanyanya sedikit heran. Seingatnya, dia masih memakai earphone saat tidur. Athala pun beralih pada ponselnya. Lagunya juga sudah dipause. Athala memejamkan matanya. Mungkin dia sendiri yang melakukannya.
Athala melirik bangku depan. Tampak, kedua sahabatnya sedang sibuk membangunkan Octavia yang mendengkur keras sekali. Diva yang tak kuat lagi, akhirnya mengangkat tangan.
"Nyerah. Gue nyerah. Nih anak pasti udah pernah ikut lomba mendengkur paling keras kanca internasional," gerutu Diva kesal. Sedangkan Indi masih berusaha membangunkan Octavia.
Athala jadi kesal sendiri melihatnya. Dengan tak berdosanya Athala langsung menjambak rambut Octavia dengan sekuat tenaga. Ia juga mengajak Diva untuk ikut bekerja sama dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhitha [COMPLETED]
Teen Fiction"Aku dan kamu itu satu." Ini tentang sebuah kisah. Si cowok berpenampilan cupu, yang menyimpan sejuta rahasia dan si cewek dingin, yang berusaha selalu kuat untuk menghadapi apa pun. Tentang mereka berdua. Adhitya Kinantan dan Athala Triata. amazi...