"Menyakitkan memang. Menatapmu yang semakin menjauh--berpura-pura menjadi orang asing yang tak mengenal diriku."
🍂🍂🍂
"Erm... Begini Bu, saya mau minta data tentang anak yang pernah saya titipkan dulu..." kata Bu Tin sopan, mengutarakan tujuannya datang ke panti. Fera duduk di sampingnya, berharap agar ia tak terlambat untuk menemui putri kandungnya.
Awalnya, memang susah untuk menjelaskan semuanya kepada penjaga panti. Namun untungnya, penjaga panti mengerti dan segera mempersilakan mereka untuk bertanya soal apa saja tentang anak kandung Fera.
"Maksud Bu Tin, Talita ya? Ah, sebentar saya cari dulu datanya ya, Bu," penjaga panti itu pun beranjak dari tempatnya, membuat suara deritan panjang dari kursinya. Ia melangkah menuju laci-laci yang berada di belakang ruangan.
Bu Tin menatap ke arah Fera, lalu menjawab dengan lirih seakan tahu apa isi pikiran perempuan itu. "Talita itu, nama anak perempuan Ibu sewaktu di sini. Saya nggak tahu siapa namanya setelah dia diadopsi sama orang lain. Saya hanya langsung tanda tangan saja saat itu."
Sejurus kemudian, penjaga panti itu pun kembali dengan senyum lebar. Sepertinya, ia berhasil menemukan data-data tentang Talita.
Ia pun membaca sekilas kata-kata yang tercetak di sana, lalu mengucapkan sesuatu yang membuat Fera melebarkan matanya. "Talita diadopsi saat umurnya lima tahun. Menurut data-data di sini, namanya setelah diadopsi adalah, Athala Triata."
Seperti mendapat hantaman bom di dadanya, Fera segera bertanya tak sabaran dengan jantung berdetak kencang. "Apa yang mengadopsi adalah Bu Adhella Kirana dan Pak Ergandi Suryano?"
Fera tahu nama orang tua angkat Athala, karena saat SD gadis itu sering berurusan dengan Tisya--yang otomatis membuat Fera dengan sendirinya hafal nama orang tua Athala.
Penjaga panti itu melirik kertas di tangannya sekilas, lalu mengangguk pada Fera. "Iya benar, Bu."
Fera menutup mulutnya saat itu juga, takdir memang suka bercanda terhadap semestanya.
🍂🍂🍂
H-2.
Hari Sabtu.
Hari yang seharusnya menjadi sangat menyenangkan bagi Athala, menjadi hari yang menyedihkan baginya sekarang. Ia sama sekali tak melakukan apa-apa, hanya berguling di kasur, seperti orang kurang kerjaan.
Padahal, sebelumnya Athala sangat menyukai yang namanya 'santai-santai' di rumah. Mungkin karena efek ulangan, membuatnya bosan di rumah terus.
Dentingan notifikasi dari ponselnya, membuat Athala cepat-cepat bangkit lalu duduk di kasurnya, dan mengambil ponsel yang ia letakkan di nakas. Ada sebuah chat LINE dari salah satu sohibnya; Octavia.
Namun, chat itu segera menjadi banyak ketika Athala membuka room chat-nya dengan Octavia.
Octavia Leah A. : Athalaaaaaa... Gw mau ngomong sesuatu nih...
Octavia Leah A. : EH! AKHIRNYA DIBACA JUGA YA ALLAH!
Octavia Leah A. : Maaf:v gw lg random.
Octavia Leah A. : Atha! Lo mau gk, diajak keluar sm gw, dipa, dan indi? Lo pasti cm sendirian di rmh kyk jomlo kan? Eaaaa... 😝
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhitha [COMPLETED]
Teen Fiction"Aku dan kamu itu satu." Ini tentang sebuah kisah. Si cowok berpenampilan cupu, yang menyimpan sejuta rahasia dan si cewek dingin, yang berusaha selalu kuat untuk menghadapi apa pun. Tentang mereka berdua. Adhitya Kinantan dan Athala Triata. amazi...