-Adhitha 1-

4.1K 97 0
                                    

Bruuuukkkk!!!

Terdengar suara berdebum dari gudang sekolah. Kemudian menyusul lagi suara rintihan dari sana.

"Ah... Tolong! Tolong!" teriak Adhitya sambil mencoba untuk berdiri. "Tolong... Siapapun tolong Adhit..." rengek Adhitya sambil memegangi siku kanannya yang sakit.

"Lo pikir lo bisa selamat dari sini hah? Emangnya lo itu siapa? Ngelawan perintah dari gue?" tanya David sambil mendorong Adhitnya hingga ke dinding, lalu memegang kerah bajunya. Teman-teman David hanya tertawa.

"Adhit nggak salah apa-apa. Adhitya nggak mau nurutin perintah David. Karena menurut Adhitya, David seharusnya tidak berbuat seperti itu. Adhitya nggak mau harus mempermalukan Athala di depan semua orang," jawab Adhitya sambil mengusap darah di ujung mulut.

Tiba-tiba saja, terdengar suara gebrakan meja serta teriakan dari seorang perempuan. Tidak salah lagi pasti itu Athala. Perempuan itu memang sangat berani. Tidak ada perempuan yang seberani Athala di SMA Kusuma Bangsa ini.

Bahkan, nasihat Diva, Octavia, dan Indi, tidak berpengaruh baginya. Padahal tiga nama ini adalah sahabatnya dari lima tahun yang lalu. Bagaimana jalan pikiran anak itu?!

"Heh! David Adhiyaksa! Apa yang udah lo perbuat ke Adhitya?! Jawab gue sekarang!" tanya Athala dengan menyentak. Semua perhatian pun seketika tertuju pada Athala.

"Eh, ada Athala ternyata. Kamu nggak mau duduk dulu gitu?" David pun melangkah ke arah Athala. Athala hanya memutar bola matanya sinis. Dia sudah terbiasa dengan situasi seperti ini.

"Lihat semuanya, pacar gue datang nih. Kalian nggak mau nyambut dia?" seketika gudang itu dipenuhi oleh gelak tawa dari teman-teman David.

"Lo mau gue laporin ke pihak berwajib? Atau gue hajar sekarang juga?" David tidak menggubrisnya. Dia hanya terus melangkah.

"Hmm.. Oke, kalau ini mau lo."

Adhitya yang tidak mengerti, hanya bisa memperhatikan dan menebak-nebak apa yang akan dilakukan Athala.

Baiklah, ini saatnya untuk memberi pelajaran. David mulai mendekat.
Athala pun mulai mengepalkan tangannya dan meregangkan otot-otot lehernya. Lalu....

Bukkk!

Athala pun memukulnya. Dia memukul David tepat di wajahnya dan membuatnya terjatuh. Dengan cepat, Athala memanfaatkan keadaan untuk menolong Adhitya. Selagi kawan-kawan David fokus untuk menolongnya.

"Cepetan Adhitya," Athala menarik tangan Adhitya paksa. Adhitya hanya bisa menurut saja.

Mereka pun berlari untuk meninggalkan tempat itu.

David yang sadar, hanya bisa berteriak kalap, memukul meja dan mendengus kesal. Memang, Athala adalah gadis yang tidak bisa dianggap remeh.

🍂🍂🍂

Athala dan Adhitya akhirnya tiba di halte. Setidaknya mereka bisa menghindari David untuk saat ini.

"Lo ngapain nggak langsung pulang aja sih? Lagian juga udah jam pulang sekolah," tanya Athala sambil mengelus-elus dadanya. Dia masih ngos-ngosan.

"A... Aku tadi langsung ditahan sama temennya David. Terus aku langsung dibawa ke sana," jawab Adhitya sambil menunduk. Dia merasa tidak enak kepada Athala yang sudah menyelamatkannya... lagi. Entah untuk keberapa kalinya.

"Oke, sekarang lo pulang aja. Daripada si David nanti nahan elo lagi. Gue juga nggak mau nolongin lo terus-terusan," jujur Athala.

"Ngomong-ngomong aku mau ngucapin terima kasih ke kamu. Soalnya kamu, udah nolongin aku lagi," ujar Adhitya polos sambil mengelap kaca matanya yang sempat terkena debu tadi. Sebenarnya itu hanya cara Adhitya untuk menyembunyikan kegugupannya.

"Udah-udah nggak usah ngucapin terima kasih segala. Jujur gue ngerasa geli sendiri dengernya," Athala mengibaskan tangannya, "dan ya, gue nolong elo nggak ada maksud apa-apa. Jadi, jangan nganggep yang aneh- aneh," jelas Athala.

Adhitya hanya mengangguk-anggukkan kepalanya paham sambil memasang kaca matanya kembali. Tatapannya sendu. Padahal, Adhitya memiliki perasaan yang lebih terhadap Athala.

"Oke, sekarang gue mau pergi dulu. Gue mau pulang," Athala mengambil tasnya, lantas pergi tanpa melambaikan tangan atau mengucapkan salam perpisahan kepada Adhitya.

Adhitya hanya bisa tersenyum saja. Sambil berjalan sedikit menjauhi halte agar David tidak bisa mengejarnya. Dia hanya bergumam, mungkin ini belum saatnya. Atau...

Memang Adhitya tidak pantas untuk Athala.

Hati Adhitya sebenarnya, sangat merasa senang. Dia tidak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. Untuk pertama kalinya dia, mendengar seorang Athala Triata berbicara panjang.

Itu termasuk berbicara jangka panjang bagi seorang Athala. Karena selama ini, usai menolong Adhitya, dia pasti langsung nyelonong entah kemana. Namun, hari ini tidak. Jadi wajar saja jika Adhitya pantas untuk merayakan hari ini.

Sambil berharap, Athala akan membalas perasaannya yang sudah terpendam sejak bertahun-tahun lamanya. Seperti dirinya.

🍂🍂🍂

Adhitha [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang