Tahun ketiga kuliah bukan lagi waktu bagi mahasiswa untuk bersantai. Apalagi bagi mahasiswa teknik yang terbiasa dengan ke-hectic-an tugasnya. Tugas A, tugas B, maket C, maket D, praktek E, F, dan kawan-kawannya yang lain. Terlebih saat-saat menjelang UAS, tugas akan terus menghampiri satu persatu tanpa kenal waktu. Note it, tanpa kenal waktu.
Itulah yang kini dirasakan oleh Alfataraka Putra Soeharsono, atau yang lebih senang di panggil Raka. Tugas dan praktek nonstop sudah menjadi makanan sehari-harinya selama satu semester ini. Hampir tidak pernah ada waktunya yang terlepas dari tugas-tugas hadiah dosen itu, bahkan pada weekend sekalipun.
Iya, weekend.
Waktu yang biasa digunakan sebagian besar orang untuk hang out bareng teman-teman, mengunjungi keluarga dirumah, atau dengan hanya ber-me-time. Waktu yang biasa orang gunakan untuk istirahat dan bersantai di rumah, meninggalkan semua beban yang menumpuk selama 5 hari berturut-turut. Tapi, hal itu tak berlaku bagi kehidupan Raka. Dalam satu semester ini, jangankan hang out, sekedar merilekskan pikiran dengan hobinya pun Raka masih kesulitan meluangkan waktunya. Untuk mengunjungi rumah yang masih terletak di kota yang sama dengan kosnya pun, Raka tak bisa. Se-hectic itu, jadwalnya.
Mungkin, jabatan Raka sebagai Presiden Mahasiswa memegang andil besar dalam kesesakkan jadwalnya selama ini. Hal-hal seperti rapat rutin organisasi, juga rapat-rapat yang hanya diadakan jika ada event tertentu sudah tidak bisa lagi dihindari.
Seperti halnya hari ini, sudah lebih dari 4 jam Raka dan rekan seorganisasi nya mendekam di ruangan yang mereka gunakan untuk rapat. Bukan untuk rapat rutin, mereka tak membutuhkan waktu selama itu untuk sekedar membahas keorganisasian dan hal-hal internal yang biasa dibahas dalam rapat rutin.
Ia beserta para pengurus BEM lainnya tengah disibukkan oleh rencana event terbaru yang akan diadakan sebulan lagi. Event yang menurut ekspektasinya akan menjadi yang termegah di kampusnya, ya masih ekspektasi. Karna sialnya, ada saja yang membuat ekspektasi itu luntur sedikit demi sedikit.
"Masa udah saya kasih waktu dua minggu perizinan belum kelar juga? Kalian mau ngadain acara dimana kalo gak ada tempat?"
"Terus ini.." sambungnya sambil membeberkan kertas bertuliskan 'Decorations Concept' yang masih minim gambar dan bahkan tulisan. "kerjanya apa aja sih kalian? Harus saya lagi yang turun tangan, apa gimana, nih? Harus saya yang gambarin juga nih desainnya?"
Ruangan seketika hening saat Raka mulai mengakhiri omelannya sementara. Orang-orang yang mengikuti rapat mengunci mulutnya dan hanya bertukar pandangan, tak terkecuali yang tadi disudutkan sang ketua karna kerjaan yang belum selesai. Rasanya mereka langsung panas dingin, mereka tau sifat ketuanya yang sangat idealistic, dia tak ingin ada sedikit masalah pun dalam event nya.
"Clara, kamu punya alasan kenapa perizinan belum kelar?"
"Gue udah ngasih surat dan apa aja yang dibutuhin buat minta perizinan ke anggota, terus tadi pas mau mulai rapat gue tanya, ternyata belum dapet, Ka. Gue nggak ngerti gimana kerja mere-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Brainwave
FanfictionKelana pikir senyuman lebarnya akan menyembuhkan. Tekadnya untuk tetap giat belajar, membangun koneksi baik dengan banyak orang, selalu bertingkah ceria.. Kelana pikir itu semua cukup untuk memperbaiki kerapuhan di dirinya. Menambal sebuah bidang ya...