Jika ada yang bertanya dimana tempat favorit Kelana, maka jawabannya adalah perpustakaan. Perpustakaan mana saja, asal tempatnya nyaman, sunyi, dan ber-AC.
Kegiatan yang dilakukannya di dalam perpustakaan adalah hal-hal umum, seperti membaca buku, menulis buku garapannya, numpang wifi gratis, sekedar menenangkan diri dengan mendengarkan musik, bahkan tidur. Sesuka itu Lana pada tempat itu, karena bahkan dirinya sering diusir secara halus oleh petugas perpustakaan karena saat perpustakaan akan ditutup, Lana belum juga meninggalkan tempat itu.
Tapi tidak setiap saat Lana bisa mengunjungi tempat itu—seperti yang dikatakan di awal tadi, keadaan perpustakaan yang ia kunjungi harus sunyi.
Lana tidak bisa berada di dalam perpustakaan yang sedang penuh pengunjung, karena itu bisa membuat mood-nya buyar. Sebisa mungkin, Lana akan mencari jam-jam yang sekiranya sepi kunjungan. Jika jam itu tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya di perpustakaan pertama yang ia kunjungi, maka Lana akan pergi mencari perpustakaan lain yang lebih sepi. Atau bahkan tempat apapun yang lebih sepi.
Hari ini, tujuan Lana adalah Bale Pustaka yang terletak di Jalan Jawa. Lana pergi kesana pukul 13.00, menghabiskan waktu kurang lebih 3 jam di tempat yang memiliki banyak sekali koleksi buku dan film itu. Lana pun untuk ke sekian kalinya harus merasakan di usir secara halus oleh seorang petugas di tempat itu. Lana selalu seperti itu jika sudah nyaman, lupa waktu.
"Maaf ya, Teh, jam operasional kami sudah berakhir." Lana yang sedang memfokuskan diri dengan binder dan beberapa kalimat yang baru saja di tulisnya seketika mendongak. Ia lalu cepat-cepat melihat jam di tangannya untuk memastikan—dan ternyata benar, sudah lebih dari jam 4 sore.
"Ohiya, maaf ya Teh.. kalo udah disini teh suka kejongjonan. Hehe" Jawab Lana sambil merapikan buku dan alat tulisnya. Ini bukan pertama kalinya mengalami hal seperti ini, ia pernah mengalaminya di setiap perpustakaan yang pernah ia kunjungi. Lana jadi sudah terbiasa diam di perpustakaan hingga jam operasionalnya benar-benar selesai.
"Gak apa-apa atuh Teh, ini mah sayanya aja lagi pengen cepet pulang hehehe." Gadis itu memamerkan senyum manisnya dengan gigi yang berderetan rapi. "Kan biasanya juga suka saya biarin sampai jam 5. Saya udah hapal banget Teh Lana mah!"
Lana hanya cengengesan di buatnya. Ia dan si petugas penjaga perpustakaan ini memang sudah kenal sejak lama, saat Lana pertama kali ditegur karena malah santai saat perpustakaan akan ditutup. Saat itu, Lana yang sedang membaca buku yang berhubungan dengan kesehatan mental tak memerhatikan sekitar, apalagi jamnya. Lana baru sadar saat petugas menegurnya dan menyuruhnya untuk segera meninggalkan tempat ini.
Tapi lucunya, sejak ketelatan Lana yang kedua kalinya, petugas itu memberi Lana waktu tambah sedikitnya sejam, dan menunggunya tanpa orang lain ketahui.
"Udah di tunggu suami ya, Teh? Cieeeee."
"Hehehehe iya.." ucapnya malu-malu.
Setelah merasa telah memasukan seluruh barang bawaannya, Lana menyorenkan tas miliknya. "Teh, duluan ya?"
"Eh iya Teh Lana, hati-hati ya di jalan. Teh Lana langsung pulang apa gimana, nih?"
Lana menggelengkan kepalanya.
"Nggak hehehe aku gak tau nih masih bingung juga mau kemana lagi." Kata Lana sambil berpikir. Sebenarnya, sebelum dari sini ia memang tidak merencanakan pergi ke tempat lain. Tapi ia juga belum mau pulang. "Kayaknya mau ke Gramed, deh, Teh."
"Yaudah, hati-hati yaaa!" Ucap wanita itu ramah dengan lambaian tangan yang langsung dibalas Lana dengan senyuman dan lambaian tangan juga.
Lana terkekeh sendiri. Lucu sekali menyadari kenyataan bahwa ia menemukan orang sebaik ini di tempat bagus ini. Namanya Rita, dan Lana sangat beruntung bisa berkesempatan kenal dengannya. Usianya sepantaran dengan Raka dan Isar, 22 tahun, dan dirinya baru saja di pinang oleh lelaki pujaannya sekitar 2 bulan yang lalu. Katanya, menikah muda adalah impiannya. Lucu sekali, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Brainwave
FanfictionKelana pikir senyuman lebarnya akan menyembuhkan. Tekadnya untuk tetap giat belajar, membangun koneksi baik dengan banyak orang, selalu bertingkah ceria.. Kelana pikir itu semua cukup untuk memperbaiki kerapuhan di dirinya. Menambal sebuah bidang ya...