Hari senin seorang Kelana Ataletha Diaphenia dijalaninya dengan baik. Tak seperti kebanyakan orang yang membenci hari senin, Lana sedikit menyukai hari ini. Setidaknya untuk semester ini. Karena jadwal kelasnya terhitung sangat santai. Hanya satu kelas, dan dimulai pukul 10 pagi.
Namun sepertinya ada yang berbeda dengan seninnya kali ini.
Biasanya, Lana akan berangkat ke kampus lebih pagi, karena Raka memintanya begitu. Tahu sendiri, kan, jika semenjak mereka dekat Raka terus menjemput Lana untuk mengajaknya berangkat bersama, terlebih jika jadwal mereka berdekatan. Itu berlaku untuk hari senin. Tapi berhubung kelas Raka dimulai lebih dulu, Lana harus berangkat lebih awal. Membuatnya harus menunggu kelas dimulai, padahal biasanya dia akan berangkat jika waktunya sudah mepet.
Tapi sekali lagi, sepertinya hari ini berbeda.
Pagi-pagi sekali, Lana sudah dikejutkan dengan pesan dari Raka. Pesan yang butuh beberapa menit untuk Lana mencernanya dengan baik.
Alfataraka: Na, saya skip kelas, masuk anginnya nerus.
Alfataraka: Maaf gak bisa berangkat bareng, kamu hati-hati.
Pesan yang pada akhirnya membuat Lana melengkungkan senyum di bibirnya. Raka, apa yang membuat lelaki itu meminta maaf padanya saat sakit begini, sih? Manis sekali.
Begitu keluar dari kelasnya, Lana celingukan, mengabsen seluruh penjuru tempat di sekitar kelasnya. Sebuah ponsel dia tempelkan di telinga kanannya, menunggu seseorang menjawab teleponnya, namun tak nihil.
"LAN, WOY!"
Ah, itu dia!
Seorang lelaki jangkung berjalan ke arah Lana dengan senyumnya. Tangannya masih menggandeng seorang gadis—itu pacarnya. "Tadi gue nunggu Aya dulu hehehe sorry nunggu, ya!" Jelas lelaki itu sambil menepuk-nepuk bahu Lana.
"Gak apa-apa, Sar, gue juga baru keluar, kok."
"Yaudah, berangkat sekarang, nih? Mau langsung ke kosan Raka apa gimana?" Tanya Kayara. Iya, jadi rencananya mereka bertiga akan pergi ke kosan Raka untuk menjenguk. Awalnya sih Lana santai saja saat Raka memberitahunya soal dia yang masuk angin, tapi perkataan Kayara mengubah semuanya. "Raka tuh jarang sakit sampe skip kelas gitu, Lan, kayanya sakitnya lumayan, deh."
Kalimat yang disampaikan Kayara saat dirinya cerita bahwa Raka sakit membuat Lana berubah pikiran. Dia akhirnya meminta Isar dan Kayara menemaninya ke tempat tinggal Raka. Lana tidak mungkin kesana sendiri, kan?
"Anter ke Borma dulu, ya? Gue mau beli sesuatu." Sepupu dan teman baiknya itu langsung menganggukkan kepala mereka serentak. Bagus, benar-benar pasangan serasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brainwave
FanfictionKelana pikir senyuman lebarnya akan menyembuhkan. Tekadnya untuk tetap giat belajar, membangun koneksi baik dengan banyak orang, selalu bertingkah ceria.. Kelana pikir itu semua cukup untuk memperbaiki kerapuhan di dirinya. Menambal sebuah bidang ya...