25. Tentang Melepaskan

390 77 0
                                    

Kayara dan Kaisar bertemu saat baru duduk di bangku kelas SMA. Kebetulan, mereka berada di kelas yang sama sejak ospek hingga kelas 1 SMA. Si Jutek Kayara, dan Si Bengal Kaisar.

Sejak pertama kali bertemu, mereka tidak pernah akur. Nada bicara mereka pada satu sama lain tak pernah baik, selalu saja ada yang memulai perdebatan. Padahal, yang di debatkan juga bukanlah sesuatu yang besar. Seperti Isar yang selalu sengaja duduk di meja belajar Kayara, meminjam pulpennya tanpa ijin, merecoki Kayara saat mengerjakan tugas, atau mengambil makanannya. Memang Isar lah biang onar dalam setiap permasalahan mereka.

Tapi dari permasalahan-permasalahan kecil itulah, Isar mempertahankan jaraknya dengan Kayara.

Mereka berdua berada dalam lingkungan perumahan yang sama, hanya beda komplek. Biasanya, orang yang berada dalam satu lingkukan rumah dan satu kelas akan berangkat atau pulang bersama, tapi tidak dengan mereka. Tau sendiri, jika mereka tidak pernah akur.

Pertengkaran mereka di sekolah saja sudah cukup, jangan di tambah dengan perjalanan pulang-pergi mereka.

Saar penjurusan, Isar masuk kelas IPA, sedang Kayara ke kelas IPS, membuat mereka bukan hanya terpisahkan kelas, mereka berada di kelas dengan area berbeda di sekolah. Isar masuk kelas unggulan—IPA 1, sekelas dengan Raka. Kelas mereka berada di tengah sekolah, di area semi-sepi dekat green school. Sedang kelas Kayara ada di samping lapangan upacara—area paling ramai di sekolah.

Mereka berdua—bersama Raka hampir setiap hari berangkat sekolah dan pulang bersama. Isar bergabung dengan Raka yang setiap hari sejak SMP kemana-mana bersama Kayara. Lalu semenjak saat itu, mereka memutuskan untuk berteman baik.

Isar hadir sebagai pembatas hubungan Raka dan Kayara yang mulai aneh, lebih dari hubungan antara teman. Dan Isar pun menyadari hal itu.

Isar menyadari perasaan Kayara pada Raka, juga perasaan Raka pada gadis itu. Perasaan yang juga Isar rasakan pada Kayara.

Perasaan suka.

"Kamu suka sama Aya, Sar?" Tanya Raka pada suatu hari. Mereka baru pulang sekolah, tapi saat itu Kayara yang harus berkumpul dengan anggota ekstrakurikuler seni rupa sepulang sekolah tidak ada bersama mereka.

Isar mengangguk yakin. "Kenapa emang?"

"Gak apa-apa, saya juga suka." Jawab Raka dengan sangat tenang.

Isar kira, Raka mau mengibarkan bendera pertarungan. Isar kira, Raka akan mengajaknya untuk bersaing sehat, atau semacamnya. Tapi bukan, tingkahnya bahkan terlalu tenang untuk orang yang kasarnya—mengajak bertarung.

"Dan Aya juga suka sama lo! Kenapa kalian gak pacaran sih, kalian?"

Raka tertawa hambar. "We'll forever just be friends." Katanya, lalu kembali tertawa. "Lagian kalau saya sama Aya, kamu sama siapa? Hahaha"

"Ada atau gak adanya lo gak akan bikin Aya berubah pikiran, kali. Dia emang gak mau aja sama gue."

Mendapatkan Kayara bukanlah hal yang mudah bagi Isar. Gadis itu telah benar-benar mengenalnya sebagai Isar yang menyebalkan, yang selalu mengganggu hidupnya. Citranya sudah benar-benar buruk di depan Kayara. Dan karena itu, Kayara jadi tidak seperti gadis-gadis lain yang bisa Isar kejar secara terang-terangan.

BrainwaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang