Alfataraka Putra Soeharsono.
Nama itu telah bersamanya selama 22 tahun. Nama yang diberikan oleh orang tuanya. Nama terbaik rangkaian kedua orang tuanya, dengan makna-makna baik di dalamnya.
Nama yang tak hanya berarti bagi Raka, namun bagi sejarah pertemuan kedua orang tuanya.
Dulu, kedua orang tua Raka pertama berkenalan di laboraturium fisika SMU Dirgantara—tempat mereka dulu menimba ilmu. Mereka berada di kelas yang berbeda, namun berdekatan. Ayahnya kelas IPA 1, sedang Bunda berada di kelas IPA 2. Meskipun begitu, mereka tidak saling mengenal hinggal akhir kelas 3, dengan laboratorium fisika sebagai saksi bisunya.
Saat itu adalah hari jum'at, giliran kelas IPA 1 dan 2 pergi ke laboraturium fisika untuk ujian praktik sekolah. Sistemnya memang begitu, dalam satu hari ada dua kelas yang akan menghadapi ujian. Kata gurunya sih, biar menghemat waktu.
Yudo—Ayah Raka yang berada di absen terakhir harus rela terpisah dari sebagian besar temannya yang lain. Dengan terpaksa, ia pun bergabung dengan kelas IPA 2.
Masing-masing siswa dipersilahkan untuk memilih nomor meja yang akan mereka tempati untuk ujian praktik, meja itu pula yang menentukan materi apa yang nantinya akan mereka praktikan. Ada enam materi yang harus dipilih secara acak, diantaranya pengukuran, gravitasi, difraksi, listrik, elastisitas, dan pegas.
Jihan mendapat nomor 3, sedang Yudo nomor 9. Mereka mendapat materi yang sama, yaitu difraksi atau pelenturan gelombang cahaya ketika melewati celah sempit.
Beberapa menit sebelum waktu ujian berakhir, Jihan masih kerepotan dengan angka-angka yang ia dapatkan dari penelitiannya bersama kisi difraksi, laser pointer dan mistar yang telah disediakan. Dalam ujiannya, ia harus menghitung panjang gelombang cahaya dari laser pointer—yang Jihan gunakan adalah laser pointer berwarna merah. Menurut penelitian terdahulu, panjang gelombang dari sinar merah ada di kisaran 630 - 700 nm. Tapi hasil yang Jihan dapatkan malah melenceng jauh dari hasil itu. Kadang terlalu kecil, kadang juga terlalu melenceng jauh lebih besar.
Jihan meyakini ada yang salah dari penyelesaiannya, tapi apa?
Yudo yang sudah selesai lebih dulu memilih untuk menghampirinya, menanyakan apa ada hal yang sukar di mengerti. Sejak saat itulah mereka berkenalan. Karena ujian prakter fisika, karena materi gelombang.
Maka dari itu, mereka memutuskan untuk menamai anak-anak mereka dengan nama-nama gelombang otak atau brainwave. Theta (θ), Alfa (α), dan Gamma (γ).
Alfataraka berasal dari dua kata, Alfa dan Taraka.
Setelah Tetha, orang tua mereka memutuskan untuk memberikan nama itu untuknya. Nama yang sempat di bencinya karna satu hal. Nama yang bagus, apa lagi setelah orang tuanya bilang jika dulu mereka pernah mempertimbangkan nama Delta untuknya. Ih, gak deh, Alfa terdengar lebih keren.
Besaran frekuensinya sekitar 8-13 Hz. Alfa adalah keadaan di mana otak manusia dalam keadaan rileks tapi masih dalam keadaan sadar (conscious). Ketika kita berada dalam gelombang Alfa, suasana terasa rileks dan stress akan hilang, saat itulah kita bisa masuk ke dalam pikiran bawah sadar. Maksudnya bawah sadar ini adalah di bawah kondisi Beta, di mana kita benar-benar dalam kondisi sadar sepenuhnya dan menggunakan akal pikiran secara penuh. Karena dalam kondisi Alfa pikiran akan terfokus pada satu hal tertentu secara terpusat. Saatnya kita bisa mengubah citra diri, kebiasaan, menanamkan pikiran tertentu dan menetapkan tujuan.
Dalam keadaan Alfa konsentrasi pikiran tertentu akan terpusat, karena kita hanya bisa berpikir tentang satu hal pada satu saat dan apabila kita lalu berpikir lebih dari satu maka kita telah masuk dalam keadaan Beta atau keluar dari Alpha Condition.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brainwave
FanfictionKelana pikir senyuman lebarnya akan menyembuhkan. Tekadnya untuk tetap giat belajar, membangun koneksi baik dengan banyak orang, selalu bertingkah ceria.. Kelana pikir itu semua cukup untuk memperbaiki kerapuhan di dirinya. Menambal sebuah bidang ya...