Assalamu'alaikum Pa..Papa pasti baru pulang dari rumah Om Bayu ya?
Maaf ya Pa, Lana gak sempet pamitan langsung, Lana pengen cepet-cepet sampe Bandung. Lana juga yakin kalo tadi pamitan langsung, Papa gak akan biarin Lana pergi kan?
Pa, Lana gak akan larang Papa untuk nikah sama siapa pun, ini hidup Papa dan Papa bisa lakuin apapun yang Papa ingin. Tapi tolong jangan paksa Lana untuk menerima siapapun yang akan memggantikan posisi Mama. Jangan juga paksa Lana untuk mempercayai orang yang bahkan belum Lana kenal sebelumnya.
Lana terlalu takut untuk percaya lagi sama orang, Pa, Papa bisa ngerti kan?
Semoga niat baik Papa untuk menikahi wanita itu berjalan lancar ya, Pa. Lana janji, saat hari itu tiba Lana akan hadir dan mendoakan yang terbaik untuk hubungan kalian berdua.
Tapi, Pa.. jangan pernah libatkan wanita itu dengan Lana, ya?
Lana mungkin akan menerima beliau sebagai istri Papa, tapi jika untuk menjadi sesuatu di hidup Lana, maaf Pa, itu kayaknya gak akan pernah bisa. Lana harap Papa bisa mengerti akan hal ini juga.
I'll always pray for ur happiness, Dad!
ur only lil' daughter,
Kelana
Setelah merasa cukup akan isi surat yang dia tujukan untuk papanya, Lana melipat kertas itu jadi dua kali lebih kecil lalu menempelkannya di pintu kamar yang tertutup. Gadis itu terus membisikkan kata maaf dengan pelan, masih merasa tak enak karena harus meninggalkan papanya tanpa pamit secara langsung.
Tapi mau bagaimanapun, dia tetap harus pergi. Lana tidak mungkin terus menerus berada disini dengan papanya. Lana butuh waktu untuk sendiri, disaat hanya akan ada bayangan tubuhnya sebagai teman. Lana takut jika eksistensinya di rumah malah membuatnya melampiaskan semua hal yang sedang bersarang di otaknya. Tidak, jangan sampai itu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brainwave
FanfictionKelana pikir senyuman lebarnya akan menyembuhkan. Tekadnya untuk tetap giat belajar, membangun koneksi baik dengan banyak orang, selalu bertingkah ceria.. Kelana pikir itu semua cukup untuk memperbaiki kerapuhan di dirinya. Menambal sebuah bidang ya...