P E M B U K A A NVote dan komentarnya guys!
DAVID GENZA
***
David yang mendengar itu sontak menghentikan langkah, menatap Rily dengan serngitan di dahinya. "Gimana?" tanya David untuk memastikan bahwa telinganya masih berfungsi dengan benar.
"Gue suka sama lo!" seru Rily lantang.
David membelalak. Rily menutup mulutnya dengan telapak tangan kaget, dan Glapita tiba-tiba datang dari belakang tubuh jangkung David, menghampiri Rily dan David.
"Kenapa berhenti? Gue kira lo udah sampe di ruang Osis." Glapita kebingungan menatap David dan Rily bergantian.
"Kalian kenapa dah?" tanya Glapita melihat ekspresi tidak biasa dari keduanya.
"Gakpapa kok kak hehe..." Rily nyengir kuda, menggigit bibir bawahnya dengan badan yang bergerak gelisah seperti cacing kepanasan. "Gue pergi duluan ke ruang Osis ya kak, permisi..." Rily membungkukkan badannya, ia memejamkan mata menahan malu. Lalu berlari meninggalkan David yang diam-diam tersenyum dan Glapita yang menatap aneh kepergian Rily.
***
"Cukup untuk rapat hari ini, makasih buat semua yang bersedia membantu Osis dan SMA kita secara sukarela. Ingat, tujuan Osis ini dibentuk untuk pemersatu, jadi gue harap kita semua bisa bersikap adil dan menyampingkan urusan pribadi dalam bertindak. Gue tahu rapat ini terlalu mendadak, dan mungkin bagi anak kelas sepuluh buat jadi anggota inti Osis itu terlalu terburu-buru." David terkekeh pelan. "Tapi ya gimana lagi, udah dari dulu tradisinya emang gini. Dan kalian pasti tahu kalau Osis salah satu organisasi yang paling dibutuhkan. Pelan-pelan aja, perlahan kalian bakalan terbiasa."
David mengela napas, ia melirik satu persatu anggotanya. Melihat semua mengangguk paham, David tersenyum seraya menganggukkan kepalanya pelan. "Fix, rapat di tutup." semua yang berada di ruangan itu bertepuk tangan. Puas dengan hasil rapat hari ini, David ikut bertepuk tangan dengan senyum yang merekah.
Satu persatu mulai meninggalkan ruangan itu, sedikit basa-basi namun berujung pergi. David mengemasi berkas-berkas diatas meja, ia duduk di kursi dan membaca ulang isi berkas itu.
Rily menghebuskan napas lelah, ia meregangkan otot-otot tangannya. Lalu berdiri dari duduknya, ia menyusun lembaran kertas-kertas hasil rapat dengan rapi.
"Ril, udah siap catatannya?"
Rily menoleh, Erika, sekretaris Osis yang pertama menghampirinya. Rily dipilih menjadi sekretaris kedua, yang bertugas mencatat hasil dari setiap rapat. Dan pada rapat pertama, Rily sudah harus melaksanakan tugasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Hurt Me!
Teen FictionDi sebuah taman yang tampak tidak terawat, daun-daun kekuningan bunga yang gugur berjatuhan di atas rerumputan hijau yang basah terkena tetesan rintik hujan. Angin bertiup semakin kencang, sosok gadis berambut sebahu itu menangis sengungukan di bawa...