20. Kebenaran yang tertutupi

526 29 17
                                    

"Glapita?"

"Halo Ril, halo David." Glapita melambai seraya tersenyum lebar. "Tiketnya udah di beli, kan?"

"Iya udah, yaudah ayo masuk."

Rily masih berusaha mencerna semuanya, ia tersenyum miris. Salah sendiri karena terlalu percaya diri bahwa David hanya ingin berduaan bersama dirinya.

"Ril, kenapa malah bengong?"

Rily mengerjap, "hm, iya kenapa?"

"Ayo masuk,"

Rily mengikuti langkah Glapita dan David dari belakang. Melihat David dan Glapita yang begitu dekat membuat Rily hanya bisa menelan pahit kenyataan.

Di dalam bioskop, David duduk di tengah, sedangkan Rily dan Glapita berada di sisi kanan dan sisi kiri lelaki itu.

Film dimulai, namun Rily tidak merasa tertarik sama sekali. Pikirannya tidak bisa fokus, saat melihat tangan David menggenggam tangan Glapita yang sedang ketakutan.

Rily mencibir saat mendengar Glapita teriak ketakutan, sama seperti penonton yang lainnya. Apasih gitu aja takut.

Entah mengapa ia jadi kesal kepada semua orang di dalam bioskop itu, apalagi Glapita yang curi-curi kesempatan meluk lengan David. Ew, genit banget nih cabe.

Karena terlalu asik memperhatikan kedekatan Glapita dan David, Rily tidak lagi menonton layar lebar di hadapannya. Hingga saat semua orang tidak ada yang berteriak, Rily jadi penasaran dan sontak menghadap kedepan.

















"KYAAAAAAAA!"











Rily berteriak kencang saat melihat manusia berbadan setengah hewan di layar bioskop, hanya dia yang satu-satunya sedang ketakutan. Sedangkan yang lain sudah menonton itu dari tadi, dan mereka hanya diam karena scene itu yang menegangkan.

Rily meringis kecil dan meminta maaf karena telah mengusik penonton yang lain, ia sangat malu.

Lalu ketika semua orang kembali ribut, karena ketakutan. Rily pasti selalu melirik kesamping, dimana ada Glapita yang menggelayut manja di lengan David. Lalu ketika suasana hening, Rily akan berteriak kencang atau tertawa sendiri menatap layar bioskop.

Hingga akhirnya ruangan itu kembali terang, lampu bioskop kembali dihidupkan dan pertanda film sudah habis.

Rily berjalan di belakang mengekori Glapita dan David yang menuju pintu keluar bioskop.

David memelankan langkah, kini mereka sudah menyusuri lantai dua mall. "Ril, mau makan dulu?"

"Emm mau deh kak," ucapnya pasrah. "Pizza Hut, gue mau Pizza Hut."

Sedangkan Glapita sudah kembali setelah membeli aksesoris yang membuatnya tertarik. "Eh, makan yuk, Hanamasa?"

Rily menggeleng tegas saat David menoleh kepadanya, meminta persetujuan. "Gue mau Pizza Hut." ucap Rily dan menatap datar Glapita yang kini berjalan beriringan dengannya.

Glapita tersenyum kecil. "Yaudah gue ngikut aja."

"Fix, Pizza Hut."

Mereka sampai di Restoran Pizza Hut yang ramai akan pengunjung. Setelah mencari meja yang kosong, David memutuskan untuk duduk di bagian ujung Restoran. Lalu beberapa menit mereka duduk disana, seorang pelayan perempuan datang menghampiri meja mereka, dan meninggalkan beberapa buku menu di atas meja.

Rily sibuk membolak-balikkan buku menu, kemudian ia mengalihkan tatapannya ke David. "Kak David mau pesan apa?" tanya Rily dan kembali menatap buku menu dihadapannya. "Gue mau lasagna sama coklat milkshake aja, deh."

You Hurt Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang