Pensi day 1.
"KEPADA SELURUH SISWA DAN SISWI SMA HARAPAN BANGSA, DIHARAPKAN UNTUK SEGERA HADIR DI LAPANGAN SEKOLAH KITA. SE-KA-RANG!"
Saat pengumuman itu terdengar dari microfon kantor, seluruh anggota Osis berkumpul membentuk lingkaran di ruangan itu.
David menghembuskan napas, menatap satu-persatu anggotanya dengan penuh semangat. Ia mengulurkan tangan ke depan, dan langsung di ikuti oleh yang lain tak kalah semangat.
"Osis SMA Harapan Bangsa?!" seru David.
"Pasti bisa!" sahut yang lainnya bersemangat dan berseru kompak.
Kini dengan langkah pasti, satu-persatu keluar dari ruangan Osis itu menuju lapangan.
Mereka semua memakai almamater berwarna maroon, dan saat di luar ruangan, anak Osis berjalan bersama serta membentuk barisan secara rapi. David dan Glapita di depan, memimpin barisan, sedangkan yang lainnya mengikuti di belakang.
Saat itu, siswa-siswi SMA HB yang mulai hadir di lapangan dan yang masih berlalu lalang di koridor, kompak memusatkan perhatian ketika melihat Osis yang terlihat begitu kompak untuk pertama kalinya.
"Anjir, damage nya parah!"
"Kok tumben Osis akur? Biasanya jalan masing-masing kayak anak hilang."
Marsha dan Rily saling melirik dan melayangkan senyum tipis, mereka tentu mendengar semua celetukan itu.
Di tengah lapangan, kini sudah ramai akan siswa dan siswi, juga guru-guru, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, beserta tata usaha SMA HB.
Rena dan Alvian naik ke atas panggung pensi. Anggota Osis yang lain berpencar di posisi yang telah mereka atur dan direncanakan saat rapat kemarin.
Marsha dan Rily berjalan menuju ujung pinggir lapangan, berdiri di sana dan memantau dari jauh.
Erika dan Faisal bertugas untuk membagikan makanan ringan dan minuman untuk guru.
David berdiri di sebelah kiri depan panggung, tersenyum bangga saat Rena dan Alvian memulai acara.
Glapita berada di tengah-tengah lapangan, berbaur dengan siswa dan siswi yang lain. Glapita hanya bisa menahan senyum ketika banyak siswa dan siswi yang melayangkan tatapan tidak suka kepadanya.
Sedangkan sebagian anggota Osis yang lain, berada di belakang layar. Ada juga yang bertugas untuk memeriksa setiap kelas yang diwajibkan kosong saat pensi berlangsung.
"Assalamualaikum waroh matullahi wabarokatuh ... " ucap Rena menggunakan pengeras suara di atas panggung.
"Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua." lanjut Alvian sembari tersenyum tampan.
Setelah mengucapkan salam pembuka, Alvian dan Rena langsung membacakan susunan acara.
"Yang pertama, kata sambutan dari pemilik yayasan SMA Harapan Bangsa."
"Karena pemilik yayasan SMA Harapan Bangsa tidak bisa hadir karena suatu kendala, maka kepala sekolah SMA Harapan Bangsa akan mewakili pemilik yayasan SMA Harapan Bangsa."
"Kepada Bapak kepala sekolah SMA Harapan Bangsa, waktu dan tempat di persilahkan."
Kepala Sekolah SMA Harapan Bangsa naik ke atas panggung.
"Mulai panas nih,"
Rily menoleh. "Diem, dengerin kepsek tuh, lagi ngomong."
Marsha mengatupkan bibir, menatap dengan malas kepsek yang sedang menyampaikan kata sambutannya di atas panggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Hurt Me!
أدب المراهقينDi sebuah taman yang tampak tidak terawat, daun-daun kekuningan bunga yang gugur berjatuhan di atas rerumputan hijau yang basah terkena tetesan rintik hujan. Angin bertiup semakin kencang, sosok gadis berambut sebahu itu menangis sengungukan di bawa...