24. Triple kill

551 35 24
                                    


"Siapa sih?" Naza berjalan mendekat, menatap Rily penasaran saat mendengar Rily berteriak histeris. "Heh, abis liat setan apa gimana?" tanya nya kepada Rily yang masih mematung dengan ponsel yang terlempar jauh ke sudut kasur.

Rily mengerjap, otaknya masih belum bisa mencerna dengan baik apa yang baru ia lihat. "Roti sobek?" gumam Rily pelan, lalu menggelengkan kepala kuat. "GUE GAK LIHAT APAPUN!" Rily mengacak rambut. "ENGGAK! ENGGAK! ENGGAK..." teriaknya histeris.

Naza melongo, segera membekap wajah Rily dengan bantal. "Lu siapa ha?! Keluar nggak lo?!"

Rily meronta-ronta, menendang betis kaki Naza. "Lo pikir gue kerasukan?!" tanya nya tersulut emosi. "Gara-gara lo gue ketahuan njir, mau ditaro mana muka gue???" Rily menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. "Yaampun dadanya..."

Naza menyerngit, ia mendelik dan berjalan mengitari kasur. Meraih ponsel Rily di sudut kasur. "LO STALKING IG KAK RAKA?!" Naza terbelalak.

Rily mendengkus, menghentak-hentakkan kaki. "Gue baru buka, tapi udah ketahuan. Belum juga sempat ke stalk, eh udah keciduk..."

Naza mendekat, duduk dihadapan Rily. "Ketahuan gimana? Kok bisa?" tanya nya kepo. "Jangan bilang, lo tadi senyum-senyum..." ia menggantungkan ucapannya, menunggu respon Rily.

"Ck! Gue tuh tadi senyum karena liat profil kak Vian, ganteng banget kayak seleb. Dan lo, ah sialan!" Rily menatap sinis Naza. "Gara-gara kekepoan lo, gue gak sengaja vidcall kak Vian! Maluuuu...."

"SERIUS???"

Rily mengangguk antusias, walau masih jengkel dengan Naza. "Dan vc gue diangkat! Lo tahu gue liat apa?"

Naza menggeleng penasaran. "Apa?" tanya nya tak sabar.

Rily memegang kepala. "Ngeliat kak Vian abis mandi," Rily menarik napas. "Dia gak pake baju atasan, rambutnya basah, mukanya masih seger. Dan dadanya..."

"Stop!  Gue nggak sanggup, kasih gue napas buatan!" Naza pura-pura kehabisan napas. "Lanjutin, lanjutin!"

Rily memutar bola mata malas. "Ya gue matiin lah bego, yakali gue ngomong. Halo kak Vian, dadamu menggoyahkan imanku." Rily tersenyum paksa, sembari melambaikan tangan.

Naza terkekeh. "Kayaknya keberuntungan selalu sama lo deh Ril."

"Beruntung sih beruntung, tapi gue malu. Nanti kalau ketemu gue kudu gimana...?"

"Iya juga sih ... " Naza menggaruk pelipis.

"Gara-gara lo nih!" Rily memberengut.

Naza cengengesan tanpa dosa. "Entar juga kak Raka lupa, gue mandi dulu. Babay!"

"Kebiasaan sih lo! Mandi pas mau adzan, awas dicubit setan."

Naza mengedikkan bahu acuh, dan berjalan memasuki kamar mandi.

Rily mendengkus, ia meraih ponselnya yang ditaruh Naza di atas nakas. Layar ponselnya masih memperlihatkan akun istagram Raka.

Profil lelaki itu, duduk di atas panggung sembari memeluk gitar di pangkuannya dan microfon di hadapannya.

"Profil aja udah cakep," Rily menggulir layar ponsel. Hanya ada dua postingan di akun instagram Raka.

Postingan pertama, foto bersama teman-teman Raka. Dan David salah satu orang yang berada di dalam foto itu.

"Mereka sering manggung di kafe ya?" Rily kembali menggulir layar ponsel.

Postingan kedua, adalah foto seorang wanita yang membelakangi kamera.

Rily tertegun.

Dalam postingan itu, wanita itu tampak sedang menikmati suasana pantai. Rambut panjangnya tergerai indah hingga sepinggang dan bergelombang di ujung surai rambut perempuan itu. Kedua tangan perempuan itu terentang dengan kepala yang sedikit menengadah ke atas, menatap langit.

You Hurt Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang