47. Pesta yang gagal

293 30 15
                                    


Oke, sekian. Pembelajaran untuk hari ini selesai."

Rily menghembuskan napas panjang.

Teman-teman les Rily yang lain sudah keluar dari ruangan itu bersama sang tutor yang juga mengundurkan diri.

Rily masih tidak bergeming ditempatnya.

Ting!

Rily melirik touch pop ponsel miliknya yang menyala.

Kutub ES
Dimana? Gue nunggu lo

Rily dengan cepat meraih tas kecil dan ponselnya lalu berlari keluar ruangan itu.

Rily menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa, membuat beberapa orang menggeser tubuh dan menatap tidak suka gadis itu.

Rily sampai di lobi utama gedung itu, gedung tempatnya untuk mendapatkan tambahan pelajaran.

Rily mendorong pintu kaca gedung, keluar dari gedung itu. Ia mengedarkan pandang, mencari-cari keberadaan Raka.

"Eh itu siapa sih? Artis bukan?"

Rily melirik, melihat beberapa gadis seusianya yang mungkin bagian dari orang yang belajar di gedung ini, tempat Rily juga belajar, sedang berbisik-bisik dan menatap kagum seseorang.

Rily mendekat ke arah gadis-gadis cantik itu.

"Ganteng banget astaga ... Dia les disini nggak sih? Kok gue gak pernah lihat."

Benar dugaan Rily, mereka juga les di tempat yang sama dengan Rily.

"Kayak oppa-oppa? Mancung banget hidungnyaa ... Dia sekolah dimanaaa?"

Rily berdeham, ia tahu siapa lelaki yang dipuja-puja gadis-gadis itu. Lelaki yang mengenakan kemeja berpadukan jeans sobek-sobek itu sedang duduk di atas motor besar sembari menyugar rambutnya kebelakang.

Membuat gadis-gadis itu menjerit kesenangan.

Tanpa sadar Rily mendecih, ia berjalan cepat menghampiri lelaki itu dengan raut wajah yang sedang menahan kesal.

"Kak Vian!" panggil Rily sengaja di nyaringkan.

Raka menaikkan alis, menoleh pada Rily. "Udah pulang?" tanya nya dan tersenyum mempesona.

Rily bisa mendengar teriakan-teriakan gadis-gadis dibelakangnya dan itu membuat dada Rily terasa panas.

Rily mengulurkan tangan. "Helm gue mana? Cepetan!"

Raka menyerahkan helm cadangan yang sengaja ia bawa untuk Rily. Raka turun dari motornya, memasangkan helm itu dikepala Rily lalu mengaitkan tali pengamannya dibawah dagu.

Pipi Rily sudah bersemu merah.

"Lah itu ceweknya?"

"Gue pikir adiknya njir,"

"Dah lah mundur, dah punya cewe juga."

You Hurt Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang