Amor tiba-tiba menelepon Naza, mengatakan bahwa ada hal mendesak yang membuat Mang Ali tidak bisa menjemput Rily.Naza yang hari ini akan pulang kerumahnya, mendesah pelan. Ia tidak tahu dimana Rily sekarang, gadis itu hanya mengatakan bahwa ia akan menemani seseorang.
Naza yang sedang menunggu jemputannya di depan halte, kini kembali memutar tubuh memasuki gerbang sekolah.
Ia menghubungi Rily berkali-kali, namun gadis itu tak kunjung mengangkat telepon.
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, atau berada di luar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi."
Naza berdecak saat suara operator terdengar. Ia menyusuri koridor dan melewati ruang Osis, tepat saat David keluar dari ruangan itu dan tengah mengunci pintu ruang Osis.
"Kak David?" "Naza?"
Mereka menyapa kompak. Naza terkekeh pelan, sedangkan David menggaruk telinga yang tidak gatal.
"Mau----" "Kak----"
Keduanya tertawa kecil, saat mereka kembali bergumam di waktu bersamaan.
"Lo aja duluan." ucap David memutuskan.
"Kak David gak pulang?"
"Ini mau pulang, udah waktunya juga, kan?"
Naza mengangguk membenarkan.
"Lo sendiri, kenapa belum balik?"
"Oh ... Gue mau nyari Rily,"
David menyerngit. "Emangnya dia kemana? Lo gak bareng dia?"
Naza meringis kecil saat melihat wajah panik David yang sedikit kentara. "Dia gak kenapa-kenapa kok kak." sahut Naza menenangkan. "Rily cuma lagi pergi nemenin orang, gak tau siapa."
David terkekeh kecil. "Gue temenin mau?"
"Gak ngerepotin?"
"Enggak." kini mereka sudah berjalan menyusuri koridor. "Emang dia bilang pergi kemana?"
"Kalau gak salah lapangan basket."
"Ngapain kesana?"
"Gak tahu juga kak, itu anak emang unik banget." ucap Naza menggerutu kecil. "Oh iya kak, Rily bilang, bentar lagi sekolah bakalan ngadain pensi?"
David menganggukkan kepala, mereka berjalan menuju lapangan basket. "Iya, satu minggu lagi kita bakalan pensi."
"Ada acara apa aja?"
"Ya kayak pensi biasanya, tapi bakal ada sesuatu yang Osis adain khusus buat anak HB."
"Boleh gue tahu?"
"Rahasia." ucap David lalu mereka sama-sama tertawa.
Mereka sudah memasuki lapangan basket, dari pintu kanan ujung tribun.
"Emm emang Rily ada disini?" tanya Naza sembari menuruni anak tangga tribun, ia mengedarkan pandang mencoba mencari kehadiran seseorang di lapangan selain dirinya dan David.
"Gue juga gak tau, yang penting kita coba cari aja. Btw, kenapa lo nyariin Rily?"
"Dia gak ada yang bisa jemput hari ini, jadi pulang bareng sama gue. Nyokapnya nelpon ke gue tadi, nomor Rily gak aktif katanya."
Di anak tangga tribun ke dua, terdengar suara kegaduhan yang berasal dari arah kanan tribun.
David dan Naza kompak menoleh dan mendekat.
"Ka--kalian ngapain?" tanya Naza ketika melihat Raka menidih tubuh Rily.
"Eh!" Rily mendorong keras tubuh Raka dari atas tubuhnya, ia segera berdiri sedangkan Raka meringis kecil memegang lengan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Hurt Me!
Fiksi RemajaDi sebuah taman yang tampak tidak terawat, daun-daun kekuningan bunga yang gugur berjatuhan di atas rerumputan hijau yang basah terkena tetesan rintik hujan. Angin bertiup semakin kencang, sosok gadis berambut sebahu itu menangis sengungukan di bawa...